Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, meminta Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sigi membantu pemerintah mengoptimalkan pemberantasan buta aksara di daerah itu.
"PGRI harus benar- benar berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan, serta berkhidmat untuk memajukan pendidikan," kata Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi, di Sigi, Kamis, terkait dengan Peringatan HUT PGRI Tingkat Kabupaten Sigi Tahun 2022.
Samuel Yansen mengakui bahwa masih banyak anak-anak di wilayah terpencil yang tidak mengenal huruf, tidak dapat membaca dan menulis.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Sigi terdapat daerah terpencil yang membutuhkan fasilitas pendidikan, di antaranya Dusun Valamate di Desa Dombu dan Dusun Kalaka di Desa Soi, Kecamatan Marawola Barat, Dusun Vonggo di Desa Bakubakulu, Kecamatan Palolo, Bolatompi di Desa Lempe Lero, Kecamatan Kulawi Selatan, dan satu dusun di Desa Koja, Kecamatan Pipikoro.
Menurut Dinas Pendidikan Sigi, anak-anak usia sekolah dasar di wilayah-wilayah itu umumnya tidak bisa mengenyam pendidikan formal, karena tinggal di daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas pendidikan, sehingga menjadi satu faktor penyebab anak-anak mengalami buta aksara.
Atas kondisi itu, Samuel Yansen mengatakan Peringatan HUT PGRI Tingkat Kabupaten Sigi perlu menjadi ajang refleksi untuk mengoptimalkan peran salah satunya mengenai pemberantasan buta aksara.
"Kita perlu bekerja sama untuk membangun generasi muda unggul tanpa buta aksara," katanya.
Ia mengatakan PGRI harus terus menjaga kemitraan yang strategis dengan pemerintah daerah dan menjadi saluran aspirasi para anggotanya dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
"Pemerintah Kabupaten Sigi mengucapkan terima kasih kepada seluruh guru, utamanya guru honorer yang selama ini tidak kenal lelah mengisi kekosongan formasi guru dengan mengajar sepenuh hati di sekolah," ujarnya.
Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi (kanan) berjabat tangan dengan para guru pada peringatan HUT PGRI Tingkat Kabupaten Sigi Tahun 2022, di Desa Wayu, Kecamatan Marawola Barat, Kamis (24/11/2022). (ANTARA/HO-Prokopim Setda Pemkab Sigi)
"PGRI harus benar- benar berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan, serta berkhidmat untuk memajukan pendidikan," kata Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi, di Sigi, Kamis, terkait dengan Peringatan HUT PGRI Tingkat Kabupaten Sigi Tahun 2022.
Samuel Yansen mengakui bahwa masih banyak anak-anak di wilayah terpencil yang tidak mengenal huruf, tidak dapat membaca dan menulis.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Sigi terdapat daerah terpencil yang membutuhkan fasilitas pendidikan, di antaranya Dusun Valamate di Desa Dombu dan Dusun Kalaka di Desa Soi, Kecamatan Marawola Barat, Dusun Vonggo di Desa Bakubakulu, Kecamatan Palolo, Bolatompi di Desa Lempe Lero, Kecamatan Kulawi Selatan, dan satu dusun di Desa Koja, Kecamatan Pipikoro.
Menurut Dinas Pendidikan Sigi, anak-anak usia sekolah dasar di wilayah-wilayah itu umumnya tidak bisa mengenyam pendidikan formal, karena tinggal di daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas pendidikan, sehingga menjadi satu faktor penyebab anak-anak mengalami buta aksara.
Atas kondisi itu, Samuel Yansen mengatakan Peringatan HUT PGRI Tingkat Kabupaten Sigi perlu menjadi ajang refleksi untuk mengoptimalkan peran salah satunya mengenai pemberantasan buta aksara.
"Kita perlu bekerja sama untuk membangun generasi muda unggul tanpa buta aksara," katanya.
Ia mengatakan PGRI harus terus menjaga kemitraan yang strategis dengan pemerintah daerah dan menjadi saluran aspirasi para anggotanya dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
"Pemerintah Kabupaten Sigi mengucapkan terima kasih kepada seluruh guru, utamanya guru honorer yang selama ini tidak kenal lelah mengisi kekosongan formasi guru dengan mengajar sepenuh hati di sekolah," ujarnya.