Palu (ANTARA) - Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II terus berupaya memacu penyelesaian pembangunan hunian tetap (huntap) untuk warga penyintas bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala sebelum Juni 2024.
Ia menjelaskan 1.679 huntap telah terbangun pada pembangunan huntap tahap I bagi warga terdampak di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala.
Oleh karena hal tersebut, kata Bakhtiar, terdapat potensi pembangunan Huntap Tondo tidak dapat terealisasi secara penuh.
Untuk pembangunan huntap di Sibalaya Selatan dan Desa Bangga di Kabupaten Sigi baru mulai kontrak pada Oktober 2023 dan sementara ini masih dalam tahap proses pembangunan.
Pihaknya saat ini juga memulai untuk percepatan penghunian Huntap Talise dengan sekitar 400 unit siap dihuni secara bertahap pada Desember.
Hunian tetap tahap 2D sebanyak 449 unit tersebar di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, sedangkan hunian tetap 2E sebanyak 535 unit tersebar di Kelurahan Petobo, Kota Palu dan pembangunan Huntap Petobo juga sudah 100 persen.
"Untuk pembangunan ini juga sepertinya tidak ada masalah," katanya.
"Kami terus mengupayakan agar bagaimana caranya teman-teman satuan kerja untuk menyelesaikan pembangunan hunian tetap seratus persen sebelum Juni 2024," kata Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II Bakhtiar pada acara media gathering bersama awak pers di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan 1.679 huntap telah terbangun pada pembangunan huntap tahap I bagi warga terdampak di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala.
BP2P Sulawesi II menargetkan 4.092 huntap terbangun pada tahap II pembangunan sebelum Juni 2024. BP2P Sulawesi II membangun 712 hunian tetap permanen tahap 2A tersebar di Kota Palu dan Kabupaten Donggala. BP2P Sulawesi II juga membangun tahap 2B sebanyak 1.321 unit yang tersebar di Kelurahan Tondo 2, Kota Palu, Sibalaya Selatan dan Desa Bangga di Kabupaten Sigi.
Pada proses pembangunan huntap di Kelurahan Tondo 2, pihaknya menemukan adanya kendala yakni perizinan lahan oleh warga setempat sehingga pembangunan huntap yang tersisa untuk sementara diberhentikan.
Oleh karena hal tersebut, kata Bakhtiar, terdapat potensi pembangunan Huntap Tondo tidak dapat terealisasi secara penuh.
"Dari total rencana pembangunan di Huntap Tondo 2 dari 1.055 unit, kemungkinan besar yang bisa kami tangani sebanyak 922 unit karena permasalahan yang kami hadapi," katanya.
Untuk pembangunan huntap di Sibalaya Selatan dan Desa Bangga di Kabupaten Sigi baru mulai kontrak pada Oktober 2023 dan sementara ini masih dalam tahap proses pembangunan.
Pihaknya mengupayakan proses pembangunan huntap tersebut dapat selesai sebelum pertengahan Juni 2024.
Ia mengatakan tahap 2C sebanyak 535 unit tersebar di Kelurahan Talise, Kota Palu yang juga telah mencapai progres 99 persen pembangunan fisik yang proses penyempurnaannya sudah hampir pada tahap sempurna.
Pihaknya saat ini juga memulai untuk percepatan penghunian Huntap Talise dengan sekitar 400 unit siap dihuni secara bertahap pada Desember.
Hunian tetap tahap 2D sebanyak 449 unit tersebar di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, sedangkan hunian tetap 2E sebanyak 535 unit tersebar di Kelurahan Petobo, Kota Palu dan pembangunan Huntap Petobo juga sudah 100 persen.
"Untuk pembangunan ini juga sepertinya tidak ada masalah," katanya.
Dalam proses pembangunan huntap, dia meminta media turut mengawal proses penyampaian informasi terkait dengan progres rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi 2018 kepada masyarakat.
"Kami berharap bantuan dari rekan-rekan media juga dapat mengawal proses penyampaian informasi rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana 2018, serta menyampaikan informasi terkait bagaimana progres dari Kementerian PUPR dalam menyelesaikan pembangunan huntap tuntas 100 persen," katanya.