Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah mengimbau masyarakat hemat menggunakan air bersih dalam menghadapi El Nino yang berdampak pada kekeringan.
"Fenomena El Nino memberikan dampak kekeringan permukaan tanah, sehingga kita harus bijak memakai air bersih," kata Kepala BPBD Kota Palu Presly Tampubolon dihubungi dari Palu, Selasa.
Ia menjelaskan, menurut analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak El Nino terjadi pada Agustus-September 2023, oleh karena itu masyarakat sudah harus bersiap menghadapi ancaman kekeringan.
Maka, air sebagai sumber kehidupan perlu dijaga kelangsungannya dengan menghemat pemakaian, karena di Kota Palu sebagian besar masyarakat masih mengandalkan air tanah sebagai sumber air bersih.
Fenomena El Nino, katanya, bukan sekadar peningkatan suhu panas pada permukaan tanah menyebabkan penguapan terhadap air, yang dikhawatirkan suhu ini dapat memicu peningkatan panas bumi semakin tinggi.
"Menghadapi situasi seperti ini, kita harus berhemat menggunakan air. Gunakan air secukupnya untuk kebutuhan mencuci dan memasak. Penghematan penggunaan air merupakan salah satu bentuk mitigasi dalam menghadapi situasi yang tidak normal," tutur Presly.
Imbauan pemerintah sebagai upaya pencegahan sekaligus membangun kesadaran masyarakat pentingnya alam sebagai tempat penghidupan bagi makhluk hidup.
"Suhu panas Kota Palu pada kondisi normal dapat mencapai 34 derajat celsius, suhu panas ini biasa terjadi namun perlu langkah antisipasi semua pihak menyikapi fenomena alam yang tidak biasanya," kata dia menambahkan.
Ia mengemukakan, saat ini Pemkot Palu terus melakukan peningkatan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan, oleh sebab itu masyarakat juga diminta secara mandiri memperbaiki vegetasi lingkungan masing-masing supaya terik matahari dapat diminimalisir.
Ia juga telah berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Palu guna melakukan langkah-langkah konkret dalam mengantisipasi ancaman perubahan iklim.
"Ancaman El Nino dapat mempengaruhi berbagai sektor seperti ekonomi, kesehatan maupun sosial, bila tidak dilakukan langkah antisipasi, meskipun curah hujan di Kota Palu masih normal," demikian Presly.
"Fenomena El Nino memberikan dampak kekeringan permukaan tanah, sehingga kita harus bijak memakai air bersih," kata Kepala BPBD Kota Palu Presly Tampubolon dihubungi dari Palu, Selasa.
Ia menjelaskan, menurut analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak El Nino terjadi pada Agustus-September 2023, oleh karena itu masyarakat sudah harus bersiap menghadapi ancaman kekeringan.
Maka, air sebagai sumber kehidupan perlu dijaga kelangsungannya dengan menghemat pemakaian, karena di Kota Palu sebagian besar masyarakat masih mengandalkan air tanah sebagai sumber air bersih.
Fenomena El Nino, katanya, bukan sekadar peningkatan suhu panas pada permukaan tanah menyebabkan penguapan terhadap air, yang dikhawatirkan suhu ini dapat memicu peningkatan panas bumi semakin tinggi.
"Menghadapi situasi seperti ini, kita harus berhemat menggunakan air. Gunakan air secukupnya untuk kebutuhan mencuci dan memasak. Penghematan penggunaan air merupakan salah satu bentuk mitigasi dalam menghadapi situasi yang tidak normal," tutur Presly.
Imbauan pemerintah sebagai upaya pencegahan sekaligus membangun kesadaran masyarakat pentingnya alam sebagai tempat penghidupan bagi makhluk hidup.
"Suhu panas Kota Palu pada kondisi normal dapat mencapai 34 derajat celsius, suhu panas ini biasa terjadi namun perlu langkah antisipasi semua pihak menyikapi fenomena alam yang tidak biasanya," kata dia menambahkan.
Ia mengemukakan, saat ini Pemkot Palu terus melakukan peningkatan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan, oleh sebab itu masyarakat juga diminta secara mandiri memperbaiki vegetasi lingkungan masing-masing supaya terik matahari dapat diminimalisir.
Ia juga telah berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Palu guna melakukan langkah-langkah konkret dalam mengantisipasi ancaman perubahan iklim.
"Ancaman El Nino dapat mempengaruhi berbagai sektor seperti ekonomi, kesehatan maupun sosial, bila tidak dilakukan langkah antisipasi, meskipun curah hujan di Kota Palu masih normal," demikian Presly.