Banggai (ANTARA) - Bupati Banggai Amirudin Tamoreka telah mengajukan permohonan kepada Menteri Pertanian agar di wilayah tersebut dibangun pabrik pupuk.
“Selama ini amoniak yang dihasilkan gas alam hanya diekspor padahal ini bahan dasar pembuatan pupuk dan kita punya bahan baku ini melimpah,” jelas Bupati Banggai Amir Tamoreka, di Banggai, Rabu.
Amir mengatakan, Staf Khusus Menteri Pertanian, Yesiah Ery Tamalagi telah mendengar langsung keluhan para petani terkait hasil panen yang disebabkan karena keterbatasan pupuk.
“Para perani sudah berdiskusi dan membicarakan hasil panen yang menurun karena susah mendapatkan pupuk,” terangnya.
Terkait dengan ketersediaan pupuk, Amir menyebutkan bahwa pupuk duksi yang diprogramkan oleh pemerintah daerah akan disalurkan kepada para petani melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Pupuk tidak lagi disalurkan oleh perorangan atau kelompok melainkan penyalurannya lewat BUMDes yang tersistem dan terlegitimasi dengan baik diharapkan dapat membuat pupuk bersubsidi tepat sasaran," tutur Amir.
Amir berharap permohonan pemerintah Kabupaten Banggai secepatnya ditanggapi oleh Kementerian Pertanian. “Intinya permohonan ini untuk mengatasi kebutuhan pupuk petani di Kabupaten Banggai,” kata Amir.
Camat Batui Selatan, Made Sutisna menambahkan salah satu tanaman unggul di daerah itu yakni jagung. Saat ini lahan pertanian di Kecamatan Batui Selatan mencapai 6.388,58 hektare dan sebagian besar ditanami jagung.
Made mengungkapkan, hasil panen sudah menurun dari yang biasanya mencapai 6 sampai dengan 7 ton per hektare, kini rata-rata produksi panen hanya mencapai 4,46 ton per hektare.
“Kecamatan ini ada 10 desa. Warga saya 89 persen adalah petani dan sebagian besar merek adalah petani jagung,” sebutnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Pertanian, Yesiah Ery Tamalagi telah mendengarkan keluhan dan permintaan para petani. Dia berharap ke depan ketersediaan pupuk tidak lagi menjadi kendala untuk petani.
Ery menyampaikan bahwa pupuk sebenarnya tidak langka melainkan tidak cukup karena kurangnya produksi pupuk oleh Holding Company Pupuk Indonesia yang didanai Kementerian Keuangan.
Untuk mengantisipasi hal ini diharapkan masyarakat memiliki unit pengelolaan pupuk organik di setiap desa.
"Silakan dinas dan teman-teman penyuluh mengajukan permintaan pengadaan fasilitas tersebut," terangnya.
“Selama ini amoniak yang dihasilkan gas alam hanya diekspor padahal ini bahan dasar pembuatan pupuk dan kita punya bahan baku ini melimpah,” jelas Bupati Banggai Amir Tamoreka, di Banggai, Rabu.
Amir mengatakan, Staf Khusus Menteri Pertanian, Yesiah Ery Tamalagi telah mendengar langsung keluhan para petani terkait hasil panen yang disebabkan karena keterbatasan pupuk.
“Para perani sudah berdiskusi dan membicarakan hasil panen yang menurun karena susah mendapatkan pupuk,” terangnya.
Terkait dengan ketersediaan pupuk, Amir menyebutkan bahwa pupuk duksi yang diprogramkan oleh pemerintah daerah akan disalurkan kepada para petani melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Pupuk tidak lagi disalurkan oleh perorangan atau kelompok melainkan penyalurannya lewat BUMDes yang tersistem dan terlegitimasi dengan baik diharapkan dapat membuat pupuk bersubsidi tepat sasaran," tutur Amir.
Amir berharap permohonan pemerintah Kabupaten Banggai secepatnya ditanggapi oleh Kementerian Pertanian. “Intinya permohonan ini untuk mengatasi kebutuhan pupuk petani di Kabupaten Banggai,” kata Amir.
Camat Batui Selatan, Made Sutisna menambahkan salah satu tanaman unggul di daerah itu yakni jagung. Saat ini lahan pertanian di Kecamatan Batui Selatan mencapai 6.388,58 hektare dan sebagian besar ditanami jagung.
Made mengungkapkan, hasil panen sudah menurun dari yang biasanya mencapai 6 sampai dengan 7 ton per hektare, kini rata-rata produksi panen hanya mencapai 4,46 ton per hektare.
“Kecamatan ini ada 10 desa. Warga saya 89 persen adalah petani dan sebagian besar merek adalah petani jagung,” sebutnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Pertanian, Yesiah Ery Tamalagi telah mendengarkan keluhan dan permintaan para petani. Dia berharap ke depan ketersediaan pupuk tidak lagi menjadi kendala untuk petani.
Ery menyampaikan bahwa pupuk sebenarnya tidak langka melainkan tidak cukup karena kurangnya produksi pupuk oleh Holding Company Pupuk Indonesia yang didanai Kementerian Keuangan.
Untuk mengantisipasi hal ini diharapkan masyarakat memiliki unit pengelolaan pupuk organik di setiap desa.
"Silakan dinas dan teman-teman penyuluh mengajukan permintaan pengadaan fasilitas tersebut," terangnya.