Kolonodale, Sulteng (ANTARA) - Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Morowali yang baru I Wayan Suardi untuk pertama kalinya mengunjungi Kabupaten Morowali Utara (Morut), yang merupakan salah satu wilayah kerja Kejari Morowali, setelah menduduki jabatan itu sejak dua pekan sebelumnya untuk menggantikan pejabat lama Tenriawaru.
Saat menginjakkan kaki di teras Kantor Bupati Morut di Kolonodale, Rabu (22/2) pagi, Kajari Wayan Suardi disambut upacara adat Mori yang disebut Gau Mompelangkai Petewawa (upacara penghormatan terhadap pemimpin) yang biasa dilakukan dalam adat Suku Mori.
Kajari pertama kali dikenakan bate (penutup kepala) dan selendang berwarna merah oleh putra/putri Morowali Utara, kemudian menyerahkan ayam putih berkaki kuning, lambang pemimpin kesatria yang tanggap dan peduli kepada rakyat. Lalu beras putih dalam bingka bersama telur ayam kampung yang bermakna pemimpin yang bertanggung jawab mensejahterakan rakyatnya serta mencicipi saguer manis yang disajikan dalam suke (gelas yang terbuat dari bambu kuning).
Setelah itu Kajari disambut pula dengan tarian Lense oleh gadis-gadis dan pemuda Morut. Tarian Lense adalah tarian adat Mori menyambut para pembesar yang berkunjung.
Prosesi penyambutan adat itu disaksikan Bupati Morut Delis J. Hehi dan Wabup Morut H. Djira yang didampingi Ketua DPRD Morut Hj. Megawati, Sekda Morut Musda Guntur serta anggota Forkompimda Morut.
Setelah bersalaman, Kajari Morowali berbincang-bincang dengan Bupati Morut di ruang kerja bupati. Bupati didampingi Wabup H. Djira dan Wakil Kapolres Morut Kompol Alfian Komaling.
Kajari Morowali I Wayan Suardi menilai roda pemerintahan Morut sudah berjalan baik meski masih banyak pula yang perlu dibenahi dengan melibatkan semua pihak dan masyarakat.
Saat menginjakkan kaki di teras Kantor Bupati Morut di Kolonodale, Rabu (22/2) pagi, Kajari Wayan Suardi disambut upacara adat Mori yang disebut Gau Mompelangkai Petewawa (upacara penghormatan terhadap pemimpin) yang biasa dilakukan dalam adat Suku Mori.
Kajari pertama kali dikenakan bate (penutup kepala) dan selendang berwarna merah oleh putra/putri Morowali Utara, kemudian menyerahkan ayam putih berkaki kuning, lambang pemimpin kesatria yang tanggap dan peduli kepada rakyat. Lalu beras putih dalam bingka bersama telur ayam kampung yang bermakna pemimpin yang bertanggung jawab mensejahterakan rakyatnya serta mencicipi saguer manis yang disajikan dalam suke (gelas yang terbuat dari bambu kuning).
Setelah itu Kajari disambut pula dengan tarian Lense oleh gadis-gadis dan pemuda Morut. Tarian Lense adalah tarian adat Mori menyambut para pembesar yang berkunjung.
Prosesi penyambutan adat itu disaksikan Bupati Morut Delis J. Hehi dan Wabup Morut H. Djira yang didampingi Ketua DPRD Morut Hj. Megawati, Sekda Morut Musda Guntur serta anggota Forkompimda Morut.
Setelah bersalaman, Kajari Morowali berbincang-bincang dengan Bupati Morut di ruang kerja bupati. Bupati didampingi Wabup H. Djira dan Wakil Kapolres Morut Kompol Alfian Komaling.
Kajari Morowali I Wayan Suardi menilai roda pemerintahan Morut sudah berjalan baik meski masih banyak pula yang perlu dibenahi dengan melibatkan semua pihak dan masyarakat.