Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar meresmikan kursus pembaruan kehutanan atau forestry update course (FUCo) yang diikuti oleh sekitar 2.000 mahasiswa kehutanan seluruh Indonesia.
Kuliah umum FUCo merupakan pengintegrasian kebijakan-kebijakan Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke dalam pembelajaran kurikulum merdeka belajar pada prodi kehutanan berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
"Saya berharap para mahasiswa kehutanan Indonesia mendapatkan update informasi, serta dapat memberikan catatan-catatan objektif konstruktif untuk kemajuan pembangunan kehutanan dan lingkungan di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Rabu.
Kegiatan persemaian kursus pembaharuan kehutanan bagi kalangan mahasiswa kehutanan itu dilakukan di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, pada 4 Oktober 2023
FUCo diinisiasi oleh KLHK dan Forum Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Kehutanan Indonesia (FOReTIKA).
Siti mengaku siap untuk menugaskan para Direktur Jenderal di KLHK yang relevan dengan sektor kehutanan untuk bisa menerima mahasiswa kehutanan untuk praktikum ataupun magang bersama-sama.
Dengan demikian, para mahasiswa itu bisa terus belajar dari berbagai sumber yang menjawab harapan dari DIKTI Kemendikbud terhadap konsep Merdeka Belajar.
Ketua FOReTIKA Naresworo Nugroho, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Kehutanan IPB, mengungkap jika perkembangan terkini sangat penting untuk dapat dipahami masyarakat luas terlebih oleh dunia akademisi.
Dia mencontohkan Program Indonesia's FOLU Net Sink 2030 yang perlu mendapatkan dukungan luas dari pemangku kepentingan sektor kehutanan dan lingkungan, tidak terkecuali akademisi.
FOLU Net Sink 2030 merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengendalikan perubahan iklim yang terjadi serta dampaknya.
"Dinamika perkembangan kebijakan kehutanan perlu diketahui oleh semua pihak tidak terkecuali kalangan akademisi sebagai lembaga yang bertugas menghasilkan rumusan serta ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kehutanan," kata Naresworo.
"Sosialisasi kebijakan dan teknis pengelolaan hutan dan kehutanan terbaru sangat penting untuk dilakukan ke lingkungan kampus dan menjadi salah satu pilihan mempercepat terjadinya kesamaan persepsi dan pemahaman,” imbuhnya.
FOCo punya tujuan untuk penyelenggaraan kuliah umum tentang kebijakan dan isu kehutanan terkini untuk mahasiswa prodi kehutanan di perguruan tinggi anggota FOReTIKA dan menghadirkan pengajar dari berbagai kalangan sebagai narasumber.
Program itu secara series melaksanakan kegiatan kuliah umum sebanyak kurang lebih 14 kali pertemuan dengan 14 tema berbeda mulai dari pengelolaan hutan lestari hingga kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Sebanyak 14 perkuliahan umum itu bakal disampaikan oleh para pemangku kebijakan bidang kehutanan, Pejabat Tinggi Madya KLHK, para ahli, dan praktisi bidang kehutanan.
FOCo dilaksanakan lebih kurang selama delapan pekan ke depan mulai awal Oktober hingga akhir November 2023.
"Saya berharap para mahasiswa kehutanan Indonesia mendapatkan update informasi, serta dapat memberikan catatan-catatan objektif konstruktif untuk kemajuan pembangunan kehutanan dan lingkungan di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Rabu.
Kegiatan persemaian kursus pembaharuan kehutanan bagi kalangan mahasiswa kehutanan itu dilakukan di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, pada 4 Oktober 2023
FUCo diinisiasi oleh KLHK dan Forum Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Kehutanan Indonesia (FOReTIKA).
Siti mengaku siap untuk menugaskan para Direktur Jenderal di KLHK yang relevan dengan sektor kehutanan untuk bisa menerima mahasiswa kehutanan untuk praktikum ataupun magang bersama-sama.
Dengan demikian, para mahasiswa itu bisa terus belajar dari berbagai sumber yang menjawab harapan dari DIKTI Kemendikbud terhadap konsep Merdeka Belajar.
Ketua FOReTIKA Naresworo Nugroho, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Kehutanan IPB, mengungkap jika perkembangan terkini sangat penting untuk dapat dipahami masyarakat luas terlebih oleh dunia akademisi.
Dia mencontohkan Program Indonesia's FOLU Net Sink 2030 yang perlu mendapatkan dukungan luas dari pemangku kepentingan sektor kehutanan dan lingkungan, tidak terkecuali akademisi.
FOLU Net Sink 2030 merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengendalikan perubahan iklim yang terjadi serta dampaknya.
"Dinamika perkembangan kebijakan kehutanan perlu diketahui oleh semua pihak tidak terkecuali kalangan akademisi sebagai lembaga yang bertugas menghasilkan rumusan serta ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kehutanan," kata Naresworo.
"Sosialisasi kebijakan dan teknis pengelolaan hutan dan kehutanan terbaru sangat penting untuk dilakukan ke lingkungan kampus dan menjadi salah satu pilihan mempercepat terjadinya kesamaan persepsi dan pemahaman,” imbuhnya.
FOCo punya tujuan untuk penyelenggaraan kuliah umum tentang kebijakan dan isu kehutanan terkini untuk mahasiswa prodi kehutanan di perguruan tinggi anggota FOReTIKA dan menghadirkan pengajar dari berbagai kalangan sebagai narasumber.
Program itu secara series melaksanakan kegiatan kuliah umum sebanyak kurang lebih 14 kali pertemuan dengan 14 tema berbeda mulai dari pengelolaan hutan lestari hingga kebijakan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Sebanyak 14 perkuliahan umum itu bakal disampaikan oleh para pemangku kebijakan bidang kehutanan, Pejabat Tinggi Madya KLHK, para ahli, dan praktisi bidang kehutanan.
FOCo dilaksanakan lebih kurang selama delapan pekan ke depan mulai awal Oktober hingga akhir November 2023.