Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, akan menyelenggarakan Festival Danau Lindu untuk mempromosikan potensi wisata Danau Lindu, sekaligus cagar budaya megalitikum di daerah tersebut.
"Iya, Sigi memiliki potensi wisata alam alami non-buatan dan situs cagar budaya megalit yang terus dipromosikan lewat berbagai kegiatan dan strategi," kata Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi, di Sigi, Selasa.
Danau Lindu merupakan danau terbesar ke dua di Sulawesi Tengah setelah Danau Poso. Danau Lindu terletak di Kecamatan Lindu di ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan laut.
Danau ini berada di pegunungan dan kawasan hutan lindu wilayah kerja Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (BBTNLL). Dalam kawasan taman nasional di Kecamatan Lindu terdapat danau dan cagar budaya.
Masyarakat di Kecamatan Lindu hidup berdampingan dengan danau, situs cagar budaya, dan hutan. Daerah ini dikenal memiliki kearifan lokal dan adat istiadat yang kuat, yang hingga saat ini terus dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Samuel mengatakan objek wisata Danau Lindu menawarkan beberapa spot destinasi kepada wisatawan di antaranya keindahan dan keunikan danau yang terletak di pegunungan, budaya dan adat istiadat, cagar budaya serta potensi hutan dan hasil hutan yang telah dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi.
"Pemkab Sigi akan mempromosikan potensi - potensi ini melalui Festival Danau Lindu untuk menarik minat wisatawan," ujarnya.
Festival Danau Lindu akan diselenggarakan oleh Pemkab Sigi pada 11 - 13 November 2023 bertempat di Kecamatan Lindu.
"Saat ini lokasi objek wisata Danau Lindu mulai dibersihkan melibatkan OPD lingkup Pemkab Sigi, masyarakat dan Forkompimda," ujarnya.
Di samping itu, kata dia, akses jalan menuju lokasi Danau Lindu terus di tingkatkan oleh Pemkab Sigi bersama Kementerian PUPR.
Di samping memiliki keindahan objek wisata alam, Kabupaten Sigi juga memiliki situs cagar budaya yang di antaranya terletak di Kulawi, Kulawi Selatan dan Pipikoro, serta cagar budaya Kecamatan Sigi Kota, Palolo, dan Nokilalaki.
Pemkab Sigi juga melakukan pengembangan wisata desa meliputi 11 desa terdiri dari wisata Desa Sibedi, Kalukutinggu, Toro, Mataue, Lawua, Balane, Karunia, Kaleke, Tomado, Wayu, Bora dan wisata edukasi bekas likuefaksi.
Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi dan Sekda Sigi Nuim Hayat camping di tepi Danau Lindu. (ANTARA/HO-Dok Prokopim Setda Pemkab Sigi)
"Iya, Sigi memiliki potensi wisata alam alami non-buatan dan situs cagar budaya megalit yang terus dipromosikan lewat berbagai kegiatan dan strategi," kata Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi, di Sigi, Selasa.
Danau Lindu merupakan danau terbesar ke dua di Sulawesi Tengah setelah Danau Poso. Danau Lindu terletak di Kecamatan Lindu di ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan laut.
Danau ini berada di pegunungan dan kawasan hutan lindu wilayah kerja Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (BBTNLL). Dalam kawasan taman nasional di Kecamatan Lindu terdapat danau dan cagar budaya.
Masyarakat di Kecamatan Lindu hidup berdampingan dengan danau, situs cagar budaya, dan hutan. Daerah ini dikenal memiliki kearifan lokal dan adat istiadat yang kuat, yang hingga saat ini terus dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Samuel mengatakan objek wisata Danau Lindu menawarkan beberapa spot destinasi kepada wisatawan di antaranya keindahan dan keunikan danau yang terletak di pegunungan, budaya dan adat istiadat, cagar budaya serta potensi hutan dan hasil hutan yang telah dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi.
"Pemkab Sigi akan mempromosikan potensi - potensi ini melalui Festival Danau Lindu untuk menarik minat wisatawan," ujarnya.
Festival Danau Lindu akan diselenggarakan oleh Pemkab Sigi pada 11 - 13 November 2023 bertempat di Kecamatan Lindu.
"Saat ini lokasi objek wisata Danau Lindu mulai dibersihkan melibatkan OPD lingkup Pemkab Sigi, masyarakat dan Forkompimda," ujarnya.
Di samping itu, kata dia, akses jalan menuju lokasi Danau Lindu terus di tingkatkan oleh Pemkab Sigi bersama Kementerian PUPR.
Di samping memiliki keindahan objek wisata alam, Kabupaten Sigi juga memiliki situs cagar budaya yang di antaranya terletak di Kulawi, Kulawi Selatan dan Pipikoro, serta cagar budaya Kecamatan Sigi Kota, Palolo, dan Nokilalaki.
Pemkab Sigi juga melakukan pengembangan wisata desa meliputi 11 desa terdiri dari wisata Desa Sibedi, Kalukutinggu, Toro, Mataue, Lawua, Balane, Karunia, Kaleke, Tomado, Wayu, Bora dan wisata edukasi bekas likuefaksi.