Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan pemanfaatan buku bacaan bermutu dapat meningkatkan kompetensi literasi anak.
Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikbudristek Aswin Wihdiyanto mengatakan media pembelajaran yang dibuat Kemendikbudristek tersebut bisa menumbuhkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (literasi numerik) sebagai bekal nalar berpikir anak pada masa yang akan datang.
"Ini sebagai kompetensi dasar untuk mendorong pembelajaran sepanjang hayat dan juga memberikan kompetensi bagi peserta didik untuk berkontribusi ke dalam masyarakat dengan modal nalar yang baik," katanya dalam acara Strategi Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu Untuk Memperkuat Kompetensi Literasi secara daring di Jakarta, Sabtu.
Pada 2022, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek sudah menyalurkan 560 judul buku bacaan bermutu dengan 15 juta lebih sampel yang kemudian didistribusikan ke 5.900 pendidikan anak usia dini (PAUD) dan 14.595 sekolah dasar (SD) di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan buku bacaan bermutu tersebut dibuat dengan mengedepankan aspek ramah cerna bagi anak, memiliki ragam tema dan cerita, serta mempunyai kualifikasi berjenjang.
Dia mengharapkan buku-buku ini dapat meningkatkan minat baca secara berkelanjutan.
"Ini memang proses untuk meningkatkan minat baca pada anak, sehingga menjadi trigger (pendorong) bahwa membaca itu menyenangkan," katanya.
Selain itu, kata dia, dalam mengajar peserta didik, para guru atau pemangku pendidikan harus mampu menerapkan konsep adil dan setara.
Hal ini, katanya, supaya pengajaran dapat sesuai sasaran sehingga berdampak langsung pada pemajuan dan peningkatan kompetensi sang anak.
Ia menjelaskan konsep adil yakni penyamarataan pendidikan, sedangkan setara lebih mengedepankan porsi adil dalam memberikan pendidikan kepada anak.
Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikbudristek Aswin Wihdiyanto mengatakan media pembelajaran yang dibuat Kemendikbudristek tersebut bisa menumbuhkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (literasi numerik) sebagai bekal nalar berpikir anak pada masa yang akan datang.
"Ini sebagai kompetensi dasar untuk mendorong pembelajaran sepanjang hayat dan juga memberikan kompetensi bagi peserta didik untuk berkontribusi ke dalam masyarakat dengan modal nalar yang baik," katanya dalam acara Strategi Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu Untuk Memperkuat Kompetensi Literasi secara daring di Jakarta, Sabtu.
Pada 2022, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek sudah menyalurkan 560 judul buku bacaan bermutu dengan 15 juta lebih sampel yang kemudian didistribusikan ke 5.900 pendidikan anak usia dini (PAUD) dan 14.595 sekolah dasar (SD) di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan buku bacaan bermutu tersebut dibuat dengan mengedepankan aspek ramah cerna bagi anak, memiliki ragam tema dan cerita, serta mempunyai kualifikasi berjenjang.
Dia mengharapkan buku-buku ini dapat meningkatkan minat baca secara berkelanjutan.
"Ini memang proses untuk meningkatkan minat baca pada anak, sehingga menjadi trigger (pendorong) bahwa membaca itu menyenangkan," katanya.
Selain itu, kata dia, dalam mengajar peserta didik, para guru atau pemangku pendidikan harus mampu menerapkan konsep adil dan setara.
Hal ini, katanya, supaya pengajaran dapat sesuai sasaran sehingga berdampak langsung pada pemajuan dan peningkatan kompetensi sang anak.
Ia menjelaskan konsep adil yakni penyamarataan pendidikan, sedangkan setara lebih mengedepankan porsi adil dalam memberikan pendidikan kepada anak.