Palangka Raya (ANTARA) - Beberapa jenis ikan hias alam asal Provinsi Kalimantan Tengah berhasil menembus pasar luar negeri, termasuk di kawasan negara-negara ASEAN.
"Ada jenis ikan cupang alam, gurame, coklat, paros, botia dan beberapa jenis canna. Untuk pasar Asia Tenggara, permintaan paling banyak adalah dari Malaysia dan Thailand serta Filipina," kata pehobi dan juga penjual ikan hias Muhammad Iqbal Ridani di Palangka Raya, Minggu.
Karena menembus pasar luar negeri, harga jual ikan yang didapat dari alam di Kalimantan Tengah ini juga lebih tinggi dibanding harga dalam negeri.
"Untuk cupang alam di sini nilainya rendah, tetapi kalau ke luar negeri, sepasang bisa dihargai tinggi, jika kita Rupiahkan mencapai Rp250 ribu, tergantung jenis dan ukuran," kata pria yang merupakan salah satu pegawai outsourcing BUMN itu.
Pria yang bergelut dengan dunia ikan hias lokal sejak 2019 itu menyatakan, peluang pasar luar negeri untuk berbagai jenis ikan hias masih tinggi. Bahkan juga termasuk peluang penjualan luar negeri jenis tanaman air asli Kalimantan.
"Bahkan beberapa jenis ikan hias dan tanaman air kita juga tembus pasar China dan Jerman. Namun, peluang itu belum tergarap maksimal karena saat ini belum banyak pembudidayanya dengan skala besar, baik untuk ikan hias ataupun tanaman air," katanya.
Bahkan, lanjut dia, beberapa jenis ikan yang dijual Iqbal harus di "order" kepada nelayan di sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah ketika ada permintaan dari pasar luar negeri.
Kepala Stasiun Karantina, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Palangka Raya Miharjo, mengatakan, penjualan ikan hias dari Kalimantan Tengah untuk menembus pasar luar negeri harus memenuhi sejumlah kriteria.
Maka dari itu, untuk menjaga kualitas dan mutu serta pemenuhan standar ekspor maupun pasar dalam negeri pihaknya juga terus melakukan pemeriksaan ikan sebelum proses pengiriman dilakukan.
Pemeriksaan tersebut untuk memastikan ikan yang dikirim tersebut memenuhi standar atau kriteria yang telah ditetapkan termasuk untuk memastikan ikan yang dikirim sehat, bebas penyakit maupun virus yang dapat membahayakan.
"Proses pengajuannya juga sangat mudah. Dua hari sebelum pengiriman masyarakat dapat ke kantor kami atau mengajukan permohonan secara daring. Untuk informasi juga bisa datang ke kantor kami," kata MIharjo.
Menurut dia, penjualan ke luar negeri, untuk jenis ikan hias ada ikan botia dan juga ada ikan cupang, peang dan betutu serta canna.
SKIPM Palangka Raya mencatat, selama 2022 beberapa jenis ikan hidup asal Kalimantan Tengah yang tembus pasar luar negeri mencapai 251.050 ekor dengan total nilai komoditas mencapai Rp4,1 miliar lebih.
Menurut dia, kondisi tersebut juga harus dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat untuk membudidayakan ikan hias karena mengingat selain tembus pasar dalam negeri keberadaan ikan asli Kalimantan Tengah juga tembus pasar luar negeri.
Berita Terkait
Brida dan Pemkab ciptakan aplikasi penunjang perikanan tangkap
Minggu, 3 November 2024 13:20 Wib
Pemkot Palu mencatat produksi perikanan tangkap 1.885 ton per tahun
Senin, 28 Oktober 2024 19:49 Wib
Donggala distribusikan alat penangkap ikan untuk nelayan
Jumat, 4 Oktober 2024 13:27 Wib
Pemkab Bangkep tingkatkan koordinasi kelola perikanan-wilayah pesisir
Kamis, 26 September 2024 13:47 Wib
Bappenas tekankan ekonomi biru tak terbatas pada perikanan
Selasa, 3 September 2024 10:05 Wib
Pemda Banggai salurkan 29 unit mesin ketinting bagi nelayan Nambo
Minggu, 1 September 2024 17:19 Wib
Titik balik penantang alam Laut Timor
Sabtu, 31 Agustus 2024 8:22 Wib
Pemprov Sulteng terus perkuat kolaborasi tingkatkan pengelolaan perikanan
Jumat, 30 Agustus 2024 12:00 Wib