Palu, (antarasulteng.com) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, Sulawesi Tengah Emma Sukmawati menegaskan bahwa Kota Palu tidak termasuk dalam daerah terdistribusi vaksin palsu.
"Kami telah melakukan pantauan lapangan secara langsung, dan tidak mendapatkan satu-pun vaksin palsu yang beredar di tempat - tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan posyandu," ungkap Emma Sukmawati di Palu, Senin.
Emma mengatakan selain tinjau lapangan secara langsung, pemerintah pusat lewat balai POM dan Kementerian Kesehatan telah menyatakan bahwa Sulawesi Tengah tidak termasuk sebagai daerah terdistribusi vaksin palsu.
Olehnya, sebut dia, masyarakat di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah tersebut tidak perlu ragu dan takut untuk memberikan vaksin kepada bayi berusia 0 - 9 bulan atau paling lambat 0 - 11 bulan.
"Adanya pernyataan pemerintah pusat yang menyatakan Sulawesi Tengah tidak termasuk sebagai daerah terdistribusi vaksin palsu, maka semakin menguatkan keyakinan kami bahwa Palu bebas dari vaksin palsu," ujarnya.
Ia menjaslakn bahwa vaksin yang didapat secara gratis atau cuma - cuma oleh masyarakat di puskesmas dan posyandu di Kota Palu, merupakan vaksin yang disediakan oleh pemerintah kota.
Vaksin tersebut, urai dia, diadakan oleh pemerintah pusat lewat kementerian kesehatan, yang selanjutnya didistribusikan kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan di distribusikan lagi ke Dinas Kesehatan Kota Palu.
Ia menegaskan bahwa vaksin gratis tersebut yang diadakan oleh pemerintah, dijamin steril dan tidak mengandung hal - hal lain yang dapat berdampak buruk pada perkembangan bayi.
"vaksin yang ada di puskesmas - puskesmas di masing - masing kelurahan, merupakan vaksin yang disediakan oleh pemerintah dan dijamin steril bebas dari unsur lain yang berdampak negatif," ujarnya.
Terkait hal itu Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Palu, Siti Djaroh, M.Kes, menyatakan bahwa setiap tahun bayi yang menjadi sasaran dalam pemberian vaksin berjumlah 6.000 lebih.
"Untuk tahun 2015 kemarin, jumlah bayi yang menjadi sasaran vaksin mencapai 6.975 setiap tahun, jumlah tersebut akumulasi dari seluruh puskesmas dan posyandu di Kota Palu," urainya.
"Kami telah melakukan pantauan lapangan secara langsung, dan tidak mendapatkan satu-pun vaksin palsu yang beredar di tempat - tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan posyandu," ungkap Emma Sukmawati di Palu, Senin.
Emma mengatakan selain tinjau lapangan secara langsung, pemerintah pusat lewat balai POM dan Kementerian Kesehatan telah menyatakan bahwa Sulawesi Tengah tidak termasuk sebagai daerah terdistribusi vaksin palsu.
Olehnya, sebut dia, masyarakat di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah tersebut tidak perlu ragu dan takut untuk memberikan vaksin kepada bayi berusia 0 - 9 bulan atau paling lambat 0 - 11 bulan.
"Adanya pernyataan pemerintah pusat yang menyatakan Sulawesi Tengah tidak termasuk sebagai daerah terdistribusi vaksin palsu, maka semakin menguatkan keyakinan kami bahwa Palu bebas dari vaksin palsu," ujarnya.
Ia menjaslakn bahwa vaksin yang didapat secara gratis atau cuma - cuma oleh masyarakat di puskesmas dan posyandu di Kota Palu, merupakan vaksin yang disediakan oleh pemerintah kota.
Vaksin tersebut, urai dia, diadakan oleh pemerintah pusat lewat kementerian kesehatan, yang selanjutnya didistribusikan kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan di distribusikan lagi ke Dinas Kesehatan Kota Palu.
Ia menegaskan bahwa vaksin gratis tersebut yang diadakan oleh pemerintah, dijamin steril dan tidak mengandung hal - hal lain yang dapat berdampak buruk pada perkembangan bayi.
"vaksin yang ada di puskesmas - puskesmas di masing - masing kelurahan, merupakan vaksin yang disediakan oleh pemerintah dan dijamin steril bebas dari unsur lain yang berdampak negatif," ujarnya.
Terkait hal itu Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Palu, Siti Djaroh, M.Kes, menyatakan bahwa setiap tahun bayi yang menjadi sasaran dalam pemberian vaksin berjumlah 6.000 lebih.
"Untuk tahun 2015 kemarin, jumlah bayi yang menjadi sasaran vaksin mencapai 6.975 setiap tahun, jumlah tersebut akumulasi dari seluruh puskesmas dan posyandu di Kota Palu," urainya.