Palu, (antarasulteng.com) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melakukan pembinaan terhadap enam pelaku usaha dari berbagai kota dan kabupaten yang bergerak di bidang kepariwisataan.
Kepala Dinas Pariwisata Sulteng, Ardiansyah Lamasitudju di Palu, Selasa mengatakan pelaku usaha tersebut selanjutnya akan diberikan peluang untuk membuka dan mengebangkan usaha di berbagai objek-objek wisata yang ada di Sulawesi Tengah.
"Para pelaku usaha kreatif yang harus dibina. Mereka selanjutnya akan di tempatkan di objek-objek wisata," ucap Ardiansyah.
Kata Aridiansyah pelaku usaha yang dibina oleh pihaknya, terdiri dari pelaku usaha menengah kebawah dan pelaku usaha kreatif rumahan atau home industri.
Pelaku usaha itu, sebut dia, diberikan pelatihan selama beberapa hari dibiayai oleh pemerintah, meliputi mengemas produk, mengembangkan produk serta kenikmatan suatu produk yang disajikan.
"Ada pakar-pakar yang kami libatkan untuk memberikan pelatihan kepada mereka pelaku usaha, mulai dari mengemas, mengolah serta memasarkan sampai dengan mengenai kenikmatan produk," ujarnya.
Ia mengatakan hal itu dilakukan pihaknya tidak hanya untuk menunjang sektor kepariwisataan, melainkan turut serta menjadi upaya untuk membuka lapangan kerja demi meningkatkan taraf hidup masyarakat.
"Hal ini dimulai dengan memberikan pemahaman, peningkatan sumber daya manusia dan keterampilan. Agar bida berdaya saing," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa masih banyak objek-objek wisata potensial di Sulawesi Tengah yang belum tersedian pelaku usaha dalam pengembangannya.
Kepala Dinas Pariwisata Sulteng, Ardiansyah Lamasitudju di Palu, Selasa mengatakan pelaku usaha tersebut selanjutnya akan diberikan peluang untuk membuka dan mengebangkan usaha di berbagai objek-objek wisata yang ada di Sulawesi Tengah.
"Para pelaku usaha kreatif yang harus dibina. Mereka selanjutnya akan di tempatkan di objek-objek wisata," ucap Ardiansyah.
Kata Aridiansyah pelaku usaha yang dibina oleh pihaknya, terdiri dari pelaku usaha menengah kebawah dan pelaku usaha kreatif rumahan atau home industri.
Pelaku usaha itu, sebut dia, diberikan pelatihan selama beberapa hari dibiayai oleh pemerintah, meliputi mengemas produk, mengembangkan produk serta kenikmatan suatu produk yang disajikan.
"Ada pakar-pakar yang kami libatkan untuk memberikan pelatihan kepada mereka pelaku usaha, mulai dari mengemas, mengolah serta memasarkan sampai dengan mengenai kenikmatan produk," ujarnya.
Ia mengatakan hal itu dilakukan pihaknya tidak hanya untuk menunjang sektor kepariwisataan, melainkan turut serta menjadi upaya untuk membuka lapangan kerja demi meningkatkan taraf hidup masyarakat.
"Hal ini dimulai dengan memberikan pemahaman, peningkatan sumber daya manusia dan keterampilan. Agar bida berdaya saing," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa masih banyak objek-objek wisata potensial di Sulawesi Tengah yang belum tersedian pelaku usaha dalam pengembangannya.