Palu, (antarasulteng.com) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding menyerukan seluruh kader partai itu agar ikut menyelesaikan problem bangsa salah satunya terhadap ancaman ideologi radikal.
"Selain kita pikirkan partai, pikirkan masa depan Indonesia. Saat ini kita harus gerakkan sebagian tenaga dan pikiran kita untuk Indonesia," kata Kadir di hadapan kader PKB pada pembukaan Pendidikan Kader Menengah se-Sulawesi Tengah dan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Palu, Senin.
Hadir dalam sosialisasi tersebut sejumlah anggota DPR RI yakni Cucun Ahmad Syamsuri Komisi IV dan Krisna Mukti dari Komisi X serta sejumlah selebriti dari PKB seperti Ressa Herlambang, Tomy Kurniawan dan Sandy Nayoan.
Kadir mengatakan salah satu pengaruh ideologi radikal tersebut telah masuk ke Sulawesi Tengah salah satunya di Kabupaten Poso. Sulawesi Tengah telah dikenal luas sebagai daerah yang masuk dalam jaringan terorisme bahkan termasuk paling berbahaya di dunia.
"Ini bahaya kampanye ideologisasi internasional," katanya.
Kadir menegaskan bahwa PKB tidak pernah mentolerir gerakan radikalisme tumbuh di tanah air karena bertentangan dengan nilai-nilai keindonesiaan yang dianut bangsa Indonesia.
Dia mengatakan untuk menghadapi gerakan radikal perlu membenahi cara berpikir orang per orang dan itu dibenahi dari internal keluarga dan generasi remaja.
"Yakinlah tidak ada terorisme," katanya.
Kadir mengatakan selain melalui pintu ideologi, terorisme juga masuk melalui pintu ekonomi yakni kemiskinan.
Demikian halnya terhadap LGBT, kata Kadir, salah satunya juga masuk melalui ekonomi.
"Kita tidak boleh menghakimi begitu saja, kita tidak tahu masalah mereka (LGBT). Ternyata jelas, selain penyimpangan prilaku, juga soal pengaruh lingkungan dan ekonomi," katanya.
Kadir mengatakan untuk memperbaiki negeri ini maka perbaiki ideologi bangsanya dan kuatkan ekonominya.
"Maka tidak ada pilihan lain, selain kita berpegang teguh pada agama kita dengan tafsir NU dan Pancasila," katanya.
Kadir mengatakan agama dan Pancasila tidak bertentangan. Jika seseorang hidup berpancasilais pasti yang bersangkutan beragama.
"Selain kita pikirkan partai, pikirkan masa depan Indonesia. Saat ini kita harus gerakkan sebagian tenaga dan pikiran kita untuk Indonesia," kata Kadir di hadapan kader PKB pada pembukaan Pendidikan Kader Menengah se-Sulawesi Tengah dan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Palu, Senin.
Hadir dalam sosialisasi tersebut sejumlah anggota DPR RI yakni Cucun Ahmad Syamsuri Komisi IV dan Krisna Mukti dari Komisi X serta sejumlah selebriti dari PKB seperti Ressa Herlambang, Tomy Kurniawan dan Sandy Nayoan.
Kadir mengatakan salah satu pengaruh ideologi radikal tersebut telah masuk ke Sulawesi Tengah salah satunya di Kabupaten Poso. Sulawesi Tengah telah dikenal luas sebagai daerah yang masuk dalam jaringan terorisme bahkan termasuk paling berbahaya di dunia.
"Ini bahaya kampanye ideologisasi internasional," katanya.
Kadir menegaskan bahwa PKB tidak pernah mentolerir gerakan radikalisme tumbuh di tanah air karena bertentangan dengan nilai-nilai keindonesiaan yang dianut bangsa Indonesia.
Dia mengatakan untuk menghadapi gerakan radikal perlu membenahi cara berpikir orang per orang dan itu dibenahi dari internal keluarga dan generasi remaja.
"Yakinlah tidak ada terorisme," katanya.
Kadir mengatakan selain melalui pintu ideologi, terorisme juga masuk melalui pintu ekonomi yakni kemiskinan.
Demikian halnya terhadap LGBT, kata Kadir, salah satunya juga masuk melalui ekonomi.
"Kita tidak boleh menghakimi begitu saja, kita tidak tahu masalah mereka (LGBT). Ternyata jelas, selain penyimpangan prilaku, juga soal pengaruh lingkungan dan ekonomi," katanya.
Kadir mengatakan untuk memperbaiki negeri ini maka perbaiki ideologi bangsanya dan kuatkan ekonominya.
"Maka tidak ada pilihan lain, selain kita berpegang teguh pada agama kita dengan tafsir NU dan Pancasila," katanya.
Kadir mengatakan agama dan Pancasila tidak bertentangan. Jika seseorang hidup berpancasilais pasti yang bersangkutan beragama.