Palu (ANTARA) -
Provinsi Sulawesi Tengah mulai mengekspor biji kelapa secara perdana sebanyak 3.000 ton yang didukung PT Sulawesi Global Commodity ke negara tujuan Tiongkok dengan metode pengiriman break bluk cargo.
"Melalui kegiatan ekspor ini, komoditas kelapa masih menjadi unggulan daerah," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid saat pelepasan perdana ekspor biji kelapa ke Tiongkok di Pelabuhan Pantoloan Palu, Kamis.
Menurut dia, langkah dilakukan perusahaan tersebut tentu memberikan dampak positif terhadap daerah, tidak hanya dari segi produksi, tetapi juga keuntungan menyerap tenaga kerja lokal.
Oleh karena itu, melalui dukungan bentuk kegiatan ekspor, maka Pemprov Sulteng dan Pemkot Palu mendorong pemantapan infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dikoordinir Badan Administrator KEK serta PT Bangun Palu Sulawesi Tengah sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Pada ekspor perdana biji kelapa ini, PT Sulawesi Global Commodity masih sebatas mengirim bahan mentah.
Ke depan, rencananya pengembangan produksi tidak hanya bahan mentah, tetapi juga produksi dalam bentuk lain yang berbahan dasar kepala untuk dipasarkan ke pasar internasional.
"Sebagai pemerintah, kami membuka ruang bagi investor untuk berinvestasi di daerah ini. Kami juga mengapresiasi apa yang telah dilakukan perusahaan ini dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Hadianto.
Saat ini, Pemerintah Daerah (Pemda) telah menyiapkan sasaran dan prasarana pendukung kegiatan industri melalui KEK, agar kawasan ini mampu menggerakkan roda perekonomian lebih cepat, sehingga dibutuhkan kerja sama semua pihak dalam mendukung serta memberikan jaminan keamanan bagi investor.
Saat ini, Pemerintah Daerah (Pemda) telah menyiapkan sasaran dan prasarana pendukung kegiatan industri melalui KEK, agar kawasan ini mampu menggerakkan roda perekonomian lebih cepat, sehingga dibutuhkan kerja sama semua pihak dalam mendukung serta memberikan jaminan keamanan bagi investor.
Dalam kesempatan ini, ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Kota Palu pada 2021 berada di angka 5,97 persen, atau meningkat dari posisi tahun 2020 hanya di angka 4,54 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Kota Palu kedua di Sulteng setelah Kabupaten Morowali di angka 11 persen," kata Hadianto.