Jakarta (ANTARA) - Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU) menilai penampilan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming telah "offside", pada debat keempat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang diselenggarakan KPU.
“Penampilan Gibran itu offside, dalam bahasa pesantrennya suul adab. Kalau istilah orang Jawa itu kurang punya unggah-ungguh atau tata krama, bagaimana menghormati orang yang lebih tua,” kata Ketua FormasNU Ahmad Rouf Qusyairi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Lanjut dia, Gibran berkali-kali menyerang dua rivalnya, yakni Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Mahfud MD, dengan sindiran dan gestur yang melecehkan. Hal itu menurut dia, sudah melampaui batas.
Meski demikian, Gus Rauf meyakini tindakan Gibran tidak mencerminkan sikap anak-anak muda kebanyakan. Alasannya,, milenial secara umum masih menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai kesopanan.
Kata dia, selain tak elok secara etika, Gibran juga kembali melanggar aturan debat yang telah disepakati bersama.
“Sudah menjadi kesepakatan tidak boleh menggunakan singkatan. Kalau pakai singkatan atau terminologi asing harus dijelaskan dulu. Di debat cawapres pertama itu sudah dia gunakan untuk men-sliding Cak Imin, tapi kenapa diulangi lagi. Ini berarti di alam bawah sadarnya hal seperti itu dianggap biasa,” kata Gus Rauf yang juga menjabat Deputi Santri Milenial di Timnas Anies-Muhaimin.
Forum debat, sambung Gus Rauf, seharusnya fokus pada visi misi dan kebijakan dari masing-masing calon yang akan dipilih rakyat. Bukan saling merendahkan dan mencibir. Menurut dia, Gibran lupa bahwa lawan dalam debat itu adalah teman dalam kompetisi berdemokrasi.
"Jadi kalau niatnya menjatuhkan lawan, itu sudah di luar akal sehat kita,” katanya menyesalkan.
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar mengajarkan persoalan etika kepada calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka.
"Tenang Pak Gibran, semua ada etikanya, termasuk kita diskusi, bukan tebak-tebakan definisi, atau tebak-tebakan singkatan," katanya dalam debat keempat Pilpres 2024 yang diselenggarakan oleh KPU di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu malam.
Muhaimin, yang juga wakil Ketua DPR RI, menegaskan bahwa calon wakil presiden seharusnya berdiskusi pada tingkatan sebagai pengambil kebijakan untuk memimpin negara.
“Penampilan Gibran itu offside, dalam bahasa pesantrennya suul adab. Kalau istilah orang Jawa itu kurang punya unggah-ungguh atau tata krama, bagaimana menghormati orang yang lebih tua,” kata Ketua FormasNU Ahmad Rouf Qusyairi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Lanjut dia, Gibran berkali-kali menyerang dua rivalnya, yakni Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Mahfud MD, dengan sindiran dan gestur yang melecehkan. Hal itu menurut dia, sudah melampaui batas.
Meski demikian, Gus Rauf meyakini tindakan Gibran tidak mencerminkan sikap anak-anak muda kebanyakan. Alasannya,, milenial secara umum masih menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai kesopanan.
Kata dia, selain tak elok secara etika, Gibran juga kembali melanggar aturan debat yang telah disepakati bersama.
“Sudah menjadi kesepakatan tidak boleh menggunakan singkatan. Kalau pakai singkatan atau terminologi asing harus dijelaskan dulu. Di debat cawapres pertama itu sudah dia gunakan untuk men-sliding Cak Imin, tapi kenapa diulangi lagi. Ini berarti di alam bawah sadarnya hal seperti itu dianggap biasa,” kata Gus Rauf yang juga menjabat Deputi Santri Milenial di Timnas Anies-Muhaimin.
Forum debat, sambung Gus Rauf, seharusnya fokus pada visi misi dan kebijakan dari masing-masing calon yang akan dipilih rakyat. Bukan saling merendahkan dan mencibir. Menurut dia, Gibran lupa bahwa lawan dalam debat itu adalah teman dalam kompetisi berdemokrasi.
"Jadi kalau niatnya menjatuhkan lawan, itu sudah di luar akal sehat kita,” katanya menyesalkan.
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar mengajarkan persoalan etika kepada calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka.
"Tenang Pak Gibran, semua ada etikanya, termasuk kita diskusi, bukan tebak-tebakan definisi, atau tebak-tebakan singkatan," katanya dalam debat keempat Pilpres 2024 yang diselenggarakan oleh KPU di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu malam.
Muhaimin, yang juga wakil Ketua DPR RI, menegaskan bahwa calon wakil presiden seharusnya berdiskusi pada tingkatan sebagai pengambil kebijakan untuk memimpin negara.