Bandung (ANTARA) - Persatuan Binaraga dan Fisik Indonesia (Perbafi) menjadikan ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VII Jawa Barat sebagai seleksi untuk mengirimkan atlet terbaik ke kejuaraan Asia pada September.
Ketua Umum Perbafi Alamsyah Nasution mengungkapkan pertandingan di FORNAS tersebut juga sebagai apresiasi dari induk olahraga kepada masyarakat yang menjaga kebugarannya dengan baik.
"Jadi digelarlah pertandingannya, ini yang ketiga di FORNAS. Atlet terbaik yang tampil di sini akan kami kirim mengikuti kejuaraan tingkat Asia di Singapura pada September. Jadi, kegiatan ini sekaligus sebagai ajang seleksi ke level internasional," kata Alamsyah di Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu.
Dalam festival olahraga tersebut, Perbafi mempertandingkan sembilan kategori termasuk bagi atlet binaraga fisik kategori disabilitas dan kategori usia di atas 45 tahun. Pertandingan dipusatkan di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung.
"Atlet binaraga fisik yang mengikuti pertandingan tercatat sebanyak 115 hingga 130 orang. Bahkan kemarin ada atlet yang sudah berusia 56 tahun tetapi masih menjaga badannya dengan baik," kata Alamsyah.
Menurut Alamsyah, antusias pegiat olahraga dan atlet binaraga fisik di Indonesia untuk mengikuti festival olahraga tersebut sangat baik, dengan 21 provinsi mengirimkan atlet.
"Binaraga fisik adalah olahraga yang tidak mudah. Perlu persiapan yang matang, persiapannya bisa enam bulan. Alhamdulillah ini berjalan lancar. Saya rasa patut diapresiasi juga penyelenggara kejuaraan ini, persiapannya tidak main-main," ujarnya.
Dengan kejuaraan tersebut, Alamsyah berharap, dapat terus menumbuhkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap olahraga, khususnya olahraga binaraga fisik, mengingat olahraga ini memang benar-benar mengutamakan kesehatan dan kebugaran tubuh.
Lebih lanjut, Alamsyah mengungkapkan bahwa binaraga fisik memiliki tiga unsur pola latihan, yakni latihan otot, latihan jantung, dan melatih serta menjaga makanan sehat yang seharusnya bisa diikuti masyarakat Indonesia.
"Sehingga sangat tepat jika olahraga ini berada di bawah naungan KORMI yang memang bertujuan untuk menyehatkan masyarakat Indonesia melalui olahraga," tuturnya.
Adapun Ketua Perbafi Jawa Barat Chandra Ocan menyebutkan, tuan rumah menurunkan 16 atlet binaraga fisik yang bertanding di semua kategori.
Ia berharap semua atlet Jawa Barat dapat membawa harum nama daerah dan Indonesia pada tingkat yang lebih tinggi, namun pihaknya tidak mau membebani para atlet dengan target medali.
"Target kami adalah bagaimana para atlet binaraga bisa berkarya menjadi atlet yang tampil di jenjang internasional. Kemudian kehidupan mereka terjamin. Intinya, minimal mereka nyaman dan mereka bisa mendapatkan penghidupan yang layak seperti di luar negeri," ujarnya.
Dalam perhelatan tersebut, lanjut Chandra, ia tidak ingin terjadi persaingan apalagi persaingan yang tidak fair karena semua atlet binaraga fisik Indonesia harus maju dan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa tampil di kejuaraan internasional.
"Binaraga fisik bukan olahraga skill yang harus bersaing. Tapi olahraga yang saling suport, saling membantu agar semuanya bisa go international. Termasuk pada FORNAS ini, saya minta semua juri dari semua provinsi bahkan ada juri dari Singapura agar semuanya terbuka dan fair karena kami di sini mengedepankan kejujuran, tidak ada kecurangan atau pengaturan, dan mafia olahraga," katanya.
Ketua Umum Perbafi Alamsyah Nasution mengungkapkan pertandingan di FORNAS tersebut juga sebagai apresiasi dari induk olahraga kepada masyarakat yang menjaga kebugarannya dengan baik.
"Jadi digelarlah pertandingannya, ini yang ketiga di FORNAS. Atlet terbaik yang tampil di sini akan kami kirim mengikuti kejuaraan tingkat Asia di Singapura pada September. Jadi, kegiatan ini sekaligus sebagai ajang seleksi ke level internasional," kata Alamsyah di Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu.
Dalam festival olahraga tersebut, Perbafi mempertandingkan sembilan kategori termasuk bagi atlet binaraga fisik kategori disabilitas dan kategori usia di atas 45 tahun. Pertandingan dipusatkan di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung.
"Atlet binaraga fisik yang mengikuti pertandingan tercatat sebanyak 115 hingga 130 orang. Bahkan kemarin ada atlet yang sudah berusia 56 tahun tetapi masih menjaga badannya dengan baik," kata Alamsyah.
Menurut Alamsyah, antusias pegiat olahraga dan atlet binaraga fisik di Indonesia untuk mengikuti festival olahraga tersebut sangat baik, dengan 21 provinsi mengirimkan atlet.
"Binaraga fisik adalah olahraga yang tidak mudah. Perlu persiapan yang matang, persiapannya bisa enam bulan. Alhamdulillah ini berjalan lancar. Saya rasa patut diapresiasi juga penyelenggara kejuaraan ini, persiapannya tidak main-main," ujarnya.
Dengan kejuaraan tersebut, Alamsyah berharap, dapat terus menumbuhkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap olahraga, khususnya olahraga binaraga fisik, mengingat olahraga ini memang benar-benar mengutamakan kesehatan dan kebugaran tubuh.
Lebih lanjut, Alamsyah mengungkapkan bahwa binaraga fisik memiliki tiga unsur pola latihan, yakni latihan otot, latihan jantung, dan melatih serta menjaga makanan sehat yang seharusnya bisa diikuti masyarakat Indonesia.
"Sehingga sangat tepat jika olahraga ini berada di bawah naungan KORMI yang memang bertujuan untuk menyehatkan masyarakat Indonesia melalui olahraga," tuturnya.
Adapun Ketua Perbafi Jawa Barat Chandra Ocan menyebutkan, tuan rumah menurunkan 16 atlet binaraga fisik yang bertanding di semua kategori.
Ia berharap semua atlet Jawa Barat dapat membawa harum nama daerah dan Indonesia pada tingkat yang lebih tinggi, namun pihaknya tidak mau membebani para atlet dengan target medali.
"Target kami adalah bagaimana para atlet binaraga bisa berkarya menjadi atlet yang tampil di jenjang internasional. Kemudian kehidupan mereka terjamin. Intinya, minimal mereka nyaman dan mereka bisa mendapatkan penghidupan yang layak seperti di luar negeri," ujarnya.
Dalam perhelatan tersebut, lanjut Chandra, ia tidak ingin terjadi persaingan apalagi persaingan yang tidak fair karena semua atlet binaraga fisik Indonesia harus maju dan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa tampil di kejuaraan internasional.
"Binaraga fisik bukan olahraga skill yang harus bersaing. Tapi olahraga yang saling suport, saling membantu agar semuanya bisa go international. Termasuk pada FORNAS ini, saya minta semua juri dari semua provinsi bahkan ada juri dari Singapura agar semuanya terbuka dan fair karena kami di sini mengedepankan kejujuran, tidak ada kecurangan atau pengaturan, dan mafia olahraga," katanya.