Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan 10 daerah di Provinsi Sulawesi Tengah mewaspadai dampak hidrometeorologi yang pengaruhi oleh hujan.
Potensi hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat masih terjadi di Sulawesi Tengah, meskipun saat ini secara keseluruhan di Indonesia mulai memasuki musim kemarau," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis-Aljufi Palu Nur Alim di Palu, Jumat.
Potensi hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat masih terjadi di Sulawesi Tengah, meskipun saat ini secara keseluruhan di Indonesia mulai memasuki musim kemarau," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis-Aljufi Palu Nur Alim di Palu, Jumat.
Berdasarkan rilis diterbitkan stasiun Meteorologi Sis-Aljufi Palu 10 daerah dengan status waspada yakni Kabupaten Tojo Una-una, Banggai, Buol, Parigi Moutong, Tolitoli, Donggala, Morowali, Morowali Utara, Poso dan Sigi, imbauan ini berlaku hingga 16 Juni 2024.
Oleh sebab itu masing-masing pemerintah daerah (pemda) perlu melakukan upaya antisipasi guna memitigasi dampak yang ditimbulkan dari potensi bencana hidrometeorologi.
"Kami mengimbau masyarakat sekitarnya tidak melakukan perjalanan di malam hari, khususnya pada jalur-jalur pegunungan, karena tingkat kelembaban pada jalur pegunungan meninggal saat malam hari, sekaligus menghindari adanya tanah longsor," ujarnya.
Menurut pengamatan BMKG, katanya, masih tingginya intensitas hujan di provinsi ini dipengaruhi pertumbuhan siklon tropis di Utara Indonesia tepatnya di atas langit Filipina sehingga mempengaruhi laju pergerakan masa udara.
Pergerakan masa udara yang lambat di atas langit Sulawesi Tengah cepat membentuk gumpalan awan hujan, sehingga memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan intensitas hujan.
"Masyarakat tidak perlu panik, secara manusiawi kewaspadaan itu tetap harus diutamakan," ucap Alim.
Ia mengemukakan di sisi lain iklim Sulawesi Tengah berbeda dengan iklim yang berada di daerah-daerah lain, di provinsi ini tidak memiliki batas jelas periode musim hujan dan kemarau atau daerah "non zom".
"Cuaca di Sulteng tidak konsisten, terkadang cuaca terik tiba-tiba mendung dan turun hujan dan hal itu lumrah terjadi," kata dia.