Samarinda (ANTARA) -
Erik, salah seorang warga suku Dayak Tunjung, yang menjalani hukuman pidana selama delapan tahun, menunjukkan bakat dalam seni lukis dan ukir, meskipun napi tersebut berada dalam penjara.
Dalam lukisan karya Erik ini juga menampilkan wajah Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik dan menggambarkan kolaborasi Kaltim sebagai daerah penyangga untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Erik mengaku belajar melukis secara otodidak selama berada di Lapas Kelas IIA Samarinda.
"Memang dari awal asli tukang ukirnya, tapi lukis bisa juga ya. Iya, sedikit-sedikit belajar di sini," ujarnya.
Selama telah menjalani hukungan dua tahun lebih di Lapas tersebut, Erik telah menghasilkan berbagai karya seni lukis dan ukiran.
Erik berharap karyanya dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi masyarakat Kaltim, terutama dalam mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara.
"Harapannya sebagai warga Kaltim untuk IKN, kita lebih mantap lagi," katanya dengan nada semangat.
Seorang warga binaan pemasyarakatan Erik (kanan) saat menyerahkan karya lukisan Istana Negara dan Istana Garuda Ibu Kota Nusantara kepada Asisten I Pemprov Kaltim Muhammad Syirajuddin (kiri) di Lapas Kelas IIA Samarinda, Kaltim, Jumat (16/8/2024). ANTARA/Ahmad Rifandi
Sementara itu Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Kaltim Muhammad Syirajuddin yang mewakili Penjabat Gubernur Kaltim, menerima hadiah lukisan produk Erik.
"Kami ucapkan terima kasih atas karya luar biasa ini. Salah satu dari narapidana di Kalimantan Timur sudah menunjukkan potensi besar dalam seni," kata Syirajuddin.
Syirajuddin juga menekankan pentingnya memberikan kesempatan kepada narapidana untuk berkarya.
"Petugas Lapas di Samarinda benar-benar memberikan kesempatan untuk berkarya di sini. Saya yakin semua narapidana punya potensi dan kemampuan sesuai bidang masing-masing," ujarnya.
Selain melukis, para narapidana juga terlibat dalam berbagai kegiatan kreatif lainnya, seperti mendaur ulang sampah plastik menjadi karya seni dan membuat kaligrafi.
"Sebetulnya mereka ini punya bakat yang sekarang sudah diasah dan dibina oleh teman-teman di Lapas," ujar Syirajuddin.
Syirajuddin juga berharap masyarakat dapat menerima narapidana yang telah dibina dengan baik di Lapas.
"Mereka juga manusia biasa yang nanti memanfaatkan waktu di luar untuk berkelakuan baik karena sudah dilakukan pembinaan di dalam Lapas," ujarnya.
Seorang warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas II A Samarinda, Kalimantan Timur, Erik, memiliki cita-cita untuk menghasilkan karya seni yang akan dipamerkan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Saya pernah lihat gambar lukisan ini di media-media, jadi pengen lukis ini," ujar Erik sambil menunjukkan lukisan gedung Istana Negara dan Istana Garuda IKN yang sedang dikerjakan di Lapas Samarinda, Kaltim, Jumat.Erik, salah seorang warga suku Dayak Tunjung, yang menjalani hukuman pidana selama delapan tahun, menunjukkan bakat dalam seni lukis dan ukir, meskipun napi tersebut berada dalam penjara.
Dalam lukisan karya Erik ini juga menampilkan wajah Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik dan menggambarkan kolaborasi Kaltim sebagai daerah penyangga untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Erik mengaku belajar melukis secara otodidak selama berada di Lapas Kelas IIA Samarinda.
"Memang dari awal asli tukang ukirnya, tapi lukis bisa juga ya. Iya, sedikit-sedikit belajar di sini," ujarnya.
Selama telah menjalani hukungan dua tahun lebih di Lapas tersebut, Erik telah menghasilkan berbagai karya seni lukis dan ukiran.
Erik berharap karyanya dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi masyarakat Kaltim, terutama dalam mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara.
"Harapannya sebagai warga Kaltim untuk IKN, kita lebih mantap lagi," katanya dengan nada semangat.
Sementara itu Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Kaltim Muhammad Syirajuddin yang mewakili Penjabat Gubernur Kaltim, menerima hadiah lukisan produk Erik.
"Kami ucapkan terima kasih atas karya luar biasa ini. Salah satu dari narapidana di Kalimantan Timur sudah menunjukkan potensi besar dalam seni," kata Syirajuddin.
Syirajuddin juga menekankan pentingnya memberikan kesempatan kepada narapidana untuk berkarya.
"Petugas Lapas di Samarinda benar-benar memberikan kesempatan untuk berkarya di sini. Saya yakin semua narapidana punya potensi dan kemampuan sesuai bidang masing-masing," ujarnya.
Selain melukis, para narapidana juga terlibat dalam berbagai kegiatan kreatif lainnya, seperti mendaur ulang sampah plastik menjadi karya seni dan membuat kaligrafi.
"Sebetulnya mereka ini punya bakat yang sekarang sudah diasah dan dibina oleh teman-teman di Lapas," ujar Syirajuddin.
Syirajuddin juga berharap masyarakat dapat menerima narapidana yang telah dibina dengan baik di Lapas.
"Mereka juga manusia biasa yang nanti memanfaatkan waktu di luar untuk berkelakuan baik karena sudah dilakukan pembinaan di dalam Lapas," ujarnya.