Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menemui para pekerja galangan kapal PT PAL yang membangun kapal perang buatan dalam negeri fregat Merah Putih.
Dalam pertemuan di galangan kapal PT PAL, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (23/1), Prabowo menyampaikan pembangunan fregat Merah Putih membanggakan, karena untuk pertama kalinya Indonesia mencetak sejarah membangun kapal perang fregat di dalam negeri.
“Ini sangat membanggakan, berarti kita membuat sejarah, kapal perang terbesar dan 100 persen dibuat oleh putra-putri Indonesia,” kata Prabowo sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Dia pun berharap para pekerja fregat Merah Putih terus bersemangat sampai akhirnya mimpi membangun fregat pertama di dalam negeri itu terwujud.
“Saya atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudara sekalian. Terima kasih atas dedikasi saudara-saudara. Terima kasih atas prestasi, kapasitas saudara-saudara,” kata Prabowo kepada para pekerja galangan kapal PT PAL.
Kementerian Pertahanan RI memesan dua unit fregat ke PT PAL, yang proyeknya kemudian disebut Fregat Merah Putih.
PT PAL pada 25 Agustus 2023 berhasil melewati tahapan peletakan lunas kapal (keel laying) untuk satu unit kapal pesanan Pemerintah RI. Kapal fregat itu diproyeksikan operasional dan dapat memperkuat TNI Angkatan Laut pada 2028.
Fregat Merah Putih, yang masih dalam tahapan pembangunan, memiliki panjang 140 meter dan bobot (displacement) 5.996 ton.
Di galangan kapal yang sama, Prabowo juga meninjau kemajuan proyek modernisasi 41 kapal peran (KRI) yang dipimpin PT PAL. PT PAL menggandeng galangan kapal dalam negeri lainnya untuk proyek modernisasi itu, yang disebut R41, antara lain PT Batamec, PT Palindo Marine, PT Waruna Shipyard, dan PT Dok Bahari Nusantara.
Beberapa jenis kapal yang masuk dalam proyek modernisasi itu, antara lain fast patrol boat (FBB) class, Parchim class, PKR class, Sigma class, Bung Tomo class, dan Corvette Fatahillah class.
PT PAL kepada Prabowo melaporkan kemajuan dari proyek modernisasi itu mencapai 40 persen. Sebanyak 25 kapal dari total 41 kapal perang telah diperbaiki bagian badannya.
“Ini satu potensi aset yang besar, 41 kapal kalau dimodernisasi, di-refurbish, repowering, replating, ditambah persenjataan ampuh, saya kira Indonesia akan punya kekuatan maritim yang diperhitungkan. 41 kapal ini cukup besar,” kata Prabowo.
Di lokasi yang sama, Wakil Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL (Waaslog Kasal) Laksamana Pertama TNI Maman Rohman berharap proyek modernisasi itu segera rampung sehingga armada TNI AL dapat siap tempur.
“Terima kasih atas program refurbishment ini atau program peningkatan kemampuan kapal-kapal TNI AL, diharapkan kalau kami lihat, seluruh kapal akan siap tempur,” kata Waaslog Kasal.
Dalam pertemuan di galangan kapal PT PAL, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (23/1), Prabowo menyampaikan pembangunan fregat Merah Putih membanggakan, karena untuk pertama kalinya Indonesia mencetak sejarah membangun kapal perang fregat di dalam negeri.
“Ini sangat membanggakan, berarti kita membuat sejarah, kapal perang terbesar dan 100 persen dibuat oleh putra-putri Indonesia,” kata Prabowo sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Dia pun berharap para pekerja fregat Merah Putih terus bersemangat sampai akhirnya mimpi membangun fregat pertama di dalam negeri itu terwujud.
“Saya atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudara sekalian. Terima kasih atas dedikasi saudara-saudara. Terima kasih atas prestasi, kapasitas saudara-saudara,” kata Prabowo kepada para pekerja galangan kapal PT PAL.
Kementerian Pertahanan RI memesan dua unit fregat ke PT PAL, yang proyeknya kemudian disebut Fregat Merah Putih.
PT PAL pada 25 Agustus 2023 berhasil melewati tahapan peletakan lunas kapal (keel laying) untuk satu unit kapal pesanan Pemerintah RI. Kapal fregat itu diproyeksikan operasional dan dapat memperkuat TNI Angkatan Laut pada 2028.
Fregat Merah Putih, yang masih dalam tahapan pembangunan, memiliki panjang 140 meter dan bobot (displacement) 5.996 ton.
Di galangan kapal yang sama, Prabowo juga meninjau kemajuan proyek modernisasi 41 kapal peran (KRI) yang dipimpin PT PAL. PT PAL menggandeng galangan kapal dalam negeri lainnya untuk proyek modernisasi itu, yang disebut R41, antara lain PT Batamec, PT Palindo Marine, PT Waruna Shipyard, dan PT Dok Bahari Nusantara.
Beberapa jenis kapal yang masuk dalam proyek modernisasi itu, antara lain fast patrol boat (FBB) class, Parchim class, PKR class, Sigma class, Bung Tomo class, dan Corvette Fatahillah class.
PT PAL kepada Prabowo melaporkan kemajuan dari proyek modernisasi itu mencapai 40 persen. Sebanyak 25 kapal dari total 41 kapal perang telah diperbaiki bagian badannya.
“Ini satu potensi aset yang besar, 41 kapal kalau dimodernisasi, di-refurbish, repowering, replating, ditambah persenjataan ampuh, saya kira Indonesia akan punya kekuatan maritim yang diperhitungkan. 41 kapal ini cukup besar,” kata Prabowo.
Di lokasi yang sama, Wakil Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL (Waaslog Kasal) Laksamana Pertama TNI Maman Rohman berharap proyek modernisasi itu segera rampung sehingga armada TNI AL dapat siap tempur.
“Terima kasih atas program refurbishment ini atau program peningkatan kemampuan kapal-kapal TNI AL, diharapkan kalau kami lihat, seluruh kapal akan siap tempur,” kata Waaslog Kasal.