Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah, memacu pembangunan sarana dan infrastruktur untuk mempercepat pemulihan dampak bencana, setelah lima tahun berlalu gempa dan likuefaksi melanda daerah itu pada 28 September 2018.
"Lima tahun sudah peristiwa itu berlalu, perlahan tapi pasti kita mulai bangkit," kata Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat.
Pembangunan infrastruktur berupa jalan dan jembatan yang dipacu oleh Pemkab Sigi di antaranya yaitu, jalan yang menghubungkan Kulawi dengan Banggaibah. Pembukaan jalan menghubungkan Bangga dengan Lalundu sepanjang 45 kilometer (km). Pembukaan dan peningkatan jalan Palolo menghubungkan Manggalapi sepanjang 37 km.
Kemudian, pembangunan jalan menghubungkan Sadaunta dengan Lindu sepanjang 17 km dengan biaya sebesar Rp86 miliar. Pembukaan jalan menghubungkan Bora dengan Pandere sepanjang 22 km.
Berikutnya, ruas jalan Gimpu, Peana, Kalamanta yang terkoneksi dengan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, sepanjang 300 km.
Sementara jembatan yang dibangun yaitu jembatan Sibalaya, Poi, senilai Rp26 miliar. Jembatan rangka baja Keleke, jembatan rangka baja Sindondo Deasi, jembatan Beka dan Dolo, serta jembatan Pombewe.
Selain itu, Pemkab Sigi juga gencar melakukan pengembangan destinasi pariwisata berskala nasional berbasis masyarakat di antaranya objek wisata paralayang yang terletak di Desa Wayu, Kecamatan Marawola Barat.
Pada tahun 2021 program pengembangan ini melalui pengembangan sumber daya pariwisata dan peningkatan daya tarik destinasi pariwisata telah dianggarkan sebesar Rp529 juta.
Selain itu, Pemkab Sigi juga melakukan pengembangan objek wisata sungai di Desa Kalukubula. Pengembangan objek wisata ini diikutkan dengan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) Taman Taiganja.
Sebagai penunjang objek wisata sungai dan RTH Taman Taiganja Kalukubula, maka tahun 2023 akan dibangun jembatan gantung yang menghubungkan Desa Kalukubula dan Desa Tinggede.
Selanjutnya, di bagian timur Kabupaten Sigi, pemerintah setempat akan membangun RTH di Desa Lolu yang berfungsi sebagai objek wisata dengan anggaran sebesar Rp4 miliar. Sementara di bagian barat Kabupaten Sigi akan dibangun RTH Perkotaan Binangga dengan fungsi wisata dengan biaya sebesar Rp2,4 miliar.
Data Pemkab Sigi menyebutkan pembangunan RTH dan sarana penunjang RTH tersebut dilaksanakan pada tahun 2023 ini.
Di samping itu, Pemkab Sigi juga melakukan pengembangan wisata desa meliputi 11 desa terdiri dari wisata Desa Sibedi, Kalukutinggu, Toro, Mataue, Lawua, Balane, Karunia, Kaleke, Tomado, Wayu, Bora dan wisata edukasi bekas likuefaksi.
"Hal ini dapat terwujud atas kerjasama dan partisipasi kita semua baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah bersama sama masyarakat yang berada di Kabupaten Sigi dan dari berbagai lembaga serta organisasi masyarakat yang peduli terhadap musibah tersebut," ujarnya.
Bupati mengharapkan peristiwa 28 September 2018 dijadikan sebagai momentum untuk selalu berbenah iman, berbenah kesadaran dan kewaspadaan terhadap bencana, karena Sigi termasuk wilayah rawan terhadap bencana.
"Sehingga diperlukan keimanan dalam jiwa agar kita selalu bermuhasabah atau introspeksi diri serta sikap kewaspadaan diri dalam menghadapi setiap cobaan," imbuhnya.
"Lima tahun sudah peristiwa itu berlalu, perlahan tapi pasti kita mulai bangkit," kata Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat.
Pembangunan infrastruktur berupa jalan dan jembatan yang dipacu oleh Pemkab Sigi di antaranya yaitu, jalan yang menghubungkan Kulawi dengan Banggaibah. Pembukaan jalan menghubungkan Bangga dengan Lalundu sepanjang 45 kilometer (km). Pembukaan dan peningkatan jalan Palolo menghubungkan Manggalapi sepanjang 37 km.
Kemudian, pembangunan jalan menghubungkan Sadaunta dengan Lindu sepanjang 17 km dengan biaya sebesar Rp86 miliar. Pembukaan jalan menghubungkan Bora dengan Pandere sepanjang 22 km.
Berikutnya, ruas jalan Gimpu, Peana, Kalamanta yang terkoneksi dengan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, sepanjang 300 km.
Sementara jembatan yang dibangun yaitu jembatan Sibalaya, Poi, senilai Rp26 miliar. Jembatan rangka baja Keleke, jembatan rangka baja Sindondo Deasi, jembatan Beka dan Dolo, serta jembatan Pombewe.
Selain itu, Pemkab Sigi juga gencar melakukan pengembangan destinasi pariwisata berskala nasional berbasis masyarakat di antaranya objek wisata paralayang yang terletak di Desa Wayu, Kecamatan Marawola Barat.
Pada tahun 2021 program pengembangan ini melalui pengembangan sumber daya pariwisata dan peningkatan daya tarik destinasi pariwisata telah dianggarkan sebesar Rp529 juta.
Selain itu, Pemkab Sigi juga melakukan pengembangan objek wisata sungai di Desa Kalukubula. Pengembangan objek wisata ini diikutkan dengan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) Taman Taiganja.
Sebagai penunjang objek wisata sungai dan RTH Taman Taiganja Kalukubula, maka tahun 2023 akan dibangun jembatan gantung yang menghubungkan Desa Kalukubula dan Desa Tinggede.
Selanjutnya, di bagian timur Kabupaten Sigi, pemerintah setempat akan membangun RTH di Desa Lolu yang berfungsi sebagai objek wisata dengan anggaran sebesar Rp4 miliar. Sementara di bagian barat Kabupaten Sigi akan dibangun RTH Perkotaan Binangga dengan fungsi wisata dengan biaya sebesar Rp2,4 miliar.
Data Pemkab Sigi menyebutkan pembangunan RTH dan sarana penunjang RTH tersebut dilaksanakan pada tahun 2023 ini.
Di samping itu, Pemkab Sigi juga melakukan pengembangan wisata desa meliputi 11 desa terdiri dari wisata Desa Sibedi, Kalukutinggu, Toro, Mataue, Lawua, Balane, Karunia, Kaleke, Tomado, Wayu, Bora dan wisata edukasi bekas likuefaksi.
"Hal ini dapat terwujud atas kerjasama dan partisipasi kita semua baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah bersama sama masyarakat yang berada di Kabupaten Sigi dan dari berbagai lembaga serta organisasi masyarakat yang peduli terhadap musibah tersebut," ujarnya.
Bupati mengharapkan peristiwa 28 September 2018 dijadikan sebagai momentum untuk selalu berbenah iman, berbenah kesadaran dan kewaspadaan terhadap bencana, karena Sigi termasuk wilayah rawan terhadap bencana.
"Sehingga diperlukan keimanan dalam jiwa agar kita selalu bermuhasabah atau introspeksi diri serta sikap kewaspadaan diri dalam menghadapi setiap cobaan," imbuhnya.