Palu (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, mengenalkan moderasi beragama kepada mahasiswa non-Muslim dari berbagai perguruan tinggi yang ada di kota tersebut, sebagai bentuk upaya penguatan harmonisasi dan kerukunan umat beragama di daerah tersebut.
"Targetnya adalah mahasiswa menjadi satu komponen yang berperan dalam menyebarluaskan moderasi beragama kepada masyarakat dalam kehidupan sosial keagamaan," ucap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Datokarama Palu Prof Abidin Djafar, di Palu, Senin.
Pengenalan dan penguatan pemahaman mahasiswa dilakukan melalui seminar moderasi beragama bertemakan tentang konsep dan implementasi moderasi beragama dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang harmonis di bawah bingkai Bhinneka Tunggal Ika, Senin.
Melalui seminar itu UIN Datokarama menghadirkan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Sentana Sulteng, Perhimpunan Katolik Republik Indonesia Cabang Palu dan Sekolah Tinggi Teologi Marturia Palu, masing-masing 20 orang.
Ia menjelaskan moderasi beragama dapat dikatakan sebagai cara beragama yang moderat untuk menghindari keekstreman dalam praktik beragama.
"Moderasi beragama bukanlah moderasi agama. Sebab, moderasi beragama berada pada tataran sosiologis yang dalam wilayah praktik keberagamaan di kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain," katanya.
Sementara pada tataran teologis, kata dia, setiap orang berhak dan bahkan seharusnya meyakini kebenaran agamanya, tetapi pada saat yang sama dalam tataran sosiologis harus memahami bahwa orang lain juga memiliki keyakinan terhadap ajaran agama mereka.
Oleh karena itu, ia berharap mahasiswa dari non-Muslim turut berada di garda terdepan dalam menyosialisasikan dan mengenalkan moderasi beragama kepada masyarakat.
"Mahasiswa juga perlu kontribusi dalam merawat kemajemukan dan meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama dengan menyosialisasikan moderasi beragama," katanya.
Terkait hal itu, Kepala Pusat Rumah Moderasi Beragama UIN Datokarama Ismail Pangeran mengatakan sosialisasi dan pengenalan, serta peningkatan pemahaman dan kapasitas mahasiswa tentang moderasi beragama menjadi satu prioritas program yang diselenggarakan oleh pihaknya.
"Program ini tidak hanya difokuskan kepada komponen civitas UIN Datokarama, tetapi juga difokuskan kepada masyarakat luas termasuk di dalamnya komponen mahasiswa," ujar Ismail.
Ia menambahkan bahwa dalam upaya pengenalan dan memaksimalkan implementasi moderasi beragama, pihaknya menggandeng para tokoh agama dan pimpinan rumah ibadah serta pemerintah daerah.
UIN Datokarama menghadirkan mahasiswa non-Muslim dari beberapa perguruan tinggi swasta di Kota Palu pada seminar moderasi beragama, di Palu, Senin (25/7/2022). (ANTARA/Muhammad Hajiji)
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: UIN Palu kenalkan moderasi beragama kepada mahasiswa non-Muslim
"Targetnya adalah mahasiswa menjadi satu komponen yang berperan dalam menyebarluaskan moderasi beragama kepada masyarakat dalam kehidupan sosial keagamaan," ucap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Datokarama Palu Prof Abidin Djafar, di Palu, Senin.
Pengenalan dan penguatan pemahaman mahasiswa dilakukan melalui seminar moderasi beragama bertemakan tentang konsep dan implementasi moderasi beragama dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang harmonis di bawah bingkai Bhinneka Tunggal Ika, Senin.
Melalui seminar itu UIN Datokarama menghadirkan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Sentana Sulteng, Perhimpunan Katolik Republik Indonesia Cabang Palu dan Sekolah Tinggi Teologi Marturia Palu, masing-masing 20 orang.
Ia menjelaskan moderasi beragama dapat dikatakan sebagai cara beragama yang moderat untuk menghindari keekstreman dalam praktik beragama.
"Moderasi beragama bukanlah moderasi agama. Sebab, moderasi beragama berada pada tataran sosiologis yang dalam wilayah praktik keberagamaan di kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain," katanya.
Sementara pada tataran teologis, kata dia, setiap orang berhak dan bahkan seharusnya meyakini kebenaran agamanya, tetapi pada saat yang sama dalam tataran sosiologis harus memahami bahwa orang lain juga memiliki keyakinan terhadap ajaran agama mereka.
Oleh karena itu, ia berharap mahasiswa dari non-Muslim turut berada di garda terdepan dalam menyosialisasikan dan mengenalkan moderasi beragama kepada masyarakat.
"Mahasiswa juga perlu kontribusi dalam merawat kemajemukan dan meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama dengan menyosialisasikan moderasi beragama," katanya.
Terkait hal itu, Kepala Pusat Rumah Moderasi Beragama UIN Datokarama Ismail Pangeran mengatakan sosialisasi dan pengenalan, serta peningkatan pemahaman dan kapasitas mahasiswa tentang moderasi beragama menjadi satu prioritas program yang diselenggarakan oleh pihaknya.
"Program ini tidak hanya difokuskan kepada komponen civitas UIN Datokarama, tetapi juga difokuskan kepada masyarakat luas termasuk di dalamnya komponen mahasiswa," ujar Ismail.
Ia menambahkan bahwa dalam upaya pengenalan dan memaksimalkan implementasi moderasi beragama, pihaknya menggandeng para tokoh agama dan pimpinan rumah ibadah serta pemerintah daerah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: UIN Palu kenalkan moderasi beragama kepada mahasiswa non-Muslim