Palu (ANTARA) -
Pemerintah Sulawesi Tengah mendorong petani di daerah itu menanam komoditas sorgum sebagai alternatif pangan guna menghadapi ancaman krisis pangan seperti yang telah disampaikan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO).
 
"Sorgum salah satu komoditas tanaman pangan dapat dikembangkan di daerah ini sebagai upaya untuk penguatan pangan daerah dan nasional," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun ditemui di Palu, Kamis.
 
Ia menjelaskan, saat ini Pemprov Sulteng sedang melakukan pengembangan komoditas itu, dengan luas lahan diajukan sekitar 6.000 hektare di Kabupaten Sigi dan Donggala sebagai tahap awal.
 
Meski pemerintah mendorong budi daya komoditas yang baru bagi petani di provinsi ini, namun tidak mengesampingkan peningkatan produksi beras dan jagung sebagai komoditas primadona daerah.
 
"Alternatif pangan seperti ini perlu dikembangkan. Semakin banyak alternatif, maka semakin beragam pula komoditas pangan. Sumber pangan berasal dari petani, olehnya pemerintah sebagai mitra mereka tentunya memberikan layanan-layanan memadai terhadap sektor pertanian," ujar Nelson. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah, Nelson Metubun. ANTARA/Moh Ridwan
Ia mengemukakan, tanaman sorgum sangat cocok dengan kontur tanah di Sulteng meskipun lahan kering, komoditas tersebut tetap tumbuh di daerah tropis karena tanaman ini berasal dari Afrika Timur yang memiliki kemiripan iklim.
 
Menurutnya, meskipun saat ini masih dua daerah ditangani Dinas TPH, tidak menutup kemungkinan ke depan daerah lain ikut dilibatkan untuk kebutuhan perluasan pengembangan tanaman.
 
"Selain yang kami tangani langsung ,ada pula dari pihak lain sudah menguji coba komoditas ini di Kabupaten Parigi Moutong dan Buol, bahkan telah berhasil panen. Langkah-langkah seperti ini kita inginkan supaya pertanian daerah lebih kaya," ucap Nelson.
 
Ia menambahkan, beras masih sebagai komoditas paling mendominasi di daerah ini, yang mana setiap tahun Sulteng mengalami surplus beras di angka 90 ribu hingga 125 ribu ton, dengan begitu ketersediaan pangan masyarakat masing sanggup di tangani daerah setempat.
 
"Berbagai program didorong pemerintah guna menjaga stabilitas pangan nasional maupun daerah, diantaranya pertanian dengan model indeks pertanaman 400 (IP400), lalu di sektor hortikultura ada namanya program perkampungan industri pangan atau food estate, termasuk urban farming atau pertanian pertanian perkotaan. Program-program ini sudah berproses," demikian Nelson.

 

Pewarta : Mohamad Ridwan
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024