Jakarta (ANTARA) -
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan tidak akan melakukan penyesuaian target investasi pada tahun politik 2024 yang sebesar Rp1.650 triliun.
Ia menyebutkan sebagai orang timur, pantang baginya untuk menyerah pada target.
"Anak Papua, kalau kita orang timur itu pantang menyerah pada target, itu ciri-ciri orang timur. Jadi, begitu ada perintah dari Presiden investasi Rp1.650 triliun tahun ini, maka saya dengan tim, bukan saya yang kerja, tim ini yang kerja, DPMPTSP, setelah kami rakor kemarin mereka menyatakan bahwa akan tetap tidak melakukan penyesuaian target," kata Bahlil dalam paparan realisasi investasi 2023 di Jakarta, Rabu.
Bahlil menyebutkan syarat untuk mencapai target investasi 2024 adalah terus memastikan bahwa investor merasa aman dan nyaman atas iklim investasi di Indonesia, utamanya di tahun politik yang penuh dinamika.
"Syaratnya cuma satu, dalam Pemilu ini jangan terlalu banyak fitnah. Jangan terlalu jatuhkan negara kita supaya stabil. Itu saja," katanya.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan pada tahun ini, pihaknya akan tetap fokus menggenjot investasi di sektor infrastruktur, jasa dan hilirisasi.
Khusus investasi hilirisasi, ia menargetkan investasi di sektor tersebut pada 2024 bisa berkontribusi hingga 45-50 persen dari total investasi. Adapun saat ini ia menyebutkan realisasi investasi di sektor hilirisasi telah mencapai hampir 40 persen dari total investasi.
"Jadi hilirisasi diperluas, tidak hanya di pertambangan saja. Kita sudah mulai perluas karena calon investornya juga sudah mulai kelihatan," kata Bahlil.
Kementerian Investasi/BKPM sudah memetakan perluasan cakupan hilirisasi industri di delapan sektor, yaitu mineral, batu bara, minyak Bumi, gas Bumi, perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan.
Terdapat 21 komoditas dari delapan sektor prioritas hilirisasi dengan potensi investasi sebesar sekira 545,3 miliar dolar AS (setara Rp8.200 triliun dengan kurs Rp15.200 per dolar AS) sepanjang 2023-2035.
Secara rinci, potensi investasi hilirisasi di sektor mineral dan batu bara sebesar 427,1 miliar dolar AS, minyak dan gas bumi sebesar 67,6 miliar dolar AS, serta perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan sebesar 50,6 miliar dolar AS.
Ia menyebutkan sebagai orang timur, pantang baginya untuk menyerah pada target.
"Anak Papua, kalau kita orang timur itu pantang menyerah pada target, itu ciri-ciri orang timur. Jadi, begitu ada perintah dari Presiden investasi Rp1.650 triliun tahun ini, maka saya dengan tim, bukan saya yang kerja, tim ini yang kerja, DPMPTSP, setelah kami rakor kemarin mereka menyatakan bahwa akan tetap tidak melakukan penyesuaian target," kata Bahlil dalam paparan realisasi investasi 2023 di Jakarta, Rabu.
Bahlil menyebutkan syarat untuk mencapai target investasi 2024 adalah terus memastikan bahwa investor merasa aman dan nyaman atas iklim investasi di Indonesia, utamanya di tahun politik yang penuh dinamika.
"Syaratnya cuma satu, dalam Pemilu ini jangan terlalu banyak fitnah. Jangan terlalu jatuhkan negara kita supaya stabil. Itu saja," katanya.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan pada tahun ini, pihaknya akan tetap fokus menggenjot investasi di sektor infrastruktur, jasa dan hilirisasi.
Khusus investasi hilirisasi, ia menargetkan investasi di sektor tersebut pada 2024 bisa berkontribusi hingga 45-50 persen dari total investasi. Adapun saat ini ia menyebutkan realisasi investasi di sektor hilirisasi telah mencapai hampir 40 persen dari total investasi.
"Jadi hilirisasi diperluas, tidak hanya di pertambangan saja. Kita sudah mulai perluas karena calon investornya juga sudah mulai kelihatan," kata Bahlil.
Kementerian Investasi/BKPM sudah memetakan perluasan cakupan hilirisasi industri di delapan sektor, yaitu mineral, batu bara, minyak Bumi, gas Bumi, perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan.
Terdapat 21 komoditas dari delapan sektor prioritas hilirisasi dengan potensi investasi sebesar sekira 545,3 miliar dolar AS (setara Rp8.200 triliun dengan kurs Rp15.200 per dolar AS) sepanjang 2023-2035.
Secara rinci, potensi investasi hilirisasi di sektor mineral dan batu bara sebesar 427,1 miliar dolar AS, minyak dan gas bumi sebesar 67,6 miliar dolar AS, serta perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan sebesar 50,6 miliar dolar AS.