Athena, Yunani (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin meminta dukungan Yunani untuk menghadapi kebijakan diskriminatif Uni Eropa (UE) terhadap produk sawit Indonesia setelah pemberlakuan Undang Undang (UU) Antideforestasi atau European Union Deforestation Regulation (EUDR) sejak Mei 2023 lalu.
"Khususnya sawit, kan kita mengalami apa (pelarangan dari kebijakan Uni Eropa), kita minta dukungan Yunani," ujar Wapres Ma'ruf usai pertemuan dengan Wakil Ketua I Parlemen Yunani Ioannis Plakiotakis di Hellenic Parliament, Athena, Rabu waktu setempat.
Wapres menilai dukungan parlemen Yunani sangat diperlukan untuk membantu mengatasi berbagai hambatan perdagangan Indonesia ke Eropa.
“Saya juga mengharap dukungan Yang Mulia untuk mendukung pendekatan konstruktif guna mengatasi kebijakan diskriminatif Uni Eropa atas komoditas strategis Indonesia," kata Ma'ruf kepada Plakiotakis.
Wapres juga menekankan perlunya penguatan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Hal itu karena di beberapa sektor perdagangan, kerja sama kedua negara mengalami penurunan.
"Kemudian juga hubungan sesama bidang ekonomi, perdagangan, investasi juga diperkuat. Karena investasi ada peningkatan, tapi perdagangan memang ada penurunan jadi kita ke sini meningkatkan lagi hubungan," ujarnya.
Duta Besar RI untuk Yunani Bebeb A.K. Nugraha Djundjunan, yang turut mendampingi Wapres dalam pertemuan, mengatakan Indonesia mengharapkan Yunani bisa membuka jalan bagi produk unggulan Indonesia, salah satunya sawit, untuk bisa masuk Uni Eropa.
"Diharapkan Yunani dapat mendukung kita dalam memberikan promosi dan informasi yang tepat kepada Uni Eropa bahwa ini adalah produk yang dibutuhkan oleh kedua negara, dalam meningkatkan perdagangan," ujarnya.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin (tengah) memberikan keterangan pers setelah melakukan pertemuan dengan Wakil Ketua I Parlemen Yunani Ioannis Plakiotakis di Hellenic Parliament, Athena, Rabu (22/11/2023) waktu setempat. (ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Selain soal dukungan perdagangan, Wapres Ma’ruf juga menekankan pentingnya peningkatan kerja sama dalam dua bidang strategis lainnya. Pertama, adalah peningkatan hubungan antarparlemen.
Menurutnya, parlemen Indonesia telah beberapa kali berkunjung ke Yunani, sehingga ia pun mengharapkan parlemen Yunani juga melakukan kunjungan ke Indonesia.
"Saya mendukung terbentuknya kembali Kelompok Persahabatan antar Parlemen Indonesia-Yunani untuk mempererat kerja sama parlemen kedua negara," kata dia.
Adapun yang kedua, kata Wapres, adalah peningkatan kerja sama dalam bidang ekonomi.
"Saya menyambut baik Rencana Aksi Kerja Sama Ekonomi yang ditandatangani pada Mei 2023 lalu," kata Ma’ruf.
Turut mendampingi Ma'ruf dalam pertemuan ini, yaitu Duta Besar Indonesia untuk Yunani Bebeb Nugraha Djundjunan, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden Suprayoga Hadi.
Wapres RI juga didampingi Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, dan Staf Khusus Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Wakil Presiden Imam Azis.
Sementara itu, Ioannis Plakiotakis didampingi oleh Chairman of the Permanent Committee on Cultural and Educational Affairs Christos Kellas, Chairman of the Greece-Indonesia Parliamentary Friendship Group Makarios Lazaridis, dan Diplomatic Advisor to the President Constantinos Economides.
"Khususnya sawit, kan kita mengalami apa (pelarangan dari kebijakan Uni Eropa), kita minta dukungan Yunani," ujar Wapres Ma'ruf usai pertemuan dengan Wakil Ketua I Parlemen Yunani Ioannis Plakiotakis di Hellenic Parliament, Athena, Rabu waktu setempat.
Wapres menilai dukungan parlemen Yunani sangat diperlukan untuk membantu mengatasi berbagai hambatan perdagangan Indonesia ke Eropa.
“Saya juga mengharap dukungan Yang Mulia untuk mendukung pendekatan konstruktif guna mengatasi kebijakan diskriminatif Uni Eropa atas komoditas strategis Indonesia," kata Ma'ruf kepada Plakiotakis.
Wapres juga menekankan perlunya penguatan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Hal itu karena di beberapa sektor perdagangan, kerja sama kedua negara mengalami penurunan.
"Kemudian juga hubungan sesama bidang ekonomi, perdagangan, investasi juga diperkuat. Karena investasi ada peningkatan, tapi perdagangan memang ada penurunan jadi kita ke sini meningkatkan lagi hubungan," ujarnya.
Duta Besar RI untuk Yunani Bebeb A.K. Nugraha Djundjunan, yang turut mendampingi Wapres dalam pertemuan, mengatakan Indonesia mengharapkan Yunani bisa membuka jalan bagi produk unggulan Indonesia, salah satunya sawit, untuk bisa masuk Uni Eropa.
"Diharapkan Yunani dapat mendukung kita dalam memberikan promosi dan informasi yang tepat kepada Uni Eropa bahwa ini adalah produk yang dibutuhkan oleh kedua negara, dalam meningkatkan perdagangan," ujarnya.
Selain soal dukungan perdagangan, Wapres Ma’ruf juga menekankan pentingnya peningkatan kerja sama dalam dua bidang strategis lainnya. Pertama, adalah peningkatan hubungan antarparlemen.
Menurutnya, parlemen Indonesia telah beberapa kali berkunjung ke Yunani, sehingga ia pun mengharapkan parlemen Yunani juga melakukan kunjungan ke Indonesia.
"Saya mendukung terbentuknya kembali Kelompok Persahabatan antar Parlemen Indonesia-Yunani untuk mempererat kerja sama parlemen kedua negara," kata dia.
Adapun yang kedua, kata Wapres, adalah peningkatan kerja sama dalam bidang ekonomi.
"Saya menyambut baik Rencana Aksi Kerja Sama Ekonomi yang ditandatangani pada Mei 2023 lalu," kata Ma’ruf.
Turut mendampingi Ma'ruf dalam pertemuan ini, yaitu Duta Besar Indonesia untuk Yunani Bebeb Nugraha Djundjunan, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden Suprayoga Hadi.
Wapres RI juga didampingi Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, dan Staf Khusus Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Wakil Presiden Imam Azis.
Sementara itu, Ioannis Plakiotakis didampingi oleh Chairman of the Permanent Committee on Cultural and Educational Affairs Christos Kellas, Chairman of the Greece-Indonesia Parliamentary Friendship Group Makarios Lazaridis, dan Diplomatic Advisor to the President Constantinos Economides.