Palu, (antarasulteng.com) - Seorang warga negara asing dari Tiongkok Ibrahim, salah seorang terduga teroris dalam kelompok jaringan Santoso di Poso, ditembak mati satgas Operasi Tinombala di Poso, Rabu pagi.
"Hasil pengecekan sementara diduga DPO (daftar pencarian orang) yang tertembak adalah Ibrahim, bukan orang Indonesia," kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi usai upacara 17 Agustus di halaman Kantor Gubernur Sulawesi Tengah.
Ibrahim diduga berasal dari Uighur, salah satu suku di Republik Rakyat Tiongkok.
Jenazah korban saat ini masih ada di Poso Pesisir dan segera dievakuasi ke Poso.
Kapolda mengatakan dengan tertembaknya Ibrahim, tidak ada lagi DPO warga asing yang sebelumnya terdapat empat orang.
Rudy mengatakan kontak senjata tersebut terjadi sekitar pukul 08.35 Wita di pegunungan wilayah Padopi, dekat perkampungan di Poso Pesisir.
Dalam kontak senjata itu terdapat dua daftar pencarian orang, namun satu berhasil melarikan diri dengan membawa senjata.
Kapolda tidak bersedia menjelaskan secara rinci terkait jaringan kelompok yang terlibat dalam kontak senjata itu karena kuatir mengganggu kerja tim di lapangan.
"Kalau saya ceritakan kelompoknya nanti mengganggu kerja tim. Saya tidak akan ceritakan, akan tetapi berapapun kelompok mereka saya akan tetap mengejar," katanya.
Menurut Rudy, dalam kontak senjata itu Tim Satas mengamankan barang bukti berupa satu buah bom lontong. Bom tersebut dilemparkan ke arah petugas namun tidak meledak.
"Senjatanya di bawah lari yang masih hidup," katanya.
Kapolda menceritakan kontak senjata itu terjadi setelah pasukan Tinombala mendapat laporan dari intelijen bahwa ada satu titik diduga terdapat DPO.
"Setelah itu dilakukan pengecekan. Baru pengecekan mereka langsung melawan dan melempar bom," katanya.
"Hasil pengecekan sementara diduga DPO (daftar pencarian orang) yang tertembak adalah Ibrahim, bukan orang Indonesia," kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi usai upacara 17 Agustus di halaman Kantor Gubernur Sulawesi Tengah.
Ibrahim diduga berasal dari Uighur, salah satu suku di Republik Rakyat Tiongkok.
Jenazah korban saat ini masih ada di Poso Pesisir dan segera dievakuasi ke Poso.
Kapolda mengatakan dengan tertembaknya Ibrahim, tidak ada lagi DPO warga asing yang sebelumnya terdapat empat orang.
Rudy mengatakan kontak senjata tersebut terjadi sekitar pukul 08.35 Wita di pegunungan wilayah Padopi, dekat perkampungan di Poso Pesisir.
Dalam kontak senjata itu terdapat dua daftar pencarian orang, namun satu berhasil melarikan diri dengan membawa senjata.
Kapolda tidak bersedia menjelaskan secara rinci terkait jaringan kelompok yang terlibat dalam kontak senjata itu karena kuatir mengganggu kerja tim di lapangan.
"Kalau saya ceritakan kelompoknya nanti mengganggu kerja tim. Saya tidak akan ceritakan, akan tetapi berapapun kelompok mereka saya akan tetap mengejar," katanya.
Menurut Rudy, dalam kontak senjata itu Tim Satas mengamankan barang bukti berupa satu buah bom lontong. Bom tersebut dilemparkan ke arah petugas namun tidak meledak.
"Senjatanya di bawah lari yang masih hidup," katanya.
Kapolda menceritakan kontak senjata itu terjadi setelah pasukan Tinombala mendapat laporan dari intelijen bahwa ada satu titik diduga terdapat DPO.
"Setelah itu dilakukan pengecekan. Baru pengecekan mereka langsung melawan dan melempar bom," katanya.