Jakarta (ANTARA) - Peringatan Pekan Imunisasi Dunia menjadi momen untuk meningkatkan kembali kesadaran dan tindakan kolektif dalam peningkatan cakupan imunisasi untuk agenda eradikasi dan eliminasi Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.

"Peringatan Pekan Imunisasi Dunia ini merupakan salah satu momentum yang baik untuk kembali meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi, terlebih COVID-19 telah mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap anak menjadi rendah," kata Honesti dalam keterangannya pada Jumat.

Cakupan imunisasi yang rendah akan berdampak pada munculnya wabah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, demikian Honesti.


Induk holding BUMN Farmasi yakni Bio Farma Bio Farma Group turut menjadi bagian pada puncak peringatan Pekan Imunisasi Dunia 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Minggu (7/5) di antaranya membuka booth pameran dengan menampilkan berbagai produk karya anak bangsa sekaligus mengedukasi pentingnya imunisasi kepada masyarakat.

"Di samping itu, kami ajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan titer antibodi COVID-19 secara gratis menggunakan Fastbio-RBD yang merupakan salah satu produk Bio Farma terbaru. Untuk kategori kit diagnostik dan juga membagikan voucher diskon untuk pemeriksaan HPV metode pengambilan sampel urine menggunakan Cerviscan di Lab Klinik Kimia Farma area Jakarta," kata Direktur Hubungan Kelembagaan Bio Farma, Sri Harsi Teteki.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini pemerintah terus menggenjot cakupan imunisasi di seluruh pelosok Indonesia.

Cakupan imunisasi rutin lengkap nasional perlahan kembali meningkat pasca pandemi COVID-19. Kini sekitar 94,9 persen anak-anak Indonesia telah diimunisasi.

Masih ada sekitar 5 persen atau 240.000 anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan perlindungan tambahan dari imunisasi dasar lengkap.

Artinya, mereka masih berisiko tinggi terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Angka tersebut dinilai masih tinggi mengingat WHO menargetkan cakupan imunisasi rutin 99 persen.

Menteri Kesehatan menilai percepatan imunisasi perlu dilakukan terutama di Daerah Terluar serta di daerah-daerah yang cakupan imunisasinya masih rendah dengan fokus peningkatan pengetahuan masyarakat utamanya ibu hamil akan pentingnya perilaku promotif preventif melalui pemberian imunisasi rutin lengkap pada anak.

Bio Farma sebagai BUMN Farmasi dengan kiprah lebih dari 130 tahun berkomitmen pada eradikasi dan eliminasi Penyakit dengan Imunisasi.

Pada tahun 2022 Bio Farma telah mendistribusikan lebih dari 178 juta dosis vaksin untuk imunisasi bagi bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur.

"Selain memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, Bio Farma juga telah memenuhi kebutuhan vaksin global dengan mengekspor produknya ke lebih dari 150 negara," kata Honesti.

Selama ini Bio Farma telah memproduksi berbagai jenis vaksin dengan kapasitas produksi hingga tiga miliar dosis. Bio Farma merupakan produsen vaksin yang masuk lima besar dunia dan terbesar di Asia Tenggara.

Bio Farma telah memproduksi berbagai jenis vaksin, seperti polio, difteri, pertusis, tetanus, campak, hepatitis B, influenza, dan inovasi vaksin terbaru yaitu vaksin COVID-19 yang diberi nama IndoVac. Selain itu, kebutuhan dua pertiga vaksin polio di dunia disuplai oleh Bio Farma.



 

Pewarta : Ida Nurcahyani
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024