Jakarta (ANTARA) - Pemerintah terus menyadarkan dan mendorong masyarakat berpartisipasi dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim mulai dari efisiensi energi hingga pengelolaan dan mencegah kebakaran hutan serta lahan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar berharap masyarakat tingkat tapak untuk menghindari kebakaran hutan dan lahan agar berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca.
"Kami membangun dan menyediakan layanan publik berupa Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan Karbon (RKKIK) untuk meningkatkan literasi perubahan iklim dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Ahad.
Menteri Siti mengungkapkan berbagai keberhasilan yang dicapai dalam aktivitas pengendalian perubahan iklim tidak terlepas dari peran penting masyarakat yang secara partisipatif telah melakukan aksi iklim, baik adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim pada tingkat tapak.
Pada tahun 2023, program kampung iklim telah bertransformasi menjadi program komunitas untuk iklim.
Dia berharap program dapat menjangkau kelompok yang lebih luas dan membuka peluang seluruh pihak untuk memberikan kontribusi yang lebih luas, seperti komunitas sekolah, komunitas kampus, komunitas pesantren, komunitas penggiat lingkungan, dan komunitas lainnya.
Keberhasilan negosiasi di tingkat global berperan penting bagi kemajuan aksi perubahan iklim Indonesia. Melalui diplomasi dan negosiasi, Indonesia memperjuangkan upaya pengendalian perubahan iklim di tingkat global.
"Partisipasi dan diplomasi Indonesia melalui aksi nyata (leading by examples) telah memberikan warna dan mempengaruhi hasil berbagai negosiasi isu perubahan iklim," ujar Menteri Siti.*
"Kami membangun dan menyediakan layanan publik berupa Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan Karbon (RKKIK) untuk meningkatkan literasi perubahan iklim dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Ahad.
Menteri Siti mengungkapkan berbagai keberhasilan yang dicapai dalam aktivitas pengendalian perubahan iklim tidak terlepas dari peran penting masyarakat yang secara partisipatif telah melakukan aksi iklim, baik adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim pada tingkat tapak.
Pada tahun 2023, program kampung iklim telah bertransformasi menjadi program komunitas untuk iklim.
Dia berharap program dapat menjangkau kelompok yang lebih luas dan membuka peluang seluruh pihak untuk memberikan kontribusi yang lebih luas, seperti komunitas sekolah, komunitas kampus, komunitas pesantren, komunitas penggiat lingkungan, dan komunitas lainnya.
Keberhasilan negosiasi di tingkat global berperan penting bagi kemajuan aksi perubahan iklim Indonesia. Melalui diplomasi dan negosiasi, Indonesia memperjuangkan upaya pengendalian perubahan iklim di tingkat global.
"Partisipasi dan diplomasi Indonesia melalui aksi nyata (leading by examples) telah memberikan warna dan mempengaruhi hasil berbagai negosiasi isu perubahan iklim," ujar Menteri Siti.*