Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi menggencarkan program sejuta telur untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam membangun kesehatan masyarakat sekaligus sebagai upaya pencegahan stunting.
"Iya, pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat salah satunya dengan program sejuta telur," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sigi Nuim Hayat, di Sigi, Sulteng, Jumat.
Gerakan sejuta telur, kata dia, merupakan salah satu program yang telah lama dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sigi untuk mengintervensi pemenuhan gizi masyarakat dan pencegahan stunting.
Ia mengakui bahwa stunting masih menjadi satu tantangan yang dihadapi oleh Pemkab Sigi dalam upaya pembangunan manusia khususnya kesehatan masyarakat.
Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 kasus stunting di Kabupaten Sigi mengalami penurunan 3,9 persen atau menjadi 36,8 persen dari sebelumnya 40,7 persen pada 2021.
Sementara berdasarkan hasil survei SSGI Provinsi Sulawesi Tengah bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Sigi tahun 2022 mencapai 36,8 persen.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak, dimana tinggi badan anak tidak sebanding dengan perkembangan usianya. Stunting, salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu kurangnya asupan gizi terhadap ibu hamil.
Stunting tidak hanya mempengaruhi fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan anak dalam tumbuh kembangnya .
Nuim Hayat meminta kepada Dinas Kesehatan agar terus menggencarkan program sejuta telur yang merupakan salah satu tindak lanjut dari gerakan masyarakat hidup sehat.
"Sehingga program tersebut menjangkau masyarakat lebih luas dan bermanfaat besar bagi masyarakat," ucapnya.
"Saya minta kepada Dinas Kesehatan dan para Puskesmas untuk libatkan elemen masyarakat, tak hanya para kader tetapi masyarakat harus kita libatkan juga. Dan kalau perlu Dinas PU juga harus kita undang. Kesadaran serta tanggung jawab berbagai elemen masyarakat perlu terus digalakkan karena menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan," ujarnya.
"Iya, pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat salah satunya dengan program sejuta telur," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sigi Nuim Hayat, di Sigi, Sulteng, Jumat.
Gerakan sejuta telur, kata dia, merupakan salah satu program yang telah lama dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sigi untuk mengintervensi pemenuhan gizi masyarakat dan pencegahan stunting.
Ia mengakui bahwa stunting masih menjadi satu tantangan yang dihadapi oleh Pemkab Sigi dalam upaya pembangunan manusia khususnya kesehatan masyarakat.
Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 kasus stunting di Kabupaten Sigi mengalami penurunan 3,9 persen atau menjadi 36,8 persen dari sebelumnya 40,7 persen pada 2021.
Sementara berdasarkan hasil survei SSGI Provinsi Sulawesi Tengah bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Sigi tahun 2022 mencapai 36,8 persen.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak, dimana tinggi badan anak tidak sebanding dengan perkembangan usianya. Stunting, salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu kurangnya asupan gizi terhadap ibu hamil.
Stunting tidak hanya mempengaruhi fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan anak dalam tumbuh kembangnya .
Nuim Hayat meminta kepada Dinas Kesehatan agar terus menggencarkan program sejuta telur yang merupakan salah satu tindak lanjut dari gerakan masyarakat hidup sehat.
"Sehingga program tersebut menjangkau masyarakat lebih luas dan bermanfaat besar bagi masyarakat," ucapnya.
"Saya minta kepada Dinas Kesehatan dan para Puskesmas untuk libatkan elemen masyarakat, tak hanya para kader tetapi masyarakat harus kita libatkan juga. Dan kalau perlu Dinas PU juga harus kita undang. Kesadaran serta tanggung jawab berbagai elemen masyarakat perlu terus digalakkan karena menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan," ujarnya.