Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 45 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) terjadi di wilayah Laut Banda, Maluku sejak Rabu (8/11) pukul 11:52:53 WIB hingga Kamis pukul 00:50:00 WIB.

"Ada 45 aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar magnitudo 6,8 setelah gempa utama magnitudo 7,2," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan gempa yang terjadi pada pukul 00.25 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,4 merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan (kerak bumi) di dasar Laut Banda.

Ia mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), ia menyampaikan gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Amahai dan Banda, Maluku Tengah, Kilmury, Seram Bagian Timur dengan skala intensitas III MMI (modified mercally intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.

Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.






 

Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024