Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan transformasi digital berpeluang mencetak pangsa pasar untuk mendukung teknologi pendidikan.
“Dengan adanya digitalisasi membawa peluang untuk memanfaatkan pasar finansial,” kata Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Wijaya Kusumawardhana di sela konferensi internasional pendidikan inklusif era digital di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan ukuran pasar teknologi pendidikan secara global pada 2023 mencapai 142,3 miliar dolar AS pada 2023 dan diperkirakan pada 2030 mencapai 348,4 miliar dolar atau rata-rata per tahun tumbuh mencapai sekitar 13,6 persen.
Di sisi lain, kehadiran digitalisasi membantu sektor pendidikan dalam tiga area, yakni aksesibilitas, personalisasi dan keterkaitan.
Ada pun kemajuan teknologi terkini di antaranya Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data, sistem database, robot, hingga bio teknologi berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan pasar.
Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah terus mendorong pembangunan dan percepatan infrastruktur digital yang mendorong penetrasi internet atau akses jaringan data di tanah air.
Ada pun infrastruktur itu, kata dia, di antaranya pembangunan base transceiver station (BTS), pemanfaatan satelit dan kabel optik.
“Untuk data terakhir hampir 80 persen (sudah terlayani jaringan data). Kami terus dorong agar mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs),” imbuhnya.
Apalagi pada 2025 diperkirakan ada sekitar tujuh miliar telepon pintar di seluruh dunia yang mendukung penetrasi jaringan data.
Selain itu, lanjut dia, diperkirakan akan ada 40 kota besar di dunia yang mendorong perubahan terhadap infrastruktur global dan sistem transportasi.
Sementara itu, imbuh dia, untuk mendukung transformasi digital berkelanjutan, Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital selama periode 2015-2030.
Untuk itu, pada 2017 hingga pertengahan 2023 sudah diadakan gerakan nasional literasi digital kepada 22,8 juta penerima pelatihan.
Kemudian pada 2019-2023 sudah ada 532 ribu talenta digital dan mengakselerasi pelatihan kepemimpinan digital yang sudah diikuti 1.113 peserta.