Jakarta (ANTARA) -
"Selama ini yang saya ingin jalankan itu adalah pra-pelatihan kepada tenaga medis, dan RSUD Kabupaten Karawang kan, sudah ada kerja sama dengan koas (koasisten atau dokter muda) dari universitas, sehingga mahasiswa bisa diberdayakan mengajar materi, dan BKKBN menyediakan alat-alat kontrasepsinya," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, perguruan tinggi yang telah bekerja sama dengan RSUD Kabupaten Karawang bisa mengadakan pelatihan tentang KB dan kontrasepsi agar menjadi bekal untuk berpraktik di RSUD setempat.
“Kalau antara perguruan tinggi, rumah sakit, dengan BKKBN, maka biar perguruan tinggilah yang berkiprah mengadakan pelatihan dan sebagainya, tetapi praktiknya di rumah sakit, akseptornya kami yang akan suplai. Jawa Barat banyak yang menggunakan Metode Operasi Wanita (MOW), sehingga rumah sakit juga bisa diturunkan untuk pelayanan MOW," ujar dia.
"MOW ini bisa untuk pra-pelatihan residen, sedangkan Metode Operasi Pria (MOP) untuk pra-pelatihan urologi. Lalu, yang paling banyak pasang kontrasepsi IUD, ada dokter umum dan akademi kebidanan. Namun, hari ini kita prihatin, karena masih banyak dokter umum yang belum bisa memasang IUD, padahal sayang sekali, kita ini punya alat dan akseptornya,” katanya.
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Kabupaten Karawang dr. Fitra Hergyana menyatakan rumah sakit yang dipimpinnya telah melakukan transformasi dan perbaikan-perbaikan infrastruktur, sehingga RSUD Kabupaten Karawang sudah layak menjadi pusat layanan unggulan bagi ibu dan anak.
“Kami saat ini memang sudah jadi pusat layanan unggulan ibu dan anak di Jawa Barat. Jadi, saat ini RSUD Karawang sudah menjalin kerja sama pendidikan dengan Universitas Indonesia Depok, Universitas Padjajaran Bandung, dan Universitas Trisakti Jakarta. Kami siap menjadi rumah sakit pendidikan satelit, mengingat Karawang adalah kawasan industri terbesar se-Asia," ucapnya.
RSUD Kabupaten Karawang merupakan rumah sakit tipe B pendidikan yang berdiri di lahan seluas 6,8 hektare dengan 503 tempat tidur, dan layanan unggulan bidang kandungan atau obgyn.
"Jadi, residen itu kita di RSUD Karawang sampai dengan koas dan fellowship kami bekerja sama dengan obgyn UI, lalu juga dengan Unpad (Universitas Padjajaran) kami ada residen urologi dan residen bedah saraf, dan Trisakti untuk koasnya," katanya.
Ia menjelaskan RSUD Kabupaten Karawang juga memperhatikan kesiapan dan kualitas SDM serta infrastruktur untuk menjadi pusat layanan unggulan ibu dan anak.
“Arahan dari Kementerian Kesehatan, RSUD ini diperbaiki bukan hanya medis, tetapi juga non-medis. Transformasi yang kami laksanakan berupa perbaikan penanganan pasien, kualitas pemberi layanan, mutu layanan klinis, dan tata kelola rumah sakit. Transformasi infrastruktur ini konsepnya adalah modernisasi,” kata dia.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendukung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Jawa Barat menjadi pusat layanan unggulan ibu dan anak, khususnya pelayanan Keluarga Berencana (KB), dengan mengusulkan pra-pelatihan dan pendidikan tenaga kesehatan.
"Selama ini yang saya ingin jalankan itu adalah pra-pelatihan kepada tenaga medis, dan RSUD Kabupaten Karawang kan, sudah ada kerja sama dengan koas (koasisten atau dokter muda) dari universitas, sehingga mahasiswa bisa diberdayakan mengajar materi, dan BKKBN menyediakan alat-alat kontrasepsinya," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, perguruan tinggi yang telah bekerja sama dengan RSUD Kabupaten Karawang bisa mengadakan pelatihan tentang KB dan kontrasepsi agar menjadi bekal untuk berpraktik di RSUD setempat.
“Kalau antara perguruan tinggi, rumah sakit, dengan BKKBN, maka biar perguruan tinggilah yang berkiprah mengadakan pelatihan dan sebagainya, tetapi praktiknya di rumah sakit, akseptornya kami yang akan suplai. Jawa Barat banyak yang menggunakan Metode Operasi Wanita (MOW), sehingga rumah sakit juga bisa diturunkan untuk pelayanan MOW," ujar dia.
"MOW ini bisa untuk pra-pelatihan residen, sedangkan Metode Operasi Pria (MOP) untuk pra-pelatihan urologi. Lalu, yang paling banyak pasang kontrasepsi IUD, ada dokter umum dan akademi kebidanan. Namun, hari ini kita prihatin, karena masih banyak dokter umum yang belum bisa memasang IUD, padahal sayang sekali, kita ini punya alat dan akseptornya,” katanya.
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Kabupaten Karawang dr. Fitra Hergyana menyatakan rumah sakit yang dipimpinnya telah melakukan transformasi dan perbaikan-perbaikan infrastruktur, sehingga RSUD Kabupaten Karawang sudah layak menjadi pusat layanan unggulan bagi ibu dan anak.
“Kami saat ini memang sudah jadi pusat layanan unggulan ibu dan anak di Jawa Barat. Jadi, saat ini RSUD Karawang sudah menjalin kerja sama pendidikan dengan Universitas Indonesia Depok, Universitas Padjajaran Bandung, dan Universitas Trisakti Jakarta. Kami siap menjadi rumah sakit pendidikan satelit, mengingat Karawang adalah kawasan industri terbesar se-Asia," ucapnya.
RSUD Kabupaten Karawang merupakan rumah sakit tipe B pendidikan yang berdiri di lahan seluas 6,8 hektare dengan 503 tempat tidur, dan layanan unggulan bidang kandungan atau obgyn.
"Jadi, residen itu kita di RSUD Karawang sampai dengan koas dan fellowship kami bekerja sama dengan obgyn UI, lalu juga dengan Unpad (Universitas Padjajaran) kami ada residen urologi dan residen bedah saraf, dan Trisakti untuk koasnya," katanya.
Ia menjelaskan RSUD Kabupaten Karawang juga memperhatikan kesiapan dan kualitas SDM serta infrastruktur untuk menjadi pusat layanan unggulan ibu dan anak.
“Arahan dari Kementerian Kesehatan, RSUD ini diperbaiki bukan hanya medis, tetapi juga non-medis. Transformasi yang kami laksanakan berupa perbaikan penanganan pasien, kualitas pemberi layanan, mutu layanan klinis, dan tata kelola rumah sakit. Transformasi infrastruktur ini konsepnya adalah modernisasi,” kata dia.