Depok (ANTARA) - Dosen Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Mega Atria mengimbau masyarakat menanam pohon hias di halaman rumah untuk menghadapi cuaca panas ekstrem.

"Tumbuhan merupakan komponen utama penyerap karbon dan berperan sebagai penyedia jasa lingkungan yang berfungsi sebagai penghasil udara segar, peneduh, penyerap debu dan polutan, penyubur tanah, hingga pengikat air tanah, sehingga eksistensinya sangat penting untuk kehidupan manusia," katanya di kampus UI Depok, Jumat.

Ia mengatakan tumbuhan adalah salah satu organisme penyedia jasa ekosistem bagi manusia dan lingkungan. Menurutnya, beberapa tanaman hias berdaun yang cocok untuk ditanam di suhu panas, antara lain Palem Hias, Nanas Bromeliad, Sirih Gading, dan Lidah Buaya, yang juga berfungsi untuk menyerap debu.

Mega mengimbau masyarakat menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air dan menyukai cahaya matahari, misalnya tanaman hias kelompok Kaktus, Bougenvile, dan Kamboja. Jenis non-tanaman hias yang juga bisa menjadi alternatif antara lain bambu dan jenis pohon peneduh dengan kanopi lebar dan dapat mengurangi efek suhu tinggi.



Ia berharap masyarakat bisa menyiapkan lahan untuk ditanami tumbuhan di hunian masing-masing. Kegiatan penanaman, lanjutnya, dapat dimulai dengan menanam aneka sayur dan buah untuk dikonsumsi sendiri.

Dengan menerapkan konsep grow your own food, lanjutnya, masyarakat akan mampu mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari. Jika memiliki lahan yang cukup luas, masyarakat juga bisa menanam pohon buah atau peneduh.

"Karena jika lingkungan kita banyak pohon atau tanaman bunga, maka kita berperan juga dalam memastikan proses ekologi dan siklus jasa ekosistem tetap terjaga, tentunya kita juga yang mendapat keuntungan,” kata Mega.

Umumnya cuaca ekstrem dengan suhu yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan flora. Namun beberapa jenis tumbuhan  mampu beradaptasi dengan suhu tinggi, karena dapat mengurangi penguapan berlebihan, seperti tanaman hias dan tanaman obat.

Tanaman-tanaman tersebut, lanjutnya, juga dapat membantu menanggulangi dampak cuaca ekstrem seperti polusi udara dan rendahnya kelembapan udara yang dapat mengakibatkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). 





 

Pewarta : Feru Lantara
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024