Palu (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tadulako (Untad) Palu untuk bekerja sama menekan peningkatan kasus stunting (kekerdilan) di provinsi tersebut.
"Ada insan-insan akademisi untuk membantu kita menurunkan stunting," kata Kepala BKKBN Provinsi Sulteng Maria Ernawati saat menerima kunjungan LP2M Untad Palu ke Kantor BKKBN Sulteng di Palu, Kamis.
Kata Maria keterlibatan akademik khususnya LP2M Untad Palu sangat membantu pemerintah dalam percepatan penurunan stunting. Menurut dia, LP2M Untad dapat membantu penurunan kasus stunting salah satunya melalui KKN tematik yang melibatkan mahasiswa.
"Dalam KKN bisa kiranya Untad memainkan peran dalam pencegahan stunting. Saya ingin mahasiswa dari Sulteng juga ikut ambil peran, berpartisipasi dalam penurunan stunting di kegiatan KKN," ucap Maria Ernawati.
Maria Ernawati mengemukakan sasaran penurunan stunting sesuai Perpres 72 tahun 2021 adalah keluarga berisiko stunting, mulai dari pra-konsepsi pada remaja yang siap menikah atau calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan ibu menyusui, anak usia 0-23 bulan dan anak usia 24 — 59 bulan.
"Ada dua hal yang harus kita perhatikan, selain menangani kasus stunting, jangan lupa stunting ini siklus hidup, keluarga yang berisiko itu juga sasaran kita," sebut Maria.
Dalam silaturahim itu, Maria Ernawati mengusulkan kepada LP2M Untad agar menyusun modul pelaksanaan KKN tematik yang fokus pada masalah stunting. Ia berharap ditahap awal mahasiswa dapat melakukan pengumpulan data untuk mengidentifikasi keluarga berisiko stunting.
"Mahasiswa itu kaum milenial pemikirannya out of the box, mungkin mereka bisa mengintervensi dengan kearifan lokal, ada kenang-kenangan yang ditinggalkan oleh mahasiswa KKN," sebutnya.
Berkaitan dengan itu Ketua LP2M Untad M. Rusydi mengemukakan KKN tematik yang fokus pada stunting, akan menjadi terobosan yang baru dan pertama kali di Sulteng.
Rusydi meyakini BKKBN memiliki tujuan yang selaras dengan pendidikan, untuk itu pihaknya ingin terus melebarkan sayap bersama melakukan terobosan-terobosan yang berdampak bagi peningkatan SDM.
"BKKBN tidak hanya kuantitas, tetapi kini lebih fokus ke kualitas sumber daya manusia. Sama dengan tujuan pendidikan. Kami ingin dengan kerjasama ini hasilnya bisa dinikmati anak cucu serta Sulteng bisa lebih maju dari provinsi lainnya," ungkap M.Rusydi.
"Ada insan-insan akademisi untuk membantu kita menurunkan stunting," kata Kepala BKKBN Provinsi Sulteng Maria Ernawati saat menerima kunjungan LP2M Untad Palu ke Kantor BKKBN Sulteng di Palu, Kamis.
Kata Maria keterlibatan akademik khususnya LP2M Untad Palu sangat membantu pemerintah dalam percepatan penurunan stunting. Menurut dia, LP2M Untad dapat membantu penurunan kasus stunting salah satunya melalui KKN tematik yang melibatkan mahasiswa.
"Dalam KKN bisa kiranya Untad memainkan peran dalam pencegahan stunting. Saya ingin mahasiswa dari Sulteng juga ikut ambil peran, berpartisipasi dalam penurunan stunting di kegiatan KKN," ucap Maria Ernawati.
Maria Ernawati mengemukakan sasaran penurunan stunting sesuai Perpres 72 tahun 2021 adalah keluarga berisiko stunting, mulai dari pra-konsepsi pada remaja yang siap menikah atau calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan ibu menyusui, anak usia 0-23 bulan dan anak usia 24 — 59 bulan.
"Ada dua hal yang harus kita perhatikan, selain menangani kasus stunting, jangan lupa stunting ini siklus hidup, keluarga yang berisiko itu juga sasaran kita," sebut Maria.
Dalam silaturahim itu, Maria Ernawati mengusulkan kepada LP2M Untad agar menyusun modul pelaksanaan KKN tematik yang fokus pada masalah stunting. Ia berharap ditahap awal mahasiswa dapat melakukan pengumpulan data untuk mengidentifikasi keluarga berisiko stunting.
"Mahasiswa itu kaum milenial pemikirannya out of the box, mungkin mereka bisa mengintervensi dengan kearifan lokal, ada kenang-kenangan yang ditinggalkan oleh mahasiswa KKN," sebutnya.
Berkaitan dengan itu Ketua LP2M Untad M. Rusydi mengemukakan KKN tematik yang fokus pada stunting, akan menjadi terobosan yang baru dan pertama kali di Sulteng.
Rusydi meyakini BKKBN memiliki tujuan yang selaras dengan pendidikan, untuk itu pihaknya ingin terus melebarkan sayap bersama melakukan terobosan-terobosan yang berdampak bagi peningkatan SDM.
"BKKBN tidak hanya kuantitas, tetapi kini lebih fokus ke kualitas sumber daya manusia. Sama dengan tujuan pendidikan. Kami ingin dengan kerjasama ini hasilnya bisa dinikmati anak cucu serta Sulteng bisa lebih maju dari provinsi lainnya," ungkap M.Rusydi.