Palu - Kue tetu saat ini masih menjadi sajian favorit warga Kota Palu untuk berbuka puasa selama Ramadhan 1433 Hijriah.

Pratiwi, warga Palu Barat, di Palu, Kamis, mengatakan selalu mengusahakan menyantap tetu untuk berbuka puasa.

"Rasanya kurang lengkap jika tidak menyantap tetu," katanya.

Setiap penjual di pasar ramadhan atau pasar dadakan di pinggir jalan pada umumnya selalu menyediakan kue tetu karena penganan itu selalu dicari masyarakat.

"Hampir setiap hari, tetu selalu ditanyakan dan dibeli warga," kata seorang penjual.

Tetu adalah kue berbentuk persegi panjang yang terbuat dari tepung terigu dan berasa manis.

Kue basah itu disajikan dalam wadah yang terbuat dari daun pandan itu dan biasanya memiliki tiga rasa, yakni rasa durian, rasa nangka, dan rasa manis gula.

Saat bulan Ramadhan, kata Pratiwi, sangat mudah untuk mendapatkan kue khas Kota Palu itu. Kue itu dijual di pinggir jalan dengan harga Rp5.000 satu kotak. Satu kotak berisi empat hingga lima kue.

Pratiwi mengaku juga sering membuat kue tetu sendiri karena cara membuatnya sangat mudah.

Ia mengatakan, cara membuatnya adalah dengan mengukus adonan tepung terigu yang sudah dicampur santan dan gula ke dalam cetakan dari daun pandan.

"Daun pandan, cetakan kue tetu pun sekarang sudah dijual di pasar-pasar," katanya.

Sekitar 20 menit kemudian, kue tersebut sudah masak dan menimbulkan aroma wangi perpaduan antara harum daun pandan dan santan.

Pratiwi mengatakan, kue tetu itu akan terasa lebih enak jika disajikan dalam keadaan dingin karena sebelumnya disimpan di lemari es. (R026)


Pewarta :
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2024