Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Guru besar Universitas Jember (Unej) Prof Dafik yang menjadi khatib shalat Idul Adha 1444 Hijriah di Masjid Al Hikmah kampus setempat mengatakan bahwa ibadah Idul Adha mengajarkan banyak pelajaran untuk membentuk karakter umat Islam.
"Betapa Idul Adha memberikan pelajaran, pertama, bagaimana menjalani hidup dengan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta ala (SWT) seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS," katanya saat memberikan khutbah shalat Id di Masjid Al Hikmah Unej, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis.
Kedua, pelajaran ketaatan kepada orang tua yang diperlihatkan oleh Nabi Ismail AS, sehingga kedua contoh itu bisa menjadi bahan pelajaran pembentukan karakter di kehidupan nyata, terutama bagi orang tua sekaligus pendidik.
"Bagaimana memberikan bekal kepada anak didik agar menjadi insan cerdas dan berakhlak. Memiliki bekal 'intellectual quotient' yang mumpuni, namun juga punya 'emotional quotient' dan lebih-lebih memiliki 'spiritual quotient'," katanya.
Menurut guru besar pendidikan matematika itu, Idul Adha artinya juga meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS, betapa sang Nabi itu ikhlas menerima apapun perintah Allah SWT, termasuk kala mendapatkan perintah menempatkan anak dan istrinya di sebuah padang gurun gersang yang kelak menjadi kota Mekah.
"Nabi Ibrahim AS juga rela mengorbankan putra terkasihnya, Nabi Ismail AS yang kemudian atas izin-Nya digantikan dengan domba. Peristiwa yang kemudian menandai awal mula perintah kurban bagi umat Islam," katanya.
Pelajaran selanjutnya dari Idul Adha adalah ibadah haji, dimana semua umat Islam memakai kain ihram bermunajat di padang Arafah memohon ampunan-Nya.
Ibadah haji mengajarkan di hadapan Allah SWT maka semua manusia sama terlepas apapun latar belakang pendidikan, kekayaan atau pun keturunannya, hanya amal ibadah yang membedakannya.
"Selanjutnya adalah pelajaran berkurban yang mengandung dimensi ibadah dan kemanusiaan. Kita diajarkan membunuh nafsu berupa kesombongan dan ketamakan," kata Dafik.
Ia mengatakan tidak semua orang yang mampu mau berkurban sekaligus membantu sesama manusia dengan membagikan daging kurban kepada yang membutuhkan.
Seusai pelaksanaan shalat Idul Adha, Rektor Unej Iwan Taruna menyerahkan hewan kurban yang berasal dari keluarga besar kampus setempat kepada Ketua Takmir Masjid Al Hikmah, Anwar, di halaman masjid.
Rektor menyerahkan secara simbolis empat ekor sapi dan 17 ekor kambing kepada takmir Masjid Al Hikmah, agar bisa disalurkan kepada yang berhak dan membutuhkan.
"Betapa Idul Adha memberikan pelajaran, pertama, bagaimana menjalani hidup dengan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta ala (SWT) seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS," katanya saat memberikan khutbah shalat Id di Masjid Al Hikmah Unej, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis.
Kedua, pelajaran ketaatan kepada orang tua yang diperlihatkan oleh Nabi Ismail AS, sehingga kedua contoh itu bisa menjadi bahan pelajaran pembentukan karakter di kehidupan nyata, terutama bagi orang tua sekaligus pendidik.
"Bagaimana memberikan bekal kepada anak didik agar menjadi insan cerdas dan berakhlak. Memiliki bekal 'intellectual quotient' yang mumpuni, namun juga punya 'emotional quotient' dan lebih-lebih memiliki 'spiritual quotient'," katanya.
Menurut guru besar pendidikan matematika itu, Idul Adha artinya juga meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS, betapa sang Nabi itu ikhlas menerima apapun perintah Allah SWT, termasuk kala mendapatkan perintah menempatkan anak dan istrinya di sebuah padang gurun gersang yang kelak menjadi kota Mekah.
"Nabi Ibrahim AS juga rela mengorbankan putra terkasihnya, Nabi Ismail AS yang kemudian atas izin-Nya digantikan dengan domba. Peristiwa yang kemudian menandai awal mula perintah kurban bagi umat Islam," katanya.
Pelajaran selanjutnya dari Idul Adha adalah ibadah haji, dimana semua umat Islam memakai kain ihram bermunajat di padang Arafah memohon ampunan-Nya.
Ibadah haji mengajarkan di hadapan Allah SWT maka semua manusia sama terlepas apapun latar belakang pendidikan, kekayaan atau pun keturunannya, hanya amal ibadah yang membedakannya.
"Selanjutnya adalah pelajaran berkurban yang mengandung dimensi ibadah dan kemanusiaan. Kita diajarkan membunuh nafsu berupa kesombongan dan ketamakan," kata Dafik.
Ia mengatakan tidak semua orang yang mampu mau berkurban sekaligus membantu sesama manusia dengan membagikan daging kurban kepada yang membutuhkan.
Seusai pelaksanaan shalat Idul Adha, Rektor Unej Iwan Taruna menyerahkan hewan kurban yang berasal dari keluarga besar kampus setempat kepada Ketua Takmir Masjid Al Hikmah, Anwar, di halaman masjid.
Rektor menyerahkan secara simbolis empat ekor sapi dan 17 ekor kambing kepada takmir Masjid Al Hikmah, agar bisa disalurkan kepada yang berhak dan membutuhkan.