Poso (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Geofisika Palu mencatat terjadi 28 kali gempa bumi susulan setelah gempa bumi berkekuatan 5,4 magnitudo mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Sabtu(6/11) siang,
“Sampai 8 November pagi ada 28 kali gempa susulan dengan kekuatan 2,5 sampai dengan 4 magnitudo,” sebut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG stasiun Geofisika Palu, Hendrik Leopatty di Palu, Senin.
Berdasarkan hasil analisis BMKG stasiun Geofisika Palu, gempa bumi tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar lokal yang berada antara sesar Tokararu dan sesar Sausu.
“Versi analisis dari BMKG pusat penyebabnya sesar Sausu,” ucapnya.
Hendrik menjelaskan, hasil penelitian tim Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGem) melalui terbitan bukunya tahun 2017 dan direvisi pada tahun 2019 dengan nama peta bahaya gempa Indonesia, mencatat guncangan yang diakibatkan sesar Tokararu bisa mencapai 7 magnitudo. Sedangkan sesar Sausu 6 magnitudo.
“Begitu prediksi pakar kegempaan Indonesia. Itu target hitungan, mereka sudah meyakini sesar Tokararu 7 lebih dan sesar Sausu 6,” jelasnya.
Secara catatan sejarahnya, Hendrik menyebutkan BMKG belum memiliki data lengkap terkait dua sesar tersebut. “Sebelum tahun 2019 sensor kita masih kurang dan sekarang sudah mulai ada penambahan alat,” jelasnya.
Kata Hendrik, gempa susulan yang rasakan di Kabupaten Poso maupun di Parigi Moutong itu adalah hal yang wajar karena dinamika proses kesetimbangan lempeng di bawah permukaan.
“Pertama karena ada patahan, kedua karena gempa dengan kekuatan 5 magnitudo akan diikuti dengan gempa-gempa kecil dan ini adalah hal yang wajar,” terangnya.
“Gempa tidak bisa diprediksi tetapi kita berharap guncangannya cukup sampai di situ saja dan peluang besarnya tidak ada,” katanya.