Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa, membahas antara lain komitmen Indonesia untuk menjadi anggota penuh organisasi tersebut dalam kurun waktu tiga tahun.
"Indonesia berkomitmen menjadi anggota OECD dalam waktu tiga tahun. Tadi disampaikan Bapak Presiden bahwa kita akan membentuk tim untuk itu dan akan mendorong aksesi OECD ini terintegrasi dengan pembangunan jangka menengah Indonesia," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers melalui siaran akun YouTube Sekretariat Presiden yang disaksikan di Jakarta, Selasa.
Airlangga mengatakan, Presiden telah membentuk tim untuk percepatan aksesi Indonesia sebagai negara tetap anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD).
Hal itu sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Tim Nasional Persiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia dalam OECD atau Tim Nasional OECD yang diketuai oleh Airlangga Hartarto, didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Proses aksesi Indonesia menjadi anggota tetap OECD, kata Airlangga, juga akan terintegrasi dengan pembangunan jangka menengah.
Airlangga pun membandingkan pencapaian Indonesia dengan negara lain yang sudah menjadi anggota tetap OECD, yakni Kosta Rika dengan defisit APBN sebesar 5 persen. Sementara itu, defisit APBN Indonesia jauh lebih rendah, yakni di bawah 3 persen.
Selain itu, Indonesia juga telah resmi menjadi anggota penuh Financial Action Task Force (FATF) ke-40, organisasi internasional yang berfokus pada upaya global dalam pemberantasan pencucian uang, pendanaan terorisme, dan pendanaan proliferasi senjata pemusnah masal.
Adapun pertemuan Presiden Jokowi dan Sekjen Mathias Cormann ini adalah kali kedua. Pertemuan pertama dilakukan pada Agustus 2023 yang membahas info terkini terkait proses aksesi dan langkah yang perlu diambil pemerintah Indonesia agar bisa menjadi anggota tetap OECD.
Indonesia sendiri telah masuk dalam daftar aksesi OECD dan sejak 2007, Indonesia telah menjadi mitra OECD bersama Brasil, India, China dan Afrika Selatan.
Sekjen Mathias Cormann juga dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih RI Prabowo Subianto, Ketua DPR RI Puan Maharani, pimpinan DPR RI, Tim Nasional Aksesi OECD, Kadin dan Apindo.
"Juga akan membuka workshop teknis mengenai prosesi aksesi OECD dari kementerian dan lembaga," kata Airlangga.
"Indonesia berkomitmen menjadi anggota OECD dalam waktu tiga tahun. Tadi disampaikan Bapak Presiden bahwa kita akan membentuk tim untuk itu dan akan mendorong aksesi OECD ini terintegrasi dengan pembangunan jangka menengah Indonesia," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers melalui siaran akun YouTube Sekretariat Presiden yang disaksikan di Jakarta, Selasa.
Airlangga mengatakan, Presiden telah membentuk tim untuk percepatan aksesi Indonesia sebagai negara tetap anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD).
Hal itu sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Tim Nasional Persiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia dalam OECD atau Tim Nasional OECD yang diketuai oleh Airlangga Hartarto, didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Proses aksesi Indonesia menjadi anggota tetap OECD, kata Airlangga, juga akan terintegrasi dengan pembangunan jangka menengah.
Airlangga pun membandingkan pencapaian Indonesia dengan negara lain yang sudah menjadi anggota tetap OECD, yakni Kosta Rika dengan defisit APBN sebesar 5 persen. Sementara itu, defisit APBN Indonesia jauh lebih rendah, yakni di bawah 3 persen.
Selain itu, Indonesia juga telah resmi menjadi anggota penuh Financial Action Task Force (FATF) ke-40, organisasi internasional yang berfokus pada upaya global dalam pemberantasan pencucian uang, pendanaan terorisme, dan pendanaan proliferasi senjata pemusnah masal.
Adapun pertemuan Presiden Jokowi dan Sekjen Mathias Cormann ini adalah kali kedua. Pertemuan pertama dilakukan pada Agustus 2023 yang membahas info terkini terkait proses aksesi dan langkah yang perlu diambil pemerintah Indonesia agar bisa menjadi anggota tetap OECD.
Indonesia sendiri telah masuk dalam daftar aksesi OECD dan sejak 2007, Indonesia telah menjadi mitra OECD bersama Brasil, India, China dan Afrika Selatan.
Sekjen Mathias Cormann juga dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih RI Prabowo Subianto, Ketua DPR RI Puan Maharani, pimpinan DPR RI, Tim Nasional Aksesi OECD, Kadin dan Apindo.
"Juga akan membuka workshop teknis mengenai prosesi aksesi OECD dari kementerian dan lembaga," kata Airlangga.