Sigi, Sulteng (ANTARA) -
Ratusan penyintas bencana alam di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menerima daging kurban dari Presiden Joko Widodo, usai shalat Idul Adha 1443 Hijriah di Masjid Al Mubarakah, Desa Pombewe.
"Daging kurban diberikan kepada 300 Kepala Keluarga, 150 di antaranya diberikan kepada warga penyintas di hunian tetap (huntap), sedangkan 150 lainnya adalah jamaah dari enam masjid yang ada di Desa Pombewe," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sigi Basir Lainga di Sigi, Minggu.
Ia mengemukakan, hewan kurban itu amanah yang berkah dari Presiden Joko Widodo, sehingga harus disampaikan kepada masyarakat untuk dikonsumsi bersama-sama dalam momentum yang penuh khidmat.
"Ini adalah bentuk amanah dari Presiden yang hari ini sudah diberikan kepada masyarakat, tapi tentu jumlah itu tidak mutlak sesuai kupon, karena biasanya justru lebih dari itu," ujar Basir.
Ia mengimbau dalam pendistribusian daging kurban kepada mustahik tidak dilakukan secara berkerumun, atau tetap dalam kondisi yang tertib serta memperhatikan protokol kesehatan (prokes) COVID-19.
Sapi milik Presiden berbobot 952 kilogram itu baru berhasil ditaklukkan selama 60 menit sebelum disembelih.
Belasan penjagal sedang menjatuhkan sapi qurban bobot 952 kilogram menggunakan tali di desa Pombewe, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Minggu (10/7/2022). Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyalurkan bantuan sapi dengan bobot mencapai 1 Ton kepada masyarakat penyintas bencana alam Kabupaten Sigi, untuk dikonsumsi dalam momentum idul adha 1443 Hijriah yang berlangsung khidmat. ANTARA/Muhammad Izfaldi
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmafet Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng Dan di Alfita menjelaskan, ratusan mustahik penerima daging kurban merupakan golongan yang berhak menerima sesuai ajaran dalam Agama Islam, yakni kaum dhuafa, anak yatim piatu serta perempuan yang telah ditinggal pasangannya (janda).
Sebelum dipotong, sapi dengan bobot 952 kilogram itu sudah dipastikan bebas dari penyakit menular mulut dan kuku (PMK), antraks, mursilosis maupun penyakit lainnya yang biasanya terdapat pada hewan ternak.
"Beberapa waktu sebelumnya tim sudah memeriksa kesehatan ternak tersebut dan kondisinya sehat serta bebas dari penyakit ternak," ucap Dandi.
Ia menambahkan, sapi yang diberi nama Raden itu sebelumnya sudah dilakukan uji laboratorium penyakit hewan dengan pengambilan sampel darah, kotoran maupun bagian nasofaring.
"Uji sampel dilakukan di Veteriner Maros dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Veteriner Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng," demikian Dandi.