Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah membuat inovasi program tangguh bersinar yang merupakan upaya percepatan penurunan stunting dan penanggulangan kemiskinan berbasis perangkat daerah.
"Stunting dan kemiskinan menjadi perhatian khusus, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota," kata Wakil Gubernur Sulteng Ma'mun Amir pada rapat percepatan penurunan stunting tahun 2024 di Palu, Jumat.
Karena itu, dia mengatakan pencegahan perlu dilakukan untuk mengantisipasi naiknya prevalensi stunting dengan melakukan sosialisasi dan terus mengampanyekan tentang stunting.
Pemprov Sulteng, kata Ma'mun, memilih Kabupaten Sigi sebagai lokus utama dalam program tangguh bersinar, karena kabupaten tersebut menduduki angka prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Tengah.
Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, kasus stunting di Kabupaten Sigi mengalami penurunan 3,9 persen atau menjadi 36,8 persen dari sebelumnya 40,7 persen pada 2021.
Kabupaten Sigi menargetkan kasus stunting turun menjadi 23 persen pada tahun 2024. Dalam program ini, terdapat 118 desa yang menjadi lokus utama dari 176 desa yang berada di Kabupaten Sigi.
Sebagai bentuk intervensi, program ini melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Provinsi Sulteng, BUMN, BUMD, instansi vertikal yang nantinya akan menjadi orang tua asuh bagi anak, dalam upaya percepatan penurunan stunting dan kemiskinan.
Wagub meminta agar pemerintah kabupaten/kota selalu pro aktif dalam melakukan koordinasi bersama dengan Pemprov Sulteng dan instansi terkait.
"Saya berharap agar seluruh pihak untuk bersama-sama serius dalam penanganan dan pencegahan stunting di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2024 ini," kata Ma'mun.
Berdasarkan data hasil SSGI tahun 2022, angka prevalensi stunting di Sulawesi Tengah mencapai 28,2 persen.