Palu (ANTARA) -
Haul Guru Tua di Alkhairaat, tidak hanya dihadiri oleh umat Islam di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam catatan Pengurus Besar (PB) Alkhairaat Haul Guru Tua tahun 2022 dihadiri oleh 50.000 umat Islam yang berasal dari wilayah Sulteng, serta umat Islam dari Pulau Kalimantan hingga Papua.
Bahkan, PB Alkhairaat menyebut umat Islam dari Jawa dan Sumatera, dan mancanegara juga hadir di Alkhairaat untuk memperingati Haul Guru Tua.
"Di samping itu, Alkhairaat menjadi titik sentral basis penyebaran pendidikan Islam terbesar di wilayah Kawasan Timur Indonesia yang dipelopori oleh Guru Tua," kata Ali.
Ia juga mendorong Pemerintah Kota Palu dan Pemprov Sulteng untuk bersinergi mengambil bagian secara optimal dalam mengembangkan Haul Guru Tua dan Festival Raodhah.
"Momentum Haul Guru Tua dan Festival Raodhah menjadi momentum strategis yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Ali.
Warga menjaual poster Guru Tua pada acara Haul ke-54 Tahun Pendiri Alkhairaat Guru Tua di Kota Palu, Sabtu (14/5/2022). (ANTARA/Mohammad Hamzah)
Guru Tua tidak hanya berdakwah, tetapi menghibahkan perjalanan hidupnya untuk kepentingan masa depan pembangunan bangsa di bidang pendidikan di Tanah Air.
Dalam masa perjuangan dakwahnya, Guru Tua telah berhasil membangun 420 madrasah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia bagian timur, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua.
Semuanya adalah saksi nyata akan dakwah dia yang tak mengenal lelah, yang kini telah mencapai lebih dari 1.700 madrasah.
Perkembangan Alkhairaat saat pesat, Alkhairaat memiliki jenjang pendidikan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini hingga SLTA tersebar di seluruh Indonesia, utamanya di kawasan timur.
"Alkhairaat juga memiliki perguruan tinggi yang bernama Universitas Alkhairaat, dan memiliki Rumah Sakit Alkhairaat serta usaha-usaha lainnya di Sulteng," demikian Ali.
Ketua Umum Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (PW DMI) Sulawesi Tengah Ahmad M Ali menilai Haul Pendiri Alkhairaat Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri (Guru Tua) yang setiap tahun dilaksanakan di Kota Palu perlu menjadi satu kegiatan wisata provinsi khususnya wisata religi.
"Pemerintah perlu merespons kegiatan ini dengan memasukkan Haul Guru Tua dan Festival Raodhah dalam kalender kegiatan pariwisata Sulteng, khususnya wisata religi," ucap Ahmad M Ali, dihubungi dari Palu, Ahad.
Haul Guru Tua di Alkhairaat, tidak hanya dihadiri oleh umat Islam di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam catatan Pengurus Besar (PB) Alkhairaat Haul Guru Tua tahun 2022 dihadiri oleh 50.000 umat Islam yang berasal dari wilayah Sulteng, serta umat Islam dari Pulau Kalimantan hingga Papua.
Bahkan, PB Alkhairaat menyebut umat Islam dari Jawa dan Sumatera, dan mancanegara juga hadir di Alkhairaat untuk memperingati Haul Guru Tua.
"Di samping itu, Alkhairaat menjadi titik sentral basis penyebaran pendidikan Islam terbesar di wilayah Kawasan Timur Indonesia yang dipelopori oleh Guru Tua," kata Ali.
Ia juga mendorong Pemerintah Kota Palu dan Pemprov Sulteng untuk bersinergi mengambil bagian secara optimal dalam mengembangkan Haul Guru Tua dan Festival Raodhah.
"Momentum Haul Guru Tua dan Festival Raodhah menjadi momentum strategis yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Ali.
Anggota DPR-RI dari daerah pemilihan Sulteng akan mendorong Kementerian Pariwisata supaya mengakomodasi Haul Guru Tua dan Festival Raodhah masuk dalam kalender pariwisata nasional.
"Mari kita bersama-sama memperjuangkan Haul Guru Tua beserta seluruh kegiatan penunjangnya, menjadi satu tujuan destinasi wisata religi secara nasional," imbuhnya.
Guru Tua tidak hanya berdakwah, tetapi menghibahkan perjalanan hidupnya untuk kepentingan masa depan pembangunan bangsa di bidang pendidikan di Tanah Air.
Dalam masa perjuangan dakwahnya, Guru Tua telah berhasil membangun 420 madrasah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia bagian timur, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua.
Semuanya adalah saksi nyata akan dakwah dia yang tak mengenal lelah, yang kini telah mencapai lebih dari 1.700 madrasah.
Perkembangan Alkhairaat saat pesat, Alkhairaat memiliki jenjang pendidikan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini hingga SLTA tersebar di seluruh Indonesia, utamanya di kawasan timur.
"Alkhairaat juga memiliki perguruan tinggi yang bernama Universitas Alkhairaat, dan memiliki Rumah Sakit Alkhairaat serta usaha-usaha lainnya di Sulteng," demikian Ali.