Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan toleransi antarumat beragama merupakan kunci utama dalam mengelola perbedaan dan keragaman.
 
"Toleransi merupakan kunci utama dalam mengelola perbedaan dan keragaman," kata Menag Yaqut dalam acara Jakarta Plurilateral Dialogue (JPD) 2023 di Jakarta, Selasa.
 
Bagi masyarakat Indonesia, kata Menag Yaqut, memperkuat budaya toleransi dan mempertahankan masyarakat majemuk yang terbuka merupakan satu garis lurus dengan keperluan dan agenda negara dalam melestarikan demokrasi dan menjamin Hak Asasi Manusia (HAM).

 Dia menyebutkan pluralitas merupakan ciri kodrati dari tata realitas yang natural dan struktural.
 
"Oleh karena itu, penolakan terhadap pluralitas sesungguhnya berarti juga merupakan penyangkalan terhadap realitas," ujarnya.
 
Menurut dia, Indonesia berpengalaman dalam memperlihatkan betapa pentingnya memperkuat budaya toleransi dalam demokrasi Indonesia.


Hal tersebut, kata dia, karena kultur toleransi yang telah dibangun menyediakan kerangka dasar untuk kehidupan yang lebih adil bagi masyarakat yang pluralistik.
 
Adapun sikap intoleran, menurut dia, justru semakin meminggirkan kaum yang lemah, dan memperdalam jurang ketidakadilan dalam bermasyarakat.
 
"Berabad-abad sejarah menunjukkan bahwa hidup berdampingan tidak hanya mungkin terjadi, tetapi juga merupakan kekuatan," tutur Menag Yaqut.

Oleh karena itu, Menag Yaqut menyambut baik seluruh inisiatif yang dilakukan dalam gelaran JPD 2023 untuk menguatkan budaya toleransi.
 
 

Pewarta : Sean Filo Muhamad
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024