Kolonodale, Sulteng (ANTARA) - Bupati Morowali Utara (Morut) Delis J. Hehi berharap gerakan penanaman cabe (rica) satu hektare tiap desa untuk mencegah inflasi pada 2022 diharapkan menjadi awal kebangkitan kader-kader PKK di semua desa.
Bila gerakan ini sukses menanam satu hektare cabe saja tiap desa, maka hasilnya minimal mencapai Rp75 juta dalam satu siklus panen (lima bulan).
Dana sebesar ini cukup signifikan untuk membiayai berbagai program dan kegiatan pemberdayaan dan ketahanan keluarga yang dimotori kader-kader PKK, termasuk di dalamnya peningkatan kapasitas kader.
Demikian kata Bupati Mirut saat memberikan pembekalan kepada 500-an kader PKK tingkat kabupaten kecamatan dan desa se-Morut yang sedang mengikuti rapat konsultasi Tim Penggerak PKK Morut di Ruang Pola Kantor Bupati Morut di Kolonodale, Senin (14/11).
Hadir pada kesempatan itu Ketua Tim Penggerak PKK Morut Febriyanthi H. DJ. Hehi, SSi, APt dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Morut Widyawati Mala.
Menurut politisi Partai Hanura tersebut, setiap hektare cabe paling sedikit menghasilkan lima ton cabe dalam satu siklus panen (lima bulan). Bila harga jual Rp25.000/kilogram, maka nilai yang dihasilkan adalah Rp75 juta.
"Ini hitungan paling minimal, karena produktivitas lahan cabe bila diusahakan secara intensif bisa mencapai lebih dari 10 ton per hektar. Harga jualnya pun dewasa ini berkisar Rp40.000 sampai Rp60.000/kg," ujar Anggota DPD RI periode 2014-2019 itu.
Dengan dana sebesar itu, kata Delis, PKK bisa leluasa mengembangkan program dan kegiatan serta peningkatan kapasitas, sehingga PKK di desa bisa menjadi contoh dan penggerak pemberdayaan keluarga.
Untuk mengembangkan cabe satu hektare setiap desa pada 2022, kata Delis, Pemkab Morut menyediakan semua kebutuhan sarana produksi serta biaya pengolahan lahan dan penanaman.
Kata Delis, mulai 2022 Pemkab juga mengucurkan bantuan keuangan desa Rp300 juta/desa yang diperuntukkan bagi kelompok usaha kecil-menengah pertanian, kelompok perempuan dan kelompok pemuda masing-masing Rp100 juta.
"Bila setiap desa terbentuk 60 UMKM baru setiap tahun dengan menggunakan dana bantuan keuangan desa ini, maka pada 2024 nanti, tiap desa akan memiliki 180 UMKM baru. Dengan kondisi seperti ini, seyogianya sudah tidak ada lagi penduduk miskin di Morut tiga tahun ke depan," ujar dokter dan doktor di bidang manajemen rumah sakit tersebut.
Bila gerakan ini sukses menanam satu hektare cabe saja tiap desa, maka hasilnya minimal mencapai Rp75 juta dalam satu siklus panen (lima bulan).
Dana sebesar ini cukup signifikan untuk membiayai berbagai program dan kegiatan pemberdayaan dan ketahanan keluarga yang dimotori kader-kader PKK, termasuk di dalamnya peningkatan kapasitas kader.
Demikian kata Bupati Mirut saat memberikan pembekalan kepada 500-an kader PKK tingkat kabupaten kecamatan dan desa se-Morut yang sedang mengikuti rapat konsultasi Tim Penggerak PKK Morut di Ruang Pola Kantor Bupati Morut di Kolonodale, Senin (14/11).
Hadir pada kesempatan itu Ketua Tim Penggerak PKK Morut Febriyanthi H. DJ. Hehi, SSi, APt dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Morut Widyawati Mala.
Menurut politisi Partai Hanura tersebut, setiap hektare cabe paling sedikit menghasilkan lima ton cabe dalam satu siklus panen (lima bulan). Bila harga jual Rp25.000/kilogram, maka nilai yang dihasilkan adalah Rp75 juta.
"Ini hitungan paling minimal, karena produktivitas lahan cabe bila diusahakan secara intensif bisa mencapai lebih dari 10 ton per hektar. Harga jualnya pun dewasa ini berkisar Rp40.000 sampai Rp60.000/kg," ujar Anggota DPD RI periode 2014-2019 itu.
Dengan dana sebesar itu, kata Delis, PKK bisa leluasa mengembangkan program dan kegiatan serta peningkatan kapasitas, sehingga PKK di desa bisa menjadi contoh dan penggerak pemberdayaan keluarga.
Untuk mengembangkan cabe satu hektare setiap desa pada 2022, kata Delis, Pemkab Morut menyediakan semua kebutuhan sarana produksi serta biaya pengolahan lahan dan penanaman.
Kata Delis, mulai 2022 Pemkab juga mengucurkan bantuan keuangan desa Rp300 juta/desa yang diperuntukkan bagi kelompok usaha kecil-menengah pertanian, kelompok perempuan dan kelompok pemuda masing-masing Rp100 juta.
"Bila setiap desa terbentuk 60 UMKM baru setiap tahun dengan menggunakan dana bantuan keuangan desa ini, maka pada 2024 nanti, tiap desa akan memiliki 180 UMKM baru. Dengan kondisi seperti ini, seyogianya sudah tidak ada lagi penduduk miskin di Morut tiga tahun ke depan," ujar dokter dan doktor di bidang manajemen rumah sakit tersebut.