Palu (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama menambah wawasan perempuan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, tentang moderasi beragama untuk tujuan melibatkan peran perempuan dalam meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
"Lewat penguatan peningkatan wawasan ini diharapkan perempuan dapat berperan dalam meningkatkan kualitas kerukunan, minimal berperan dalam rumah tangga yaitu memberikan pemahaman kepada anggota keluarga," ucap Rektor UIN Datokarama Profesor Sagaf Pettalongi, di Palu, Kamis, dalam kegiatan pembinaan life skill bagi perempuan berbasis moderasi beragama.
UIN Datokarama melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) melaksanakan kegiatan pembinaan life skill bagi perempuan berbasis moderasi beragama, berlangsung di Kelurahan Layana Indah, Kota Palu, Kamis. Pembinaan itu melibatkan 50 perempuan di kelurahan tersebut.
Penguatan pemahaman perempuan tentang konsep moderasi beragama, menjadi satu pendekatan yang dilakukan oleh UIN Datokarama dalam meningkatkan kualitas perdamaian dan kerukunan umat beragama di wilayah Kota Palu.
Sagaf mengemukakan perempuan dapat berperan memberikan pemahaman dan pendidikan kepada anggota keluarganya tentang pentingnya nilai-nilai persaudaraan antar-sesama manusia.
"Dalam konteks itu, perempuan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya saling menghargai antar-sesama manusia tanpa melihat latar belakang apapun," ujarnya.
Perempuan, kata dia, juga dapat berperan menyosialisasikan kepada anggota keluarganya mengenai pentingnya tidak saling memaksakan kehendak dalam konteks beragama.
"Hal ini dapat dilakukan perempuan dari lingkungan rumah tangga," sebutnya.
Rumah tangga dan keluarga, menurut di, menjadi satu komponen yang rentan terpapar faham intoleransi, radikalisme dan terorisme. Olehnya, pendekatan moderasi beragama dalam pembinaan rumah tangga dan keluarga menjadi hal penting.
Sehingga rumah tangga dan keluarga menjadi satu komponen sosial yang perlu dikuatkan untuk optimalisasi peningkatan kualitas perdamaian dengan pendekatan moderasi beragama.
"Karena itu, kaum perempuan dan ibu rumah tangga harus dapat menerima perbedaan yang ada, dan jangan mempersoalkan perbedaan yang ada di muka bumi," katanya.
Moderasi beragama dapat dikatakan sebagai cara beragama yang moderat, untuk menghindari keekstreman dalam praktik beragama.
"Moderasi beragama bukanlah moderasi agama. Sebab, moderasi beragama berada pada tataran sosiologis yang dalam wilayah praktek keberagamaan di kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain," ungkapnya.
Sementara pada tataran teologis, kata dia, setiap orang berhak dan bahkan seharusnya meyakini kebenaran agamanya, tetapi pada saat yang sama dalam tataran sosiologis harus memahami bahwa orang lain juga memiliki keyakinan terhadap ajaran agama mereka.
Terkait hal itu Lurah Kelurahan Layana Indah Sudarman berterima kasih kepada UIN Datokarama karena telah melakukan pembinaan peningkatan wawasan masyarakatnya tentang moderasi beragama.
"Lewat penguatan peningkatan wawasan ini diharapkan perempuan dapat berperan dalam meningkatkan kualitas kerukunan, minimal berperan dalam rumah tangga yaitu memberikan pemahaman kepada anggota keluarga," ucap Rektor UIN Datokarama Profesor Sagaf Pettalongi, di Palu, Kamis, dalam kegiatan pembinaan life skill bagi perempuan berbasis moderasi beragama.
UIN Datokarama melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) melaksanakan kegiatan pembinaan life skill bagi perempuan berbasis moderasi beragama, berlangsung di Kelurahan Layana Indah, Kota Palu, Kamis. Pembinaan itu melibatkan 50 perempuan di kelurahan tersebut.
Penguatan pemahaman perempuan tentang konsep moderasi beragama, menjadi satu pendekatan yang dilakukan oleh UIN Datokarama dalam meningkatkan kualitas perdamaian dan kerukunan umat beragama di wilayah Kota Palu.
Sagaf mengemukakan perempuan dapat berperan memberikan pemahaman dan pendidikan kepada anggota keluarganya tentang pentingnya nilai-nilai persaudaraan antar-sesama manusia.
"Dalam konteks itu, perempuan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya saling menghargai antar-sesama manusia tanpa melihat latar belakang apapun," ujarnya.
Perempuan, kata dia, juga dapat berperan menyosialisasikan kepada anggota keluarganya mengenai pentingnya tidak saling memaksakan kehendak dalam konteks beragama.
"Hal ini dapat dilakukan perempuan dari lingkungan rumah tangga," sebutnya.
Rumah tangga dan keluarga, menurut di, menjadi satu komponen yang rentan terpapar faham intoleransi, radikalisme dan terorisme. Olehnya, pendekatan moderasi beragama dalam pembinaan rumah tangga dan keluarga menjadi hal penting.
Sehingga rumah tangga dan keluarga menjadi satu komponen sosial yang perlu dikuatkan untuk optimalisasi peningkatan kualitas perdamaian dengan pendekatan moderasi beragama.
"Karena itu, kaum perempuan dan ibu rumah tangga harus dapat menerima perbedaan yang ada, dan jangan mempersoalkan perbedaan yang ada di muka bumi," katanya.
Moderasi beragama dapat dikatakan sebagai cara beragama yang moderat, untuk menghindari keekstreman dalam praktik beragama.
"Moderasi beragama bukanlah moderasi agama. Sebab, moderasi beragama berada pada tataran sosiologis yang dalam wilayah praktek keberagamaan di kehidupan sosial kemasyarakatan dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain," ungkapnya.
Sementara pada tataran teologis, kata dia, setiap orang berhak dan bahkan seharusnya meyakini kebenaran agamanya, tetapi pada saat yang sama dalam tataran sosiologis harus memahami bahwa orang lain juga memiliki keyakinan terhadap ajaran agama mereka.
Terkait hal itu Lurah Kelurahan Layana Indah Sudarman berterima kasih kepada UIN Datokarama karena telah melakukan pembinaan peningkatan wawasan masyarakatnya tentang moderasi beragama.