Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama bersinergi mengembangkan destinasi wisata megalit sebagai tindak lanjut pencanangan Sulteng negeri seribu megalit.
Rektor UIN Datokarama Profesor Lukman S Thahir, di Palu, Rabu, mengemukakan bahwa perguruan tinggi yang dipimpinnya akan berkontribusi secara optimal dalam pengembangan wisata cagar budaya megalit.
"Kami optimis cagar budaya megalit yang dimiliki oleh Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso dan Sigi, menjadi tujuan wisata dunia," ujar Lukman S Thahir dalam pertemuan silaturahim dengan Gubernur Sulteng Rusdy Mastura.
Berdasarkan data yang ada saat ini, terdapat 900 lebih megalit dalam berbagai bentuk dan ukuran yang tersebar di Lembah Napu dan Bada, Kabupaten Poso.
Ukuran batu tertinggi menyerupai manusia setinggi empat meter dengan lebar rata-rata 1,5 sampai 2,5 meter.
Hasil penelitian arkeologi menyebutkan megalit tersebut diperkirakan berasal dari 3.000 tahun sebelum Masehi dan yang termuda dibuat sekitar 1.300 tahun sebelum Masehi.
Profesor Lukman menyebut dari hasil penelitian arkeologi yang ada, menjadi suatu pesan bahwa megalit di Sulteng merupakan satu situs megalit tertua dunia, sekaligus penanda peradaban kemanusiaan jauh telah ada di Sulawesi Tengah.
Hal ini, kata dia, menjadi keunikan dan daya tarik tersendiri yang dapat mendatangkan wisatawan tujuan khusus dari mancanegara.
Oleh karena itu, kata Profesor Lukman, secara akademik UIN Datokarama akan melakukan penerjemahan dan penerbitan buku serta bunga rampai artikel para peneliti tentang megalit.
"Banyak hasil penelitian tentang megalit Sulteng dalam bahasa asing, yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris," sebutnya.
UIN juga akan melaksanakan konferensi internasional yang berdampak paradigma multidisiplin dan transdisiplin dalam konteks negeri seribu megalit.
Sementara secara nonakademik, salah satunya UIN melakukan advokasi masyarakat tentang hukum Islam dan hubungannya dengan negeri seribu megalit.
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura mengemukakan negeri seribu megalit merupakan simbol peradaban kemanusiaan tertua di dunia ada di Sulawesi Tengah.
"Hasil penelitian menunjukkan megalit ada 3.000 tahun sebelum masehi, ini diperkirakan ada di zaman Fir'aun," ungkapnya.
Gubernur mengakui bahwa hal ini butuh dukungan semua pihak salah satunya dari perguruan tinggi dalam mengembangkan cagar budaya megalit sebagai destinasi wisata.
"Kita butuh penelitian lanjutan dan mendalam serta seminar - seminar untuk kajian hal ini," kata Gubernur.
Gubernur Rusdy Mastura berterima kasih kepada Profesor Lukman S Thahir karena bersedia membawa UIN Datokarama membantu Pemprov Sulteng mengembangkan megalit sebagai destinasi wisata.
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura memberikan cendramata kepada Rektor UIN Datokarama Profesor Lukman S Thahir, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (25/20/2023) (ANTARA/HO-Kiswanto)
Rektor UIN Datokarama Profesor Lukman S Thahir, di Palu, Rabu, mengemukakan bahwa perguruan tinggi yang dipimpinnya akan berkontribusi secara optimal dalam pengembangan wisata cagar budaya megalit.
"Kami optimis cagar budaya megalit yang dimiliki oleh Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso dan Sigi, menjadi tujuan wisata dunia," ujar Lukman S Thahir dalam pertemuan silaturahim dengan Gubernur Sulteng Rusdy Mastura.
Berdasarkan data yang ada saat ini, terdapat 900 lebih megalit dalam berbagai bentuk dan ukuran yang tersebar di Lembah Napu dan Bada, Kabupaten Poso.
Ukuran batu tertinggi menyerupai manusia setinggi empat meter dengan lebar rata-rata 1,5 sampai 2,5 meter.
Hasil penelitian arkeologi menyebutkan megalit tersebut diperkirakan berasal dari 3.000 tahun sebelum Masehi dan yang termuda dibuat sekitar 1.300 tahun sebelum Masehi.
Profesor Lukman menyebut dari hasil penelitian arkeologi yang ada, menjadi suatu pesan bahwa megalit di Sulteng merupakan satu situs megalit tertua dunia, sekaligus penanda peradaban kemanusiaan jauh telah ada di Sulawesi Tengah.
Hal ini, kata dia, menjadi keunikan dan daya tarik tersendiri yang dapat mendatangkan wisatawan tujuan khusus dari mancanegara.
Oleh karena itu, kata Profesor Lukman, secara akademik UIN Datokarama akan melakukan penerjemahan dan penerbitan buku serta bunga rampai artikel para peneliti tentang megalit.
"Banyak hasil penelitian tentang megalit Sulteng dalam bahasa asing, yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris," sebutnya.
UIN juga akan melaksanakan konferensi internasional yang berdampak paradigma multidisiplin dan transdisiplin dalam konteks negeri seribu megalit.
Sementara secara nonakademik, salah satunya UIN melakukan advokasi masyarakat tentang hukum Islam dan hubungannya dengan negeri seribu megalit.
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura mengemukakan negeri seribu megalit merupakan simbol peradaban kemanusiaan tertua di dunia ada di Sulawesi Tengah.
"Hasil penelitian menunjukkan megalit ada 3.000 tahun sebelum masehi, ini diperkirakan ada di zaman Fir'aun," ungkapnya.
Gubernur mengakui bahwa hal ini butuh dukungan semua pihak salah satunya dari perguruan tinggi dalam mengembangkan cagar budaya megalit sebagai destinasi wisata.
"Kita butuh penelitian lanjutan dan mendalam serta seminar - seminar untuk kajian hal ini," kata Gubernur.
Gubernur Rusdy Mastura berterima kasih kepada Profesor Lukman S Thahir karena bersedia membawa UIN Datokarama membantu Pemprov Sulteng mengembangkan megalit sebagai destinasi wisata.