Poso (ANTARA) - Pendapatan petani di Desa Watumaeta, Kecamatan Lore Utara meningkat setelah Pemerintah Kabupaten Poso dam Kementerian Pertanian mencanangkan "Kampung Hortikultura" di wilayah itu:
"Alhamdulillah, pendapatan petani di desa itu sudah bertambah naik dibanding sebelumnya," jelas Kepala Dinas Pertanian Poso Suratno dihubungi, Selasa.
Menurutnya, pemerintah Kabupaten Poso saat ini fokus melakukan pembinaan di desa tersebut. Bantuan juga datang dari sejumlah pihak seperti Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Poso dan Bank Indonesia.
"Ia saat ini pemerintah fokus pembinaan di situ. Dari Bank Indonesia membantu kami mengembangkan kampung hortikultura," terangnya.
Hasil pertanian dari kampung hortikultura ini juga sudah dijual ke luar Provinsi Sulawesi Tengah dan sebagian mengisi ketersediaan bahan tani di salah satu perusahaan pertambangan besar di wilayah Sulawesi Tengah.
"Hasil-hasilnya itu ada yang disuplai ke perusahaan IMIP, luar provinsi seperti Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara," ungkap Suratno.
Saat ini petani di Kampung Hortikultura di Desa Watumaeta juga sedang membuat koperasi tani di wilayah tersebut.
Dinas Pertanian Kabupaten Poso mencatat di kampung hortikultura Desa Watumaeta terdapat enam kelompok tani, dengan jumlah 280 kepala keluarga (KK).
"Saat ini yang perlu dibenahi dari kampung hortikultura itu jalannya yang masih perlu diperbaiki dan di rehab," tambahnya.
Di Kecamatan Lore Utara, luasan hortikultura sekitar 3.000 hektare yang 400 hektare berlokasi di Dusun Mandiri, Desa Watumaeta dan berbatasan langsung dengan Hutan Taman Nasional.
Kelompok tani menggunakan lahan tersebut untuk menanam 16 jenis sayuran. Kelompok tani juga menanam jenis sayuran yang berbeda dengan waktu yang bertahap.
"Hal ini adalah bagian dari strategi yang bertujuan untuk menghindari harga pasar yang anjlok," paparnya.
"Alhamdulillah, pendapatan petani di desa itu sudah bertambah naik dibanding sebelumnya," jelas Kepala Dinas Pertanian Poso Suratno dihubungi, Selasa.
Menurutnya, pemerintah Kabupaten Poso saat ini fokus melakukan pembinaan di desa tersebut. Bantuan juga datang dari sejumlah pihak seperti Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Poso dan Bank Indonesia.
"Ia saat ini pemerintah fokus pembinaan di situ. Dari Bank Indonesia membantu kami mengembangkan kampung hortikultura," terangnya.
Hasil pertanian dari kampung hortikultura ini juga sudah dijual ke luar Provinsi Sulawesi Tengah dan sebagian mengisi ketersediaan bahan tani di salah satu perusahaan pertambangan besar di wilayah Sulawesi Tengah.
"Hasil-hasilnya itu ada yang disuplai ke perusahaan IMIP, luar provinsi seperti Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara," ungkap Suratno.
Saat ini petani di Kampung Hortikultura di Desa Watumaeta juga sedang membuat koperasi tani di wilayah tersebut.
Dinas Pertanian Kabupaten Poso mencatat di kampung hortikultura Desa Watumaeta terdapat enam kelompok tani, dengan jumlah 280 kepala keluarga (KK).
"Saat ini yang perlu dibenahi dari kampung hortikultura itu jalannya yang masih perlu diperbaiki dan di rehab," tambahnya.
Di Kecamatan Lore Utara, luasan hortikultura sekitar 3.000 hektare yang 400 hektare berlokasi di Dusun Mandiri, Desa Watumaeta dan berbatasan langsung dengan Hutan Taman Nasional.
Kelompok tani menggunakan lahan tersebut untuk menanam 16 jenis sayuran. Kelompok tani juga menanam jenis sayuran yang berbeda dengan waktu yang bertahap.
"Hal ini adalah bagian dari strategi yang bertujuan untuk menghindari harga pasar yang anjlok," paparnya.