Batam (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) mengimbau masyarakat Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) agar bijak dalam penggunaan gas elpiji 3 kg.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Susanto August Satria di Batam Jumat mengatakan hal tersebut mengingat penggunaan gas bersubsidi itu diperuntukkan khusus bagi warga miskin dan tidak mampu.
"Sudah jelas ada wilayah tertentu, rumah tangga tertentu, lalu juga ada sektor satu usaha yang diperbolehkan, tapi ada juga usaha-usaha besar yang kita bisa lihat bahwa masih ada beberapa restoran besar menggunakan elpiji 3 kg," kata Satria.
Terkait hal tersebut, pihaknya juga telah berkoordinasi bersama pemerintah setempat, baik dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, DPRD Kota Batam, DPRD Kepri, hingga aparat penegak hukum untuk bersama-sama mengawasi penggunaan gas elpiji 3 kg.
"Kami juga ucapkan terima kasih kepada Disperindag Batam yang terus mendukung kegiatan operasi kita, dan juga memberikan masukan terhadap layanan kami," katanya.
Satria menjelaskan, pembelian gas elpiji 3 kg saat ini menggunakan KTP (kartu tanda penduduk) sebagai upaya pemutakhiran data pengguna gas bersubsidi tersebut.
Bagi warga yang akan membeli gas elpiji 3 kg diharapkan untuk membawa KTP, yang kemudian dimasukkan oleh petugas pangkalan gas.
"Tadi juga sudah disampaikan, saat pembelian pertama gas elpiji itu bawa KTP nanti dimasukkan sama pangkalan. Jadi cuma saat itu bawa KTP-nya, bukan setiap beli harus bawa KTP ya," katanya.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Susanto August Satria di Batam Jumat mengatakan hal tersebut mengingat penggunaan gas bersubsidi itu diperuntukkan khusus bagi warga miskin dan tidak mampu.
"Sudah jelas ada wilayah tertentu, rumah tangga tertentu, lalu juga ada sektor satu usaha yang diperbolehkan, tapi ada juga usaha-usaha besar yang kita bisa lihat bahwa masih ada beberapa restoran besar menggunakan elpiji 3 kg," kata Satria.
Terkait hal tersebut, pihaknya juga telah berkoordinasi bersama pemerintah setempat, baik dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, DPRD Kota Batam, DPRD Kepri, hingga aparat penegak hukum untuk bersama-sama mengawasi penggunaan gas elpiji 3 kg.
"Kami juga ucapkan terima kasih kepada Disperindag Batam yang terus mendukung kegiatan operasi kita, dan juga memberikan masukan terhadap layanan kami," katanya.
Satria menjelaskan, pembelian gas elpiji 3 kg saat ini menggunakan KTP (kartu tanda penduduk) sebagai upaya pemutakhiran data pengguna gas bersubsidi tersebut.
Bagi warga yang akan membeli gas elpiji 3 kg diharapkan untuk membawa KTP, yang kemudian dimasukkan oleh petugas pangkalan gas.
"Tadi juga sudah disampaikan, saat pembelian pertama gas elpiji itu bawa KTP nanti dimasukkan sama pangkalan. Jadi cuma saat itu bawa KTP-nya, bukan setiap beli harus bawa KTP ya," katanya.