Palu (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar kegiatan sosialisasi dan bedah buku deradikalisasi dan kontranarasi terhadap paham radikal di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
"Ini merupakan sinergi bersama dalam upaya kontra radikalisasi, terhadap pemahaman radikal terorisme," kata pejabat BNPT RI Rahmat Sori Simbolon di Palu, Senin.
Bedah buku serial tercerahkan dalam kedamaian terdiri dari dua buku yakni secercah kisah mantan dan menggali akar radikal terorisme di Indonesia. Buku itu hasil kolaborasi antara akademisi, peneliti, birokrat dan mantan narapidana terorisme.
"Kami menyediakan kajian analisis, guna mendukung deradikalisasi terhadap paham radikal terorisme yang tersebar di masyarakat, khususnya di Kota Palu," katanya menegaskan.
Lanjut dia, kegiatan itu merupakan manifestasi dari mandat negara kepada BNPT, sebagai koordinator penanggulangan terorisme di Indonesia. Dia bersyukur, sepanjang tahun 2023 hingga saat ini, tidak terjadi serangan teroris atau zero terrorist attack di Indonesia.
"Namun kita harus tetap waspada. Di bawah permukaan, kelompok teror tetap aktif melakukan radikalisasi, rekrutmen, pelatihan, dan pengumpulan dana," ungkapnya.
Bedah buku itu menghadirkan narasumber yakni Dr. Solahudin sebagai ahli jaringan terorisme Universitas Indonesia, Dr. M. Najih Arromadloni dari Badan Pencegahan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI).
Kemudian, Dr. Nur Rahmawati dari Kementerian Agama RI, Dr. Alfindra Primaldhi sebagai peneliti Universitas Indonesia dan M. Sofyan Tsauri yang juga mantan narapidana teroris sekaligus mitra deradikalisasi.
Kegiatan itu turut dihadiri pejabat daerah dan elemen masyarakat dari berbagai instansi seperti MUI Sulawesi Tengah, Fatayat NU, FKPT, kepolisian, kejaksaan, pemasyarakatan, Kesbangpol, serta dinas pendidikan.
Kegiatan bedah buku itu sebelumnya telah dilaksanakan di Cirebon dan mendapat respons positif, mendorong BNPT untuk terus menyosialisasikannya ke berbagai daerah.