Palu - Harga beras di sentra produksi di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dalam sepekan terakhir bergerak naik dibanding sebelumnya.
Ny Minggu (52), seorang warga di Desa Sejahtera, Senin, mengatakan sebelumnya harga beras di penggilingan padi Rp380 ribu per karung (isi 50kg), kini naik menjadi Rp400 ribu.
Kenaikkan harga beras diduga karena banyak petani di wilayah itu mengalami gagal panen pada musim tanam kali ini.
"Gagal panen memicu harga beras di Kecamatan Palolo bergerak naik," katanya.
Hal senada juga disampaikan Pedi (45), seorang petani di Desa Sibaga, Kecamatan Palolo. Ia mengatakan panen kali ini tidak sebagus sebelumnya.
Hasil panen petani rata-rata mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya karena banyak gabah yang kosong (tidak berisi).
Gagal panen disebabkan serangan hama, termasuk tikus dan burung.
Palolo merupakan salah satu dari sejumlah lumbungan pangan, terutama beras di Kabupaten Sigi.
Pelaksana tugas Camat Palolo, Yunus membenarkan adanya gagal panen diduga kuat karena serangan hama. Panen kali ini, katanya, kurang begitu mengembirakan petani.
Meski produksi pada panen raya kali ini mengalami penurunan, tetapi masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam maupun luar wilayah Palolo.
Selama ini, hasil panen petani selain dijual di pasar-pasar setempat, juga diperdagangkan di pasar-pasar tradisional Kota Palu.
Yunus tidak bisa merinci luas areal yang gagal panen, kecuali mengatakan petani menanam sudah sesuai dengan jadwal tanam yang ditetapkan Dinas Pertanian Kabupaten Sigi.
Pantau di pasar-pasar di Palu, harga beras medium dijual pedagang terendah Rp7.300,00 dan tertinggi Rp7.500,00 per kilogram.
Sementara harga beras premium terendah Rp7.900,00 dan tertinggi Rp8.200,00 per kilogram.
Menurut para pedagang di Pasar Masomba Palu, stok beras cukup banyak, tetapi harga mengalami kenaikkan. (BK03)
Ny Minggu (52), seorang warga di Desa Sejahtera, Senin, mengatakan sebelumnya harga beras di penggilingan padi Rp380 ribu per karung (isi 50kg), kini naik menjadi Rp400 ribu.
Kenaikkan harga beras diduga karena banyak petani di wilayah itu mengalami gagal panen pada musim tanam kali ini.
"Gagal panen memicu harga beras di Kecamatan Palolo bergerak naik," katanya.
Hal senada juga disampaikan Pedi (45), seorang petani di Desa Sibaga, Kecamatan Palolo. Ia mengatakan panen kali ini tidak sebagus sebelumnya.
Hasil panen petani rata-rata mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya karena banyak gabah yang kosong (tidak berisi).
Gagal panen disebabkan serangan hama, termasuk tikus dan burung.
Palolo merupakan salah satu dari sejumlah lumbungan pangan, terutama beras di Kabupaten Sigi.
Pelaksana tugas Camat Palolo, Yunus membenarkan adanya gagal panen diduga kuat karena serangan hama. Panen kali ini, katanya, kurang begitu mengembirakan petani.
Meski produksi pada panen raya kali ini mengalami penurunan, tetapi masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam maupun luar wilayah Palolo.
Selama ini, hasil panen petani selain dijual di pasar-pasar setempat, juga diperdagangkan di pasar-pasar tradisional Kota Palu.
Yunus tidak bisa merinci luas areal yang gagal panen, kecuali mengatakan petani menanam sudah sesuai dengan jadwal tanam yang ditetapkan Dinas Pertanian Kabupaten Sigi.
Pantau di pasar-pasar di Palu, harga beras medium dijual pedagang terendah Rp7.300,00 dan tertinggi Rp7.500,00 per kilogram.
Sementara harga beras premium terendah Rp7.900,00 dan tertinggi Rp8.200,00 per kilogram.
Menurut para pedagang di Pasar Masomba Palu, stok beras cukup banyak, tetapi harga mengalami kenaikkan. (BK03)