Pamekasan (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan Dr Hozairi menyatakan fenomena kerang bambu yang naik ke permukaan laut di pesisir Pantai Talang Siring Pamekasan akibat faktor alam.
"Selama saya hidup menjadi anak pantai, fenomena ini sering terjadi setiap lima tahunan dan yang paling banyak saya temui adalah fenomena kerang yang berlimpah, saat saya masih SD sampai SMA saya mengalami fenomena tersebut hampir tiga kali," katanya di Pamekasan, Jawa Timur, Minggu.
Dekan Fakultas Teknik UIM Pamekasan ini menuturkan kala itu banyak kerang yang berlimpah dan keluar ke permukaan sehingga masyarakat dengan mudah memanen kerang tersebut.
Terkait fenomena kerang bambu atau lorjuk naik ke permukaan laut, menurut Hozairi, sudah pernah terjadi sekitar 10 tahun lalu.
Namun, lanjut dosen bidang kemaritiman lulusan Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu, secara ilmiah kerang bambu memiliki pola hidup yang khas, meskipun ada variasi antara spesies yang berbeda.
Lebih lanjut ia menjelaskan pola hidup kerang bambu meliputi pemijahan, tahap larva, pertumbuhan dan makan, dan reproduksi dan umur.
Berdasarkan analisa pengalaman dan pengamatan, kata dia, ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan kerang bambu atau lorjuk naik ke permukaan laut, diantaranya, pasang surut air laut, suhu air, sirkulasi air, dan pencarian makanan.
Kerang bambu cenderung naik ke permukaan laut selama pasang surut karena wilayah tempat hidup kerang bambu ini terpapar udara dan cahaya matahari.
"Ini mendorong kerang bambu untuk naik ke permukaan laut agar dapat mengakses oksigen dan sumber makanan yang diperlukan," katanya.
Berikutnya, kerang bambu cenderung naik ke permukaan laut untuk menghindari suhu yang terlalu panas di dasar perairan dan ketika ada aliran air yang kuat atau perubahan arus, kerang bambu dapat terdorong ke permukaan laut.
Kerang bambu, lanjutnya, biasanya hidup di dasar laut dan menyaring partikel makanan dari air. Namun jika enemukan sumber makanan yang melimpah di dekat permukaan laut, maka ia akan naik untuk memperoleh makanan tersebut.
Dari beberapa faktor tersebut, terjadinya fenomena kerang bambu ke permukaan sangat dipengaruhi oleh suhu air dan sirkulasi air.
"Faktor-faktor di atas hanyalah beberapa kemungkinan yang dapat mempengaruhi naiknya kerang bambu ke permukaan laut. Tapi ini perlu dilakukan kajian lebih detail oleh para akademisi dan uji laboratorium untuk menghasilkan analisa yang lebih detail," katanya.
Fenomena kerang bambu naik ke permukaan laut ini menjadi perhatian warga. Hampir setiap malam, ratusan orang mengambil kerang bambu yang naik ke permukaan di pesisir Pantai Talang Siring, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Pamekasan.
"Selama saya hidup menjadi anak pantai, fenomena ini sering terjadi setiap lima tahunan dan yang paling banyak saya temui adalah fenomena kerang yang berlimpah, saat saya masih SD sampai SMA saya mengalami fenomena tersebut hampir tiga kali," katanya di Pamekasan, Jawa Timur, Minggu.
Dekan Fakultas Teknik UIM Pamekasan ini menuturkan kala itu banyak kerang yang berlimpah dan keluar ke permukaan sehingga masyarakat dengan mudah memanen kerang tersebut.
Terkait fenomena kerang bambu atau lorjuk naik ke permukaan laut, menurut Hozairi, sudah pernah terjadi sekitar 10 tahun lalu.
Namun, lanjut dosen bidang kemaritiman lulusan Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu, secara ilmiah kerang bambu memiliki pola hidup yang khas, meskipun ada variasi antara spesies yang berbeda.
Lebih lanjut ia menjelaskan pola hidup kerang bambu meliputi pemijahan, tahap larva, pertumbuhan dan makan, dan reproduksi dan umur.
Berdasarkan analisa pengalaman dan pengamatan, kata dia, ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan kerang bambu atau lorjuk naik ke permukaan laut, diantaranya, pasang surut air laut, suhu air, sirkulasi air, dan pencarian makanan.
Kerang bambu cenderung naik ke permukaan laut selama pasang surut karena wilayah tempat hidup kerang bambu ini terpapar udara dan cahaya matahari.
"Ini mendorong kerang bambu untuk naik ke permukaan laut agar dapat mengakses oksigen dan sumber makanan yang diperlukan," katanya.
Berikutnya, kerang bambu cenderung naik ke permukaan laut untuk menghindari suhu yang terlalu panas di dasar perairan dan ketika ada aliran air yang kuat atau perubahan arus, kerang bambu dapat terdorong ke permukaan laut.
Kerang bambu, lanjutnya, biasanya hidup di dasar laut dan menyaring partikel makanan dari air. Namun jika enemukan sumber makanan yang melimpah di dekat permukaan laut, maka ia akan naik untuk memperoleh makanan tersebut.
Dari beberapa faktor tersebut, terjadinya fenomena kerang bambu ke permukaan sangat dipengaruhi oleh suhu air dan sirkulasi air.
"Faktor-faktor di atas hanyalah beberapa kemungkinan yang dapat mempengaruhi naiknya kerang bambu ke permukaan laut. Tapi ini perlu dilakukan kajian lebih detail oleh para akademisi dan uji laboratorium untuk menghasilkan analisa yang lebih detail," katanya.
Fenomena kerang bambu naik ke permukaan laut ini menjadi perhatian warga. Hampir setiap malam, ratusan orang mengambil kerang bambu yang naik ke permukaan di pesisir Pantai Talang Siring, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Pamekasan.