Medan (ANTARA) - Rektor Universitas Medan (Unimed) Prof Dr Syamsul Gultom, SKM,M.Kes mengatakan pihaknya optimistis dapat meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi terbaik di ASEAN sehingga berdampak baik agar dapat mewujudkan harapan Unimed menjadi world class university.
"Saya yakin Unimed dapat berhasil mewujudkan kampus berkelas dunia, melalui capaian prestasi, reputasi, prestasi dosen dan mahasiswa," kata Rektor Unimed Prof Dr Syamsul Gultom, SKM,M.Kes, di Medan, Senin.
Hal tersebut dikatakan Rektor Unimed, ketika diminta tanggapannya terkait digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 pada tanggal 9-11 Mei 2023 di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain itu, menurut Syamsul, akan berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa asing untuk kuliah di Unimed. Dosen Unimed berhasil join research dan mendapatkan pengakuan dunia internasional.
Unimed saat ini telah menjalin kerja sama dengan Universitas di Malaysia, dan Thailand, dalam berbagai hal, terutama bidang penelitian, pengabdian, peningkatan SDM dan join kegiatan mahasiswa.
"Unimed setiap 2 tahun sekali aktif kerja sama dalam kegiatan IMT-GT (Indonesia, Malaysia, dan Thailand) dalam kegiatan mahasiswa bidang ilmu pengetahuan, olahraga dan budaya. Kegiatan bersama ini berhasil meningkatkan prestasi mahasiswa Unimed di tingkat nasional," ucapnya.
Rektor menyebutkan saat ini ada puluhan mahasiswa dari Malaysia, Thailand dan beberapa negara Eropa menimba ilmu di kampus Unimed.
Sementara itu, ada puluhan lulusan dari Unimed dan Dosen Unimed yang sedang studi lanjut S-2 (Master) dan S-3 (Doktor) di beberapa negara di ASEAN.
Manfaat yang dapat diperoleh Unimed dari kerja sama dengan beberapa negara ASEAN, yakni meningkatkan mutu dan kualitas SDM dosen dan mahasiswa dalam bidang Ilmu pengetahuan, join research, pengabdian dan prestasi mahasiswa, serta mengenalkan budaya khas Sumatera Utara (Sumut) ke negara ASEAN.
"Hasil kerja sama ini telah berpengaruh terhadap peningkatan mutu, kualitas dan pengakuan masyarakat dan dunia kerja," kata Rektor Unimed.
Data yang diperoleh sebanyak 30 mahasiswa asing kuliah di Unimed, hal ini membuktikan bahwa perguruan tinggi negeri itu adalah salah satu yang terbaik dan dikenal di beberapa negara ASEAN.
Mahasiswa asing yang sedang menimba ilmu di Unimed tersebut, yakni berasal dari negara Eropa, Afrika dan Asia.
Setiap tahun jumlah mahasiswa asing yang mendaftar di Unimed terus bertambah, dan pandangan dunia internasional terhadap perguruan tinggi negeri di Sumut cukup tinggi.
Sebelumnya, seorang mahasiswa asing dari Filipina bernama Sheila Beloy Salera, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni diwisuda di Unimed, pada bulan Oktober 2014.
Dari sebanyak 2.667 mahasiswa yang diwisuda tersebut, salah seorang adalah warga Filipina.
Sheila adalah mahasiswa asing yang cerdas, ulet, disiplin, penuh tanggung jawab, mandiri, supel, ramah, dan berdedikasi tinggi.
Sheila dapat mengikuti perkuliahan dengan baik dan dia tidak segan-segan bertanya kepada dosen atau mahasiswa ketika mengalami hambatan dalam berkomunikasi.
Sheila menyelesaikan studi tepat waktu (4 tahun) dengan judul skripsi "Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap Kemampuan Memahami Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas VII SMP Syafiyatul Amaliyyah Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014" dengan IPK 3,62 predikat kelulusan dengan pujian.
Sementara mahasiswa asing yang belajar di Unimed pada program Darmasiswa 2015/2016 yaitu 1.Tarada Takuya dari Jepang, 2. Dalapona Kanthon dari Laos,3.Klim Irkhin dari Rusia, 4.Sarboz Masulmongulov dari Kirghizstan, 5. Jinawatr Chaiwan Icha dari Thailand, 6. Hoang Chi Phuong dari Vietnam, dan 7. Tran Doan Ngoc Diem dari Vietnam.
Keberadaan mahasiswa asing diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mendatangkan keuntungan bagi perguruan tinggi, mahasiswa Indonesia dapat merasakan lingkungan internasional dan memiliki pergaulan internasional tanpa harus ke luar negeri, dosen yang mengajar mahasiswa asing dapat meningkatkan kualitas pengajarannya dalam tataran internasional.
Dengan adanya mahasiswa asing dapat menghasilkan penghasilan tambahan bagi perguruan tinggi. Penghasilan ini dapat dialokasikan untuk misalnya meningkatkan kualitas dan kuantitas dosen serta fasilitas pendukung terkait.
"Saya yakin Unimed dapat berhasil mewujudkan kampus berkelas dunia, melalui capaian prestasi, reputasi, prestasi dosen dan mahasiswa," kata Rektor Unimed Prof Dr Syamsul Gultom, SKM,M.Kes, di Medan, Senin.
Hal tersebut dikatakan Rektor Unimed, ketika diminta tanggapannya terkait digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 pada tanggal 9-11 Mei 2023 di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain itu, menurut Syamsul, akan berupaya meningkatkan jumlah mahasiswa asing untuk kuliah di Unimed. Dosen Unimed berhasil join research dan mendapatkan pengakuan dunia internasional.
Unimed saat ini telah menjalin kerja sama dengan Universitas di Malaysia, dan Thailand, dalam berbagai hal, terutama bidang penelitian, pengabdian, peningkatan SDM dan join kegiatan mahasiswa.
"Unimed setiap 2 tahun sekali aktif kerja sama dalam kegiatan IMT-GT (Indonesia, Malaysia, dan Thailand) dalam kegiatan mahasiswa bidang ilmu pengetahuan, olahraga dan budaya. Kegiatan bersama ini berhasil meningkatkan prestasi mahasiswa Unimed di tingkat nasional," ucapnya.
Rektor menyebutkan saat ini ada puluhan mahasiswa dari Malaysia, Thailand dan beberapa negara Eropa menimba ilmu di kampus Unimed.
Sementara itu, ada puluhan lulusan dari Unimed dan Dosen Unimed yang sedang studi lanjut S-2 (Master) dan S-3 (Doktor) di beberapa negara di ASEAN.
Manfaat yang dapat diperoleh Unimed dari kerja sama dengan beberapa negara ASEAN, yakni meningkatkan mutu dan kualitas SDM dosen dan mahasiswa dalam bidang Ilmu pengetahuan, join research, pengabdian dan prestasi mahasiswa, serta mengenalkan budaya khas Sumatera Utara (Sumut) ke negara ASEAN.
"Hasil kerja sama ini telah berpengaruh terhadap peningkatan mutu, kualitas dan pengakuan masyarakat dan dunia kerja," kata Rektor Unimed.
Data yang diperoleh sebanyak 30 mahasiswa asing kuliah di Unimed, hal ini membuktikan bahwa perguruan tinggi negeri itu adalah salah satu yang terbaik dan dikenal di beberapa negara ASEAN.
Mahasiswa asing yang sedang menimba ilmu di Unimed tersebut, yakni berasal dari negara Eropa, Afrika dan Asia.
Setiap tahun jumlah mahasiswa asing yang mendaftar di Unimed terus bertambah, dan pandangan dunia internasional terhadap perguruan tinggi negeri di Sumut cukup tinggi.
Sebelumnya, seorang mahasiswa asing dari Filipina bernama Sheila Beloy Salera, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni diwisuda di Unimed, pada bulan Oktober 2014.
Dari sebanyak 2.667 mahasiswa yang diwisuda tersebut, salah seorang adalah warga Filipina.
Sheila adalah mahasiswa asing yang cerdas, ulet, disiplin, penuh tanggung jawab, mandiri, supel, ramah, dan berdedikasi tinggi.
Sheila dapat mengikuti perkuliahan dengan baik dan dia tidak segan-segan bertanya kepada dosen atau mahasiswa ketika mengalami hambatan dalam berkomunikasi.
Sheila menyelesaikan studi tepat waktu (4 tahun) dengan judul skripsi "Pengaruh Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap Kemampuan Memahami Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas VII SMP Syafiyatul Amaliyyah Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014" dengan IPK 3,62 predikat kelulusan dengan pujian.
Sementara mahasiswa asing yang belajar di Unimed pada program Darmasiswa 2015/2016 yaitu 1.Tarada Takuya dari Jepang, 2. Dalapona Kanthon dari Laos,3.Klim Irkhin dari Rusia, 4.Sarboz Masulmongulov dari Kirghizstan, 5. Jinawatr Chaiwan Icha dari Thailand, 6. Hoang Chi Phuong dari Vietnam, dan 7. Tran Doan Ngoc Diem dari Vietnam.
Keberadaan mahasiswa asing diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mendatangkan keuntungan bagi perguruan tinggi, mahasiswa Indonesia dapat merasakan lingkungan internasional dan memiliki pergaulan internasional tanpa harus ke luar negeri, dosen yang mengajar mahasiswa asing dapat meningkatkan kualitas pengajarannya dalam tataran internasional.
Dengan adanya mahasiswa asing dapat menghasilkan penghasilan tambahan bagi perguruan tinggi. Penghasilan ini dapat dialokasikan untuk misalnya meningkatkan kualitas dan kuantitas dosen serta fasilitas pendukung terkait.