Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama sejumlah pemangku kepentingan membentuk pusat stok terumbu karang (Coral Stock Center/CSC) di perairan Pulau Bokori, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Tb. Haeru Rahayu dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, menyampaikan bahwa KKP telah berkomitmen melestarikan terumbu karang untuk menjaga keseimbangan ekosistem di laut.

Komitmen itu, ujar Tb Haeru Rahayu yang akrab disapa Tebe itu, diwujudkan antara lain dengan inisiatif pembentukan Coral Stock Center di perairan Pulau Bokori.

“Pembentukan CSC ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya KKP telah membentuk CSC di beberapa lokasi di antaranya Pantai Malalayang, Manado dan lokasi lainnya termasuk coral garden (ICRG) di Nusa Dua,” ujar Tebe.



Lebih lanjut Tebe menjelaskan CSC Bokori tak hanya dibangun sebagai sumber penyediaan bibit karang untuk kegiatan transplantasi dan rehabilitasi karang di sekitarnya, namun juga akan menjadi pusat studi dan pembelajaran rehabilitasi terumbu karang sekaligus obyek ekowisata bahari.

Sementara Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Makassar Getreda M. Hehanussa mengungkapkan total rak transplantasi yang berhasil diturunkan sebanyak 60 rak, terdiri dari 40 rak pipa PVC, 10 rak besi, dan 10 rak jenis jaring laba-laba. Untuk tahap awal tak kurang dari 1.000 fragmen karang ditransplantasikan.

“Fragmen karang tersebut terdiri dari 18 spesies. Untuk Acropora sp. dan bambu laut berasal dari pengambilan dari alam perairan Pulau Bokori, sedangkan 16 spesies lainnya merupakan dukungan dari Asosiasi Koral, Kerang dan Ikan Sulawesi Tenggara (AKKISTRA) dengan total 631 fragmen,” ungkap Getreda.



Sebelumnya, KKP melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020 berhasil merestorasi sekitar 74,3 hektare atau setara 93.685 berbagai jenis struktur terumbu karang yang ditempatkan di beberapa kawasan pesisir Pulau Dewata (Nusa Dua, Pandawa, Sanur, Serangan dan Buleleng).

Sedangkan untuk mangrove, KKP melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) sepanjang tahun lalu saja telah melakukan penanaman 2.975.129 batang mangrove dengan luas area mencapai 448,18 hektare. Luasan ini melampaui target yang ditetapkan yaitu 200 hektare.

"Kami memiliki komitmen juga terhadap kesehatan laut, untuk melakukan restorasi terhadap wilayah pesisir yang kritis terhadap kerusakan tanaman mangrove. Dan ini sudah kami lakukan, total mangrove di Indonesia luasnya 3,3 juta hektare yang kritis 647 ribu hektare. Kami sudah melakukan restorasi kurang lebih sekitar 3.000 hektare," tegasnya.

Sementara di tingkat internasional, Pemerintah Indonesia aktif mengikuti forum maupun dialog yang berkaitan dengan kesehatan laut. Misalnya pada 2009 lalu, Indonesia menginisiasi untuk menjaga dan memanfaatkan wilayah laut serta terumbu karang di daerah segitiga terumbu karang secara berkelanjutan.

Pewarta : M Razi Rahman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024